Sukses

Kemendikbudristek: Kurikulum Prototipe Tidak Mendesak Guru Kejar Tayang Materi

"Kurikulum yang baik tidak memaksa guru untuk 'kejar tayang materi', melainkan mendorong guru untuk lebih memperhatikan kemajuan belajar muridnya," ujar Nino.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Anindito Aditomo atau Nino menyebut Kurikulum Prototipe yang tengah dikenalkan sampai 2024 nanti tak memaksa guru untuk melakukan kejar tayang materi.

Lewat kurikulum ini, kata Nino para guru akan didorong untuk menitikberatkan perhatian pada karakter dan kompetensi setiap anak. 

"Kurikulum yang baik tidak memaksa guru untuk 'kejar tayang materi', melainkan mendorong guru untuk lebih memperhatikan kemajuan belajar muridnya," ujar Nino melalui akun Instagram pribadinya, Kamis (6/1/2022).

Hadirnya kurikulum prototipe menurut Nino didasari atas krisis belajar (learning crisis) sejak cukup lama. Studi-studi nasional maupun internasional menunjukkan bahwa banyak siswa Indonesia yang tidak mampu memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar. 

"Studi-studi tersebut juga menunjukkan bahwa ada kesenjangan besar antar wilayah dan antar kelompok sosial-ekonomi dalam hal kualitas belajar. Setelah pandemi, krisis belajar ini menjadi semakin parah," paparnya.

Untuk mengatasi krisis belajar, pihaknya menganggap perlu dilakukan perubahan yang sistemik. Kualitas guru dan kepala sekolah tentu menjadi faktor kunci. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kurikulum Prototipe Akan Digunakan pada 2024

Tapi kualitas pembelajaran juga dipengaruhi oleh kurikulum yang digunakan. Nino memandang kurikulum menentukan materi yang diajarkan di kelas. Kurikulum juga mempengaruhi kecepatan dan metode mengajar yang digunakan guru.

"Untuk itulah Kemendikbudristek mengembangkan kurikulum prototipe: sebagai bagian penting upaya memulihkan pembelajaran dari krisis yang sudah lama kita alami," tandasnya.

Kurikulum Prototipe mulai bisa digunakan pada sekolah-sekolah di 2022 ini. Kurikulum yang juga disebut Kurikulum Penggerak ini masih bersifat pilihan tidak wajib.

Di 2022 ini Kemendikbudristek menyediakan tiga alternatif kurikulum, yakni Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat dan Kurikulum Prototipe atau Penggerak. Sekolah masih bisa memilih satu di antara tiga kurikulum tersebut.

Kurikulum Prototipe baru akan diterapkan secara nasional pada 2024 mendatang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.