Sukses

5 Perkembangan Terkini Covid-19 Varian Omicron di Indonesia

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan kembali menyampaikan perkembangan terkini kasus Covid-19 di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan kembali menyampaikan perkembangan terkini kasus Covid-19 di Indonesia.

Salah satunya menurut Luhut, kasus penyebaran Covid-19 varian Omicron kini sudah cukup terkendali.

"Saya sampaikan, kasus Omicron terkendali," ujar Luhut dalam konferensi pers di Youtube Sekretariat Presiden, Senin 21 Februari 2022.

Dia menegaskan, meskipun penambahan kasus sudah melebihi trend Delta, namun kondisi rawat inap dan kematian jauh lebih rendah dibandingkan varian Delta beberapa waktu lalu.

Selain itu, Luhut menyadari bahwa sejumlah negara sudah mulai transisi dari pandemi menuju endemi Covid-19. Namun, kata dia, Indonesia tidak perlu latah dengan ikut melakukan transisi menuju endemi.

Berikut sederet perkembangan terkini kasus Covid-19 di Indonesia disampaikan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dihimpun Liputan6.com:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

1. Tegaskan Kasus Omicron Terkendali

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim, kasus penyebaran Covid-19 varian omicron kini sudah cukup terkendali.

Pernyataan itu keluar pasca menggelar rapat terbatas evaluasi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berlevel bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan jajarannya.

"Saya sampaikan, kasus Omicron terkendali," kata Luhut dalam sesi teleconference, Senin 21 Februari 2022.

 

3 dari 7 halaman

2. Akui Kasus Meninggal Masih Tinggi

Namun, Luhut tak menyangkal jika penularan omicron di Indonesia saat ini masih sangat tinggi. Itu terlihat dari angka kematian akibat Covid-19 yang masih di atas 100 orang per hari.

Menurut data yang dibacakannya, mayoritas kasus meninggal dialami para penderita komorbid.

"Paling banyak terjadi pada penderita diabetes militus, dan 69 persen diantaranya belum mendapat vaksin," terang Luhut.

 

4 dari 7 halaman

3. Kasus Omicron Lampaui Delta, Tetap Jauh Lebih Baik

Kendati begitu, Luhut menyatakan situasinya masih jauh lebih baik dibandingkan puncak kasus varian delta pada pertengahan tahun lalu.

"Meski penambahan kasus melebihi tren delta, tapi kondisi rawat inap dan kematian masih di bawah delta," ujar Luhut.

Menurutnya, hal itu terlihat dari catatan pemerintah, dimana kasus konfirmasi harian di DKI Jakarta, Banten, dan Bali sudah mengalami penurunan selama 7 hari terakhir. Selain itu, tingkat keterisian di rumah sakit di juga menurun.

"Hingga hari ini jumlah keterisian rawat inap rumah sakit di Jawa-Bali masih jauh di bawah keterisian varian Delta," kata Luhut.

 

5 dari 7 halaman

4. Tegaskan Tak Ingin Latah Ubah Status Pandemi Jadi Endemi

Luhut pun menyadari bahwa sejumlah negara sudah mulai transisi dari pandemi menuju endemi Covid-19. Namun, kata dia, Indonesia tidak perlu latah dengan ikut melakukan transisi menuju endemi.

"Meskipun, beberapa negara lain sudah mulai memberlakukan kebijakan pelonggaran untuk transisi ke endemi seperti Inggris, Denmark hingga Singapura. Namun, kita tidaklah perlu latah ikut-ikutan seperti negara tersebut," terang Luhut.

Menurut dia, Indonesia akan melakukan transisi menuju endemi secara bertahap, bertingkat, dan berlanjut. Selain itu, proses transisi yang dilakukan Indonesia akan berbasiskan data indikator kesehatan, ekonomi dan sosial budaya, serta menerapkan prinsip kehati-hatian.

Luhut mengatakan pemerintah menggunakan pra-kondisi endemi sebagai pijakan dengan menggunakan indikator. Misalnya, tingkat kekebalan masyarakat yang tinggi, tingkat kasus Covid-19 yang rendah berdasarkan indikator Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hingga kapasitas respons fasilitas kesehatan yang memadai maupun menggunakan surveilans aktif.

"Selain itu pra-kondisi ini juga harus terjadi dalam rentang waktu yang cukup panjang dan sudah stabil ataupun konsisten," kata dia.

 

6 dari 7 halaman

5. Genjot Vaksinasi, Terus Sempurnakan Transisi Pandemi Jadi Endemi

Luhut menyebut usulan konsep, kriteria dan indikator transisi pandemi ke endemi dari waktu ke waktu masih akan terus disempurnakan dengan para pakar dan ahli dibidangnya.

Untuk menuju transisi ke endemi, Luhut menuturkan tingkat vaksinasi dosis kedia dan booster harus ditingkatkan.

"Untuk dapat mencapai cita-cita transisi dari pandemi ke endemi, hal utama yang perlu dilakukan adalah menggenjot vaksinasi dosis kedua dan booster utamanya bagi para lansia," kata dia.

Oleh sebab itu, Luhut mengajak masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi Covid-19 dosis kedua dan booster.

Dia juga terus mendorong dan meminta bantuan kepada pemerintah daerah untuk terus aktif mensosialisasikan dan memaksimalkan jumlah vaksinasi booster bagi yang sudah memiliki tiket vaksin ketiga.

"Saya juga meminta masyarakat yang sudah memiliki tiket vaksin ketiga ataupun yang sudah di vaksinasi lengkap dengan rentang waktu 6 bulan dapat langsung mendatangi gerai-gerai vaksin yang telah disiapkan," kata Luhut.

7 dari 7 halaman

Gejala Covid-19 Omicron dan Cara Penanganan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.