Sukses

Jakarta Banjir, Ketua DPRD DKI Sebut Sumur Resapan Tidak Berguna

Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi menilai sumur resapan yang dibangun Anies tidak berfungsi untuk penanganan banjir.

Liputan6.com, Jakarta Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi menyebut banjir yang melanda Jakarta akibat adanya peningkatan intensitas hujan. Menurut Prasetyo, seharusnya Gubernur DKI Jakarta membereskan normalisasi.

"Jadi beresin dulu yang namanya normalisasi atau naturalisasi. Bukan menambah permasalahan, apa yang dibuat oleh gubernur hari ini, perencanaan sumur resapan ini tidak ada gunanya," kata Prasetyo di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (19/1/2022).

Politikus PDIP ini menyatakan setelah penyelesaian normalisasi Pemprov DKI nantinya akan terlihat kekurangan penanganan banjir di Jakarta. Prasetyo juga menilai sumur resapan yang dibangun Anies tidak berfungsi untuk penanganan banjir.

"Itu diberesin (normalisasi) itu namanya program. Bukan semata-mata tiba-tiba ujug-ujug ada sumur resapan. Ini tidak ada gunanya buat masyarakat Jakarta," ucapnya.

Selain itu Prasetyo juga meminta Anies untuk fokus bekerja untuk Jakarta. Salah satunya mengenai banjir saat musim hujan tiba.

"Tapi kalau sekarang kan hujan dikit semua tergenang, udah enggak karu-karuan. Kemarin banjir Cengkareng, Grogol, ya harus diberesin, fokuslah sama kerjaan, sayang anggaran besar kalau hasilnya tetap banjir," jelas dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kata Anies soal Banjir Selasa 18 Januari Kemarin

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan banjir yang terjadi di sejumlah wilayah pada Selasa kemarin, 18 Januari 2022 akibat hujan dengan intensitas ekstrem. Kata dia, hal tersebut dapat langsung ditangani.

"Jakarta dilanda hujan ekstrem tapi bisa ditangani cepat. Kenapa? Atas izin Allah, Kerja sistematis dan kerja cepat itu membuatkan hasil," kata Anies dalam unggahannya di akun media sosial instagram @aniesbaswedan pada Rabu (19/1/2022).

Dia menjelaskan curah hujan di Jakarta pun bervariatif, namun lebih dari 100 milimeter. Seperti halnya Kemayoran tercatat mencapai 204 milimeter, di Teluk Gong 193 mm, di Pulomas 177 mm, dan Kelapa Gading 163 mm.

Anies menyatakan curah hujan di atas 150 mm adalah kondisi ekstrem. Sedangkan kapasitas drainase di Jakarta berkisar antara 50-100 mm.

"Bila terjadi hujan di atas 100 mm per hari, pasti akan terjadi genangan banjir di Jakarta. Jika turun hujan ekstrem hingga terjadi banjir maka prioritas Pemprov DKI Jakarta adalah memastikan warga aman dan tak ada korban jiwa," ucapnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.