Sukses

Nasdem: Surya Paloh Punya Historis dengan Golkar

Ali menilai, bisa saja nantinya NasDem akan bergabung dengan Golkar untuk mengusung capres dan cawapres di Pemilu 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum NasDem Surya Paloh mengaku hendak bisik-bisik kepada Golkar untuk membangun koalisi di Pemilu 2024. Pertemuan antara ketua umum kedua parpol sudah kerap dilakukan dalam bebagai berbagai hal.

Ketua Fraksi NasDem di DPR, Ahmad Ali mengatakan, rencana pertemuan antara Surya Paloh dan Ketum Golkar Airlangga Hartarto merupakan hal wajar. Menurut dia, keduanya pun kerap bertemu membahas banyak hal, termasuk politik.

“Kalau ketum saya Pak Surya dengan Golkar memang tidak bisa pisahkan secara historis. Pak Surya besar dari Golkar dan membesarkan Golkar, punya hubungan historis,” jelas Ali, Selasa (9/11/2021).

Menurut dia, Surya Paloh dan Airlangga juga bukan hal baru dalam melakukan pertemuan. Keduanya sering bertemu membicarakan kebangsaan dan lain-lain.

“Juga mungkin bicara masalah pilpres, jadi mungkin bukan isu baru itu,” tambah dia.

Ali menilai, bisa saja nantinya NasDem akan bergabung dengan Golkar untuk mengusung capres dan cawapres di Pemilu 2024. Namun NasDem menekankan, dalam membangun koalisi yang dilakukan pihaknya tanpa syarat.

“Pertanyaannya maukah kemudian Ketum Golkar berkoalisi dengan tanpa syarat. Upamanya NasDem mau bentuk koalisi partai menghadapi pilpres dengan tidak mempersyaratkan kader NasDem harus menjadi apa-apa, betul-betul koalisi kepartaian untuk kepentingan bangsa,” tegas Ali lagi.

Menurut dia, bicara koalisi harus dilakukan dengan serius. Sebab, koalisi nantinya harus melahirkan pemimpin yang benar-benar diharapkan rakyat pada Pemilu 2024.

“Kita berharap nanti lahir pemimpin yang betul-betul diharapkan oleh rakyat. Pemimpin yang bekerja untuk menyejahterakan rakyat. sejatinya itu cita-cita partai politik,” katanya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

3 Poros di Pilpres 2024

Pengamat Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Gun Gun Heryanto menilik kemungkinan pertarungan tiga poros di Pemilihan Presiden 2024, di antaranya poros PDI Perjuangan-Gerindra melawan Golkar-Nasdem.

Gun Gun melihat pergerakan aktor-aktor partai politik memiliki kecenderungan akan terdapat tiga poros di Pilpres. Kemungkinan, poros pertama akan diisi PDIP dan Gerindra.

Poros