Sukses

Gus Baha Sebut Ganjar Cucu Kiai Besar Mbah Hisyam, Siapa Dia ?

KH Hisyam selain menjadi pengasuh pesantren, juga aktif di NU. Dirinya tercatat pernah menjabat sebagai Rais Syuriah PCNU Purbalingga selama tiga periode, yakni periode tahun 1973-1975, 1975-1978, dan 1978-1983.

Liputan6.com, Jakarta Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menemui tokoh ulama KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha di kediamannya. Dalam pertemuannya Gus Baha sempat menyebut Ganjar Pranowo sebagai cucu dari Kyai Hisyam. 

"Wah saya kedatangan mantu kiai ini. Pak Ganjar iki putune Mbah Hisyam lho," kata Gus Baha, ketika Ganjar berkunjung ke rumahnya, Rabu (2/2/2022). 

Menurut Gus Baha Mbah Hisyam adalah ulama yang sangat disegani dan dihormati dimatanya. 

Siapakah Mbah Hisyam yang dimaksud Gus Baha?

Berdasarkan data yang dihimpun dari berbagai sumber. Mbah Hisyam memiliki nama kecil Muhammad Qosim, Kiai Hisyam Abdul Karim merupakan ulama karismatik. Selain itu, beliau juga pejuang kemerdekaan dan inspirator bangsa.

Sekitar 15 tahun mengembara dari satu pondok ke pondok lain dari Jawa Barat hingga Jawa Timur ditempuhnya guna belajar ilmu mengaji. Hisyam muda berguru pada sejumlah kyai besar diantaranya Kiai Dahlan di Desa Kaliwangi Mrébét, Kyai Zuhdi di Pondok Leler Banyumas, dan Kyai Dahlan di Pondok Jampes Kediri.

Secara khusus, dalam bidang qiroatul Qur'an, Kiai Hisyam berguru kepada Kiai Yusuf Buntet Cirebon, dan Kiai Nuh Pager Aji Cilongok. Dalam bidang Thoriqoh, beliau berguru kepada Kiai Rifa'i Sokaraja.

Usai nyantri di berbagai pesantren, dengan restu sang guru, Syekh Dahlan Ihsan, KH Hisyam kemudian mendirikan Pondok Pesantren Roudlotus Sholihin di Pedukuhan Sokawera, Desa Kalijaran, Karanganyar, Purbalingga.

Mbah Hisyam Kalijaran merupakan panggilan sapaan dari jamaahnya di kalangan nahdliyin daerah Banyumasan. Bahkan, Mbah Hisyam dikenal sebagai ulama yang ampuh keilmuan sekaligus kanuragannya. 

Beliau juga sangat lekat di ingatan jamaahnya sebagai ulama yang murah senyum, lucu namun sangat dalam isi dakwahnya. Uniknya, selain mengaji, para santri di Kalijaran juga dibekali ilmu-ilmu lain seperti baris-berbaris, belajar huruf morse, dan juga belajar pertolongan pertama dalam kecelakaan. 

Karena hal tersebut, pondok itu dikenal sebagai pesantren perjuangan dan jadi tempat pengaderan para pejuang. 

KH Hisyam selain menjadi pengasuh pesantren, juga aktif di NU. Dirinya tercatat pernah menjabat sebagai Rais Syuriah PCNU Purbalingga selama tiga periode, yakni periode tahun 1973-1975, 1975-1978, dan 1978-1983. Kiai Hisyam wafat pada Hari Kamis Kliwon 4 Jumadil Akhir 1410 H atau bertepatan dengan tanggal 12 Januari 1989 M.

Saat ini, Pesantren Kalijaran dikelola secara gotong royong oleh keturunannya. Satu di antaranya adalah cucu Kiai Hisyam, yaitu Siti Atikoh, istri Ganjar Pranowo.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Temui Warga di Banjarnegara

Ganjar sendiri mengaku belum sekalipun menjumpai Kiai Hisyam. Namun cerita tentang kharisma simbah mertuanya itu sering dia dapat. Bahkan ketika Ganjar sedang mengunjungi rumah warga yang mendapat bantuan RTLH di Banjarnegara. Ganjar kaget melihat ada foto Kyai Hisyam di rumah itu.

Saat tahu kalau Ganjar adalah mantu Kiai Hisyam, orang itu langsung memeluk dan menciumi dirinya.

"Ternyata dulu itu beliau santrinya Kiai Hisyam. Lha saya itu kok langsung dirangkul, diambungi Gus," kata Ganjar.

Gus Baha tertawa mendengar itu. Menurutnya, itu hal yang biasa di kalangan santri, istilahnya ngalap berkah sang kiai.

"Mesti langsung dicucup bun-bune (pasti langsung dicium ubun-ubunnya), ngalap berkah," kata Gus Baha.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.