Sukses

Update Rabu 2 Februari 2022: 4.387.286 Positif Covid-19, Sembuh 4.148.804, Meninggal 144.373

Data update pasien Covid-19 tersebut tercatat sejak Selasa 1 Februari 2022 pukul 12.00 WIB, hingga hari ini, Rabu (2/2/2022) pada jam yang sama.

Liputan6.com, Jakarta - Masih dilaporkan adanya penambahan kasus positif, sembuh, dan meninggal dunia akibat virus Corona yang menyebabkan Covid-19 di Indonesia.

Terdapat penambahan 17.895 orang positif Corona pada hari ini, Rabu (2/2/2022) dilaporkan Tim Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19.

Akumulatif ada 4.387.286 orang terkonfirmasi positif terinfeksi virus Corona di Indonesia seperti dilaporkan Tim Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19.

Penambahan kasus sembuh pada hari ini ada 5.110 orang. Dengan begitu, total akumulatif ada 4.148.804 pasien behasil sembuh dan dinyatakan negatif Covid-19 hingga saat ini di Indonesia.

Sementara itu, kasus meninggal dunia bertambah 25 orang pada hari ini. Total akumuulatifnya di Indoensia sebanyak 144.373 orang meninggal dunia akibat virus Corona yang menyebabkan Covid-19.

Data update pasien Covid-19 tersebut tercatat sejak Selasa 1 Februari 2022 pukul 12.00 WIB, hingga hari ini, Rabu (2/2/2022) pada jam yang sama.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap 3m #vaksinmelindungikitasemua

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Indonesia Disebut Masuk Gelombang 3 Covid-19, Pasien RS Mulai Naik

Dokter spesialis paru RS Persahabatan Jakarta, Erlina Burhan mengatakan, Indonesia kemungkinan sudah masuk gelombang ketiga Covid-19. Hal ini ditandai dengan peningkatan pasien Covid-19 yang masuk rumah sakit, salah satunya di RS Persahabatan.

"Yang jadi kekhawatiran, mungkin Indonesia sudah masuk gelombang ketiga Covid-19 ini. Karena kasusnya terus meningkat, sistem kesehatan bisa kolaps," kata Erlina saat konferensi pers Perkembangan Covid-19 RS Persahabatan, Rabu (2/2/2022).

Indonesia juga perlu berhati-hati dengan penularan Omicron yang semakin menyebar luas. Sebagaimana data pasien Omicron di Afrika Selatan, kecepatan penularan Omicron lebih tinggi dibanding varian Delta.

"Penularan cepat dan bisa ditembus pertahanan (imun) kita. Pelu diperhatikan, grafik kasus naik terus. Omicron ini superspreader, yang penularannya sampai 2,9 kali lebih tinggi dibanding varian Delta," ucap Erlina.

"Dan terjadi juga reinfeksi. Sekali lagi, sebagian besar kasus ini dari Afrika datangnya. Memang gejala Omicron ringan dibandingkan Delta, Alpha atau Beta," sambung dia.

Sementara itu, Direktur Utama RS Persahabatan Agus Dwi Susanto memaparkan, jumlah pasien COVID-19 mulai naik pada Januari 2022. Padahal, akhir tahun 2021, sempat terjadi penurunan pasien yang dirawat.

"Kapasitas tempat tidur Covid-19 per 31 Januari 2022 yang terpakai di rumah sakit kami ada 47 bed. Total untuk COVID-19 ada 56 bed, tapi itu fluktuatif ya. Ada yang masuk dan keluar, sembuh dan pulang," papar Agus.

"Secara keseluruhan, pasien COVID-19 di RS Persahabatan sampai tanggal 2 Februari 2022 puku 04.00 WIB dini hari, ada 156 pasien. Dari jumlah itu, 8 Warga Negara Asing (WNA) dan 148 Warga Negara Indonesia (WNI)," sambung dia.

Dari total 156 pasien di RS Persahabatan, pasien yang pulang sudah cukup banyak ada 91 orang dan yang masih dirawat sebanyak 55 pasien. Data RS Persahabatan juga menunjukkan, pasien COVID-19 non Omicron masih banyak dibanding Omicron.

Walau begitu, Agus menyebut, tren ke depan akan diprediksi kasus pasien Omicron yang akan banyak.

"Kita bisa lihat sejauh ini, kasus non Omicron lebh tinggi dibanding Omicron. Kalau dilihat polanya, ada kecenderungan makin ke sini, proposi 50 persen lebih ke Omicron. Ke depan, diprediksi didominasi Omicron," jelas Agus.

