Sukses

Tak Lagi Jadi Ibu Kota Negara, Jokowi: Jakarta Akan Seperti New York

DPR telah mengesahkan RUU Ibu Kota Negara menjadi UU. Dengan begitu, maka Jakarta sebentar lagi tidak akan menjadi Ibu Kota Negara.

Liputan6.com, Jakarta - DPR telah menyetujui Rancangan Undang-Undang (RUU) Ibu Kota Negara (IKN) menjadi UU. Ibu Kota pindah ke Kalimantan Timur pun akhirnya menjadi kenyataan. Dengan begitu, maka Jakarta nanti tidak lagi menjadi Ibu Kota Negara.

Lantas bagaimana nasib Jakarta setelah Ibu Kota Negara pindah ke Kalimantan Timur?

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan, Jakarta nantinya akan menjadi pusat bisnis di Indonesia. Hal itu diungkap Jokowi dalam acara Pertemuan Presiden dengan Pemimpin Redaksi Media Nasional di Istana Negara, Rabu (19/1/2022).

"Jakarta ya seperti New York, pusat bisnis, kalau IKN seperti Washington," katanya.

Jokowi menjelaskan, IKN yang dibangun dengan konsep Nagara Rimba Nusa akan menggunakan energi hijau dari Sungai Kayan. Di Nusantara juga akan ada rumah sakit bertaraf internasional seperti yang ada di Bali (Mayo Clinic).

Sementara mengenai pemilihan nama Nusantara untuk Ibu Kota Negara baru, kata Jokowi, itu adalah nama yang paling banyak pendukungnya.

“Nama Nusantara itu dipilih dari 80 usulan nama, yang terakhir dipilih itu 8-10, pendukungnya paling banyak Nusantara, itu sudah berdasarkan ahli sejarah, ahli bahasa dan ahli yang mengetahui nama-nama,” ucap mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kriteria Kepala Otorita di IKN Nusantara

Lebih lanjut, Jokowi juga mengungkap kriteria calon Kepala Otorita di Ibu Kota Negara Nusantara.

“Kalau saya pinginnya ada latar belakang arsitektur dan punya pengalaman sebagai kepala daerah,” kata Jokowi.

Jokowi menjelaskan, IKN akan mencerminkan kota yang sehat, kota yang efisien, kota yang produktif, dan zero emission. IKN akan menjadi ibu kota baru yang smart dan kompetitif. “Membangun budaya kerja, mindset baru berbasis inovasi dan teknologi,” katanya.

Pembangunan Ibu Kota Negara hingga selesai menurutnya butuh waktu 15-20 tahun. Namun pada 2024 mendatang, diharapkan sudah bisa pindah Istana, serta 4 hingga 6 kementerian.

“Yang penting infrastruktur terlebih dahulu. Kita harapkan pembangunan di luar Istana itu dari investasi juga,” kata Jokowi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.