Sukses

Ribuan WNI Pulang Awal 2022, Pemerintah Siapkan Bandara Juanda Jadi Pintu Masuk

Luhut mengatakan, pemerintah akan melakukan perbaikan berbagai masalah yang sempat terjadi baik di bandara maupun wisma tempat karantina.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut, 5.000 warga negara Indonesia (WNI) diprediksi tiba di Tanah Air dari luar negeri, pada awal 2022. Pemerintah pun melakukan pengawasan setiap pintu-pintu masuk serta melakukan pengetatan karantina bagi pelaku perjalanan luar negeri (PPLN).

Hal ini dilakukan untuk mencegah kebocoran di bandara dan tempat karantina. Pelaku perjalanan luar negeri yang tiba di Indonesia wajib menjalani masa karantina 10-14 hari sesuai negara kedatangannya.

"Jadi kami sudah lakukan kontigensi atau skenario kedatangan 5.000 lebih pada masyarakat Indonesia yang kembali pada mulai tanggal 1 sampai tanggal belasan (Januari 2022). Oleh karena itu, kami akan tetap karantina 10 hari sampai 14 hari sesuai dengan negara asal kedatangannya," jelas Luhut Binsar Pandjaitan dalam konferensi pers di Youtube Sekretariat Presiden, Senin (27/11/2021).

Pemerintah, kata dia, juga akan melakukan perbaikan berbagai masalah yang sempat terjadi baik di bandara maupun wisma tempat karantina. Untuk itu, pemerintah akan menjadikan Bandara Juanda Surabaya sebagai alternatif pintu masuk bagi PPLN.

"Pemerintah dalam hal ini melakukan koordinasi cepat, di antaranya dengan melakukan evaluasi kesiapan Bandara Juanda sebagai alternatif pintu masuk dan pemenuhan kebutuhan logistik seluruh PPLN yang melakukan karantina di wisma," katanya.

"Nanti sore akan kami cek ulang lagi kesiapannya sehingga nanti kalau datang melalui Surabaya. Karena kita harus membagi, kalau masuk (5.000 PPLN) ke Jakarta itu akan repot karantinanya, jadi akan kita bagi Surabaya dengan Jakarta," sambung Luhut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

184.000 Kasus Omicron di Dunia

Adapun kasus Omicron sudah terdeteksi di 115 negara dunia dengan total kasus mencapai lebih dari 184.000. Sementara itu, kasus Omicron di Indonesia sebanyak 46 dimana hampir seluruhnya merupakan pelaku perjalanan dari luar negeri.

Luhut memastikan hingga saat ini belum terlihat adanya indikasi peningkatan kasus akibat gelombang Omicron. Dia juga menekankan bahwa tingkat perawatan di rumah sakit dan tingkat kematian masih menunjukkan tanda-tanda yang cukup terkendali.

"Namun, pemerintah tetap hati-hati dan waspada. Monitoring terhadap data Covid19 dilakukan secara ketat hingga level kabupaten kota," ujar Luhut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.