Sukses

4 Pernyataan BMKG soal Potensi Cuaca dan Bencana di Indonesia Jelang Nataru

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membeberkan potensi cuaca 1 minggu sebelum Natal. Informasi itu disampaikan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membeberkan potensi cuaca 1 minggu sebelum Natal. Informasi itu disampaikan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.

Menurut Dwikorita, pihaknya memprediksi hampir seluruh provinsi di Indonesia akan mengalami hujan lebat.

"Potensi cuaca 1 minggu sebelum Natal, di sini terlihat potensi cuaca gambar yang menunjukkan awan hitam itu adalah hujan lebat. Tampaknya hampir seluruh provinsi di Sumatera, kecuali Sumatera Selatan," ujar Dwikorita dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu 1 Desember 2021.

Selain itu, Dwikorita juga mengungkap adanya potensi tsunami hingga ketinggian 8 meter di Cilegon, Banten.

"Zona rawan tsunami di Cilegon, Banten, itu juga tempat wisata di Selat Sunda dapat berpotensi skenario terburuk mengalami tsunami dengan ketinggian hingga 8 meter," terang dia.

Namun, Dwikorita tidak membeberkan kapan potensi tsunami dapat terjadi. Dia hanya memaparkan zona rawan tsunami.

Berikut 4 pernyataan BMKG terkait potensi cuaca dan bencana jelang Natal dihimpun Liputan6.com:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. Sebut Hampir Seluruh Provinsi Diprediksi Hujan Lebat

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati membeberkan potensi cuaca 1 minggu sebelum Natal.

BMKG memprediksi hampir seluruh provinsi di Indonesia akan mengalami hujan lebat.

"Potensi cuaca 1 minggu sebelum Natal, di sini terlihat potensi cuaca gambar yang menunjukkan awan hitam itu adalah hujan lebat. Tampaknya hampir seluruh provinsi di Sumatera, kecuali Sumatera Selatan," ujar Dwikorita dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu 1 Desember 2021.

"Dan di Jawa, kecuali DKI Jakarta akan mengalami hujan lebat, bahkan sampai Nusa Tenggara Timur ini hujannya selain hujan lebat juga hujan yang intensitas nya sedang akan terjadi," sambungnya.

Selain itu, seluruh provinsi di Kalimantan di prediksi akan mengalami hujan lebat. Berikutnya di Papua dan Papua Barat serta Maluku.

"Maluku Utara di prediksi hujan sedang, di Sulawesi sebagian hujan sedang dan sebagian hujan lebat itu hingga tanggal 24 Desember," terangnya.

 

3 dari 5 halaman

2. Paparkan Wilayah Rawan Bencana Longsor dan Banjir

Prediksi berikutnya, tanggal 25 Desember hingga 1 Januari hampir seluruh provinsi di Indonesia akan mengalami hujan lebat.

Baik Sumatera, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara Timur, Papua dan Sulawesi. Kecuali di Sulawesi Barat dan Maluku akan mengalami hujan sedang.

"Kemudian, tanggal 2 sampai 8 Januari masih hujan lebat di sebagian besar di Provinsi Indonesia, ada beberapa yang mengalami di prediksi hujan intensitas sedang, tapi mayoritas adalah hujan lebat," tutur Dwikorita.

"Poinnya adalah untuk keselamatan baik masyarakat, keselamatan transportasi, karena dengan hujan lebat potensi bencana banjir, longsor, banjir bandang, gelombang tinggi semakin meningkat apalagi di masa pandemi, biasanya daya tahan tubuh mulai menurun di kondisi cuaca seperti itu," sambung dia.

 

4 dari 5 halaman

3. Sebut Ada Potensi Tsunami hingga Ketinggian 8 Meter di Cilegon

Selain itu, Dwikorita mengungkap adanya potensi tsunami hingga ketinggian 8 meter di Cilegon, Banten.

"Zona rawan tsunami di Cilegon, Banten, itu juga tempat wisata di Selat Sunda dapat berpotensi skenario terburuk mengalami tsunami dengan ketinggian hingga 8 meter," kata Dwikorita.

Namun, dia tidak membeberkan kapan potensi tsunami dapat terjadi. Dia hanya memaparkan zona rawan tsunami. Dwikorita menjelaskan, BMKG hanya memetakan wilayah bahaya bencana. Soal akan terjadi tsunami hanya bagian skenario terburuk.

"Oh enggak. Itu peta, peta bahaya wilayah Indonesia ini kan pantainya kan banyak yang potensial tsunami, termasuk di Cilegon. Jadi itu peta bahaya yang disusun duluan dengan skenario terburuk, jadi hanya untuk mitigasi aja," kata dia.

"Jadi kemungkinan tidak terjadi juga, kita enggak ngerti, namanya juga mitigasi itu kan menjaga," sambung Dwikorita.

Dia menyebut, bila skenario terburuk terjadi sudah disiapkan langkah-langkah untuk mencegah terjadinya korban dan kerusakan dahsyat akibat tsunami.

"Sudah ada latihan latihan juga di daerah Cilegon itu," ucapnya.

 

5 dari 5 halaman

4. Beberkan Sejumlah Pantai Berpotensi Tsunami

Dwikorita sendiri tidak mengetahui apakah akan terjadi tsunami di Cilegon. Tetapi dia mengakui sejumlah pantai di wilayah Indonesia berpotensi terjadi tsunami.

Seperti di pantai Barat Sumatera dari Aceh hingga Lampung. Kemudian, Selat Sunda, pantai Selatan Jawa, Bali, Lombok, Nusa Tenggara hingga pantai Selatan Papua.

"Itu kan Samudera Hindia itu rawan tsunami. Kemudian dari Samudera pasifik rawan tsunami, kemudian Selat Makassar juga, jadi seperti itu hal yang sudah banyak diketahui saya rasa sudah terlalu sering kita sampaikan juga," tegas Dwikorita.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.