 

3 dari 4 halaman

Perjalanan Kasus Corona di Indonesia

Kasus infeksi virus Corona pertama kali muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China Desember 2009. Dari kasus tersebut, virus bergerak cepat dan menjangkiti ribuan orang, tidak hanya di China tapi juga di luar negara tirai bambu tersebut.

2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia. Pengumuman dilakukan di Veranda Istana Merdeka.

Ada dua suspect yang terinfeksi Corona, keduanya adalah seorang ibu dan anak perempuannya. Mereka dirawat intensif di Rumah Sakit Penyakit Infeksi atau RSPI Prof Dr Sulianti Saroso, Jakarta Utara.

Kontak tracing dengan pasien Corona pun dilakukan pemerintah untuk mencegah penularan lebih luas. Dari hasil penelurusan, pasien positif Covid-19 terus meningkat.

Sepekan kemudian, kasus kematian akibat Covid-19 pertama kali dilaporkan pada 11 Maret 2020. Pasien merupakan seorang warga negara asing (WNA) yang termasuk pada kategori imported case virus Corona. Pengumuman disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Urusan Virus Corona, Achmad Yurianto, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat

Yurianto mengatakan, pasien positif Covid-19 tersebut adalah perempuan berusia 53 tahun. Pasien tersebut masuk rumah sakit dalam keadaan sakit berat dan ada faktor penyakit mendahului di antaranya diabetes, hipertensi, hipertiroid, dan penyakit paru obstruksi menahun yang sudah cukup lama diderita.

Jumat 13 Maret 2020, Yurianto menyatakan pasien nomor 01 dan 03 sembuh dari Covid-19. Mereka sudah dibolehkan pulang dan meninggalkan ruang isolasi.

Pemerintah kemudian melakukan upaya-upaya penanganan Covid-19 yang penyebarannya kian meluas. Di antaranya dengan mengeluarkan sejumlah aturan guna menekan angka penyebaran virus Corona atau Covid-19. Aturan-aturan itu dikeluarkan baik dalam bentuk peraturan presiden (perpres), peraturan pemerintah (PP) hingga keputusan presiden (keppres)

Salah satunya Keppres Nomor 7 tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Keppres ini diteken Jokowi pada Jumat, 13 Maret 2020. Gugus Tugas yang saat ini diketuai oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo ini dibentuk dalam rangka menangani penyebaran virus Corona.

Gugus Tugas memiliki sejumlah tugas antara lain, melaksanakan rencana operasional percepatan penanangan virus Corona, mengkoordinasikan serta mengendalikan pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan virus Corona.

Sementara itu, status keadaan tertentu darurat penanganan virus Corona di Tanah Air ternyata telah diberlakukan sejak 28 Januari sampai 28 Februari 2020. Status ditetapkan pada saat rapat koordinasi di Kementerian Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK) saat membahas kepulangan WNI di Wuhan, China.

Kapusdatinkom BNPB Agus Wibowo menjelaskan, karena skala makin besar dan Presiden memerintahkan percepatan, maka diperpanjang dari 29 Februari sampai 29 Mei 2020. Sebab, daerah-daerah di tanah air belum ada yang menetapkan status darurat Covid-9 di wilayah masing-masing.

Agus Wibowo menjelaskan jika daerah sudah menetapkan status keadaan darurat, maka status keadaan tertentu darurat yang dikeluarkan BNPB tidak berlaku lagi.

Penanganan kasus virus corona (Covid 19) pun semakin intens dilakukan. Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mereduksi sekaligus memberikan pengobatan terhadap mereka yang terpapar Covid-19.

Berdasarkan situs covid19.go.id, sebanyak 140 rumah sakit di Tanah Air dijadikan rujukan untuk penanganan pasien Covid-19. Ada pula sejumlah tempat yang dijadikan rumah sakit darurat.

Salah satunya, pemerintah resmi menjadikan Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, sebagai rumah sakit darurat untuk pasien Covid 19. Peresmian dilakukan langsung oleh Presiden Jokowi, Senin 23 Maret 2020. Begitu dibuka, Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran langsung menerima pasien.

Ada pula Rumah Sakit Darurat di Pulau Galang, Kepulauan Riau. Pulau tersebut dulunya merupakan tempat penampungan warga Vietnam. Tempat tersebut telah dirapikan dan bisa menampung 460 pasien. Sejumlah tempat milik pemerintah lainnya juga dijadikan tempat isolasi pasien yang terpapar Covid-19.

4 dari 4 halaman

5 Cara Lindungi Diri dan Cegah Penyebaran Covid-19 Varian Omicron

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.