Sukses

Partai Ummat Tuding Rekam Jejak Penangkapan Teroris Buruk, Ini Kata Densus 88

Aswin menegaskan, dalam menangkap terduga teroris Densus 88 tidak pernah melihat status mereka, termasuk penangkapan salah satu kader Partai Ummat berinisial RH yang diduga terlibat terorisme.

Liputan6.com, Jakarta - Partai Ummat menuding Densus 88 Antiteror memiliki rekam jejak yang buruk dalam hal pemberantasan terorisme. Menanggapi hal ini, Kabag Bantuan Operasi Densus 88 Kombes Aswin Siregar mengatakan, proses penangkapan terduga pelaku teroris turut diawasi dengan sejumlah perangkat yang ada di internal Polri.

"Demikian pula eksternal, berbagai stakeholder terkait, termasuk Komnas HAM hingga lembaga peradilan yang menyidangkan kasus-kasus terorisme yang ditangani oleh Densus 88," ujar Aswin di Jakarta, Senin, (14/2/2022).

Aswin menegaskan, dalam menangkap terduga teroris Densus 88 tidak pernah melihat status mereka, termasuk penangkapan salah satu kader Partai Ummat berinisial RH yang diduga terlibat terorisme. 

"Sama seperti tersangka tindak pidana terorisme lain, Densus 88 tidak melihat status seseorang," ucapnya.

Menurutnya, selama Densus memiliki alat bukti yang cukup, maka itu bisa dijadikan dasar untuk menangkap seseorang yang diduga terlibat aktivitas terorisme.

"Yang jadi dasar adalah alat bukti yang dimiliki penyidik terhadap keterkaitan seseorang dengan jaringan atau kelompok teroris ataupun terhadap suatu perkara tindak pidana terorisme yang terjadi," tuturnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kader Partai Ummat Ditangkap Densus

Sebelumnya, Partai Ummat menyebut Densus 88 memiliki rekam jejak yang buruk dalam menangkap terduga teroris. Dia meminta pemerintah mengevaluasi kinerja Densus.

Hal ini dikatakan Jubur Partai Ummat Mustofa Nahrawardaya usai salah kadernya berinisial RH ditangkap Densus 88 di Bengkulu.

"Melihat track record Densus 88 di dalam proses penangkapan terduga teroris yang tidak baik, kami mengusulkan pemerintah mengevaluasi prosedur bekerja Densus, sehingga tidak menjadi teror bagi masyarakat," ujar Mustofa, Minggu, (13/2/2022).

Dia kemudian menyinggung soal Badan Nasional Pencegahan Terorisme (BNPT) yang sempat minta maaf soal daftar ratusan pesantren yang terafiliasi ISIS.

"Apalagi kemarin baru saja BNPT meminta maaf atas tidak akuratnya informasi ratusan pesantren yang dilabeli terafiliasi ISIS. Jangan sampai penangkapan ini pun menjadi bentuk teror baru," tuturnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.