Sukses

Penghargaan dari BKKBN, Adinkes, dan HIPPG untuk Inovasi yang Terbukti Nyata Turunkan Angka Stunting

Selain memberi penghargaan atas inovasi yang dilakukan masyarakat, BKKBN juga mengapresiasi peran pemerintah daerah.

Liputan6.com, Jakarta Selain program-program yang dijalankan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), kolaborasi juga dilakukan dalam rangka menggenjot percepatan penurunan stunting. 

Ya, kolaborasi itu dilakukan dengan segenap lapisan masyarakat dan pemerintah daerah dari seluruh Indonesia. Berkaitan dengan hal tersebut, BKKBN terus mendorong masyarakat dan seluruh pemerintah daerah menciptakan terobosan dan inovasi-inovasi, untuk menurunkan stunting menjadi sebesar 14% pada 2024. 

Maka dari itu, BKKBN bersama Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (Adinkes) dan The Habibie Institute For Public Policy and Governance (HIPPG) memberikan penghargaan atas inovasi-inovasi masyarakat dalam penanganan stunting lewat daring melalui aplikasi zoom meeting, pada Kamis (25/11). Inovasi tersebut telah terbukti ampuh menurunkan angka stunting di masing-masing wilayah.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam acara Penganugerahan Penghargaan Inovasi Cegah Stunting mengatakan bahwa inovasi yang dilakukan di masing-masing daerah sangat penting sekali untuk mempercepat penurunan stunting. Dia berharap, inovasi ini tidak sekadar mencari pemenang, namun bisa membawa perubahan untuk masing-masing wilayah. 

“Maka inovasi akan menghasilkan revolusi perubahan mindset untuk mengubah tatanan dan cara-cara baru, untuk menyebarkan informasi secara menyeluruh. Hal ini terbukti karena para bupati semangat menyebarkan inovasi terhadap desa-desa lainnya. Inovasi ini sangat penting untuk membangun kerjasama untuk kepada semua stakeholders. Jika desa memiliki indikator utama yaitu sebagai membebaskan kemiskinan dan kebebasan stunting,” jelas Hasto. 

Hasto juga menambahkan bahwa Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi mengizinkan penggunaan anggaran untuk program stunting seperti operasional dan sebagainya. Dengan penghargaan ini, diharapkan inovasi-inovasi terbaik bisa tersampaikan ke seluruh wilayah Indonesia dan bisa saja diikuti oleh daerah lain. Tentunya dengan memanfaatkan kearifan lokal dan berbagai sumber daya alam lokal yang tersedia di masing-masing wilayah.

Contohnya, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, salah satu yang menerima penghargaan. Hasto menjelaskan bahwa dengan Program Gemar makan ikan sejak 1000 HPK, Natuna dapat memanfaatkan kelebihan ikan sebagai sumber protein hewani yang lebih mudah dicerna oleh bayi usia 6-11 bulan dan juga memiliki zat gizi yang bagus untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Upaya ini bahkan telah terbukti mampu menurunkan stunting 1,5 % persen di Natuna dalam setahun.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Apresiasi untuk Kepala Daerah

BKKBN tak hanya mengapresiasi inovasi yang dilakukan masyarakat untuk menurunkan angka stunting di masing-masing daerah. BKKBN juga mengapresiasi peran pemerintah daerah dalam mendukung inovasi tersebut. Dengan adanya dukungan dari para pemerintah daerah, BKKBN optimis Indonesia bisa mencapai target penurunan angka stunting sebesar 14% pada 2024. 

"Saya berharap dengan adanya acara inovasi cegah stunting ini seluruh daerah dapat menjaga inovasi serta memperluas cakupan inovasi yang telah dilakukan. Pada saat ini kurang lebih terdapat 185 aplikasi inovasi yang terdaftar. Namun pasti masih ada beberapa inovasi yang belum terdaftarkan. Kami yakin bahwa setiap daerah memiliki inovasi yang baik untuk daerahnya masing-masing, untuk itu perlunya sebuah dukungan dari kepala daerah setiap wilayah agar inovasi ini bisa berguna untuk masyarakat daerah," jelas Subuh selaku Ketua Umum PP Adinkes.

3 dari 3 halaman

12 Pemenang yang Raih Penghargaan

Acara Penganugerahan Penghargaan Inovasi Cegah Stunting digelar melalui aplikasi zoom meeting dan live streaming di Liputan6 dan akun Youtube BKKBNOfficial. Pemenang penghargaan dibagi menjadi beberapa kategori yaitu:

Kategori Edukasi Masyarakat

  • Sumarji (Centing E Abah Kolel), Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur
  • Karimatur Rizqi (Puspa Kuning), Pekalongan, Jawa Tengah

Kategori Lintas Sektor

  • Sofiana Nunr Khasanah (Sehati), Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah
  • Bupati Malinau, Kalimantan Utara, Wempi W Mawa (Aksi Stunting)

Kategori Penggunaan Teknologi dan Informasi

  • Rosmala Nur (Mom’s Care), UNTAD Palu, Sulawesi Tengah
  • Tuti Roswati (SIMPATI), Sumedang, Jawa Barat

Kategori Pemberdayaan Masyarakat

  • Dedik Kurniawan (UKM Flash), Kabupaten Malang, Jawa Timur
  • Ramalis Subandi (Ruang Riung Ceria), Kabupaten Bandung, Jawa Barat

Kategori Pengolahan Pangan Lokal

  • Suharmianti Mentari (Gasing Permata), Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau
  • Dwi Fajar Ulfah (Beting Manja), Jakarta Utara

Kategori Lainnya

  • Kamaria K Lamanele (Gerobak Cinta), Kabupaten Flores Timur, NTT
  • Yuzak Totok Krido Saksono (Gizi 1000 HPK), Kabupaten Tolikara, Papua

Mereka yang menjadi pemenang, mendapatkan hadiah sebesar Rp10 juta untuk Juara I dan Rp5

juta untuk Juara II. Hadiah tersebut, diharapkan dapat menjadi ‘modal’ untuk mengembangkan inovasi di masing-masing daerah.

Selain itu, BKKBN juga memberikan penghargaan kepada para kepala daerah, seperti bupati dan wali kota atas dukungan yang luar biasa, kepada masyarakat.

"Saya berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada Habibie Institute dan Adinkes yang menginisiasi acara ini," tutup Hasto.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini