Sukses

Kasus Aktif Covid-19 di Jakarta Capai 74 Ribu

Angka ini sekaligus penambahan dari jumlah kasus harian di hari sebelumnya yang menyentuh angka 15 ribuan kasus. Jumlah kasus itu melebihi puncak kasus Covid-19 yang terjadi pada Juli 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyebut kasus aktif Covid-19 di Ibu Kota mencapai 74 ribu sampai awal pekan ini, Senin, 7 Februari 2022.

Angka ini sekaligus penambahan dari jumlah kasus harian di hari sebelumnya yang menyentuh angka 15 ribuan kasus. Jumlah kasus itu melebihi puncak kasus Covid-19 yang terjadi pada Juli 2021.

"Jumlah kasus baru ini melebihi rekor penambahan kasus harian yang pernah terjadi sebelumnya pada tanggal 12 Juli 2021, karena pada saat itu sekitar 14.500,” ucap Anies dalam sebuah video di akun Instagram pribadinya dikutip pada Rabu (9/2/2022).

Jumlah kasus harian saat ini di Jakarta lebih banyak ketimbang yang terjadi saat Ibu Kota dihantam varian Delta. Kendati begitu, tren angka kematian masih lebih kecil daripada pandemi Covid-19 gelombang kedua pada 2021.

"Bila pada saat puncak gelombang kedua yang lalu angka kematian positif Covid-19 mencapai sampai 200-an dalam sehari. Saat ini angka kematian dalam kisaran 30 per hari," ungkapnya.

Anies juga mengatakan, kasus kematian pasien Covid-19 di DKI Jakarta didominasi oleh warga yang belum mendapatkan vaksin Covid-19.

"Kebanyakan kasus kematian masih didominasi oleh warga yang belum mendapatkan vaksin lengkap. Oleh karena itu bagi semuanya saya ingin mengingatkan kembali untuk mari kita menuntaskan vaksinasi," jelasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Segera Booster

Anies juga mengajak warga Jakarta agar segera mendapatkan suntikan vaksin booster. Dia mengakui bahwa angka kematian pada pandemi gelombang ketiga ini lebih rendah daripada yang terjadi pada 2021.

Namun begitu, satu nyawa menurut mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu amat berarti. Untuk itu dia minta supaya hal itu bisa dicegah dengan sekuat tenaga.

"Kematian yang lebih rendah ini bisa disebabkan karena beberapa faktor, di antaranya sifat dari varian Omicron sendiri yang tidak seganas varian Delta, tapi juga faktor vaksinasi dan kekebalan warga Jakarta yang sudah jauh lebih tinggi dibandingkan tahun lalu," papar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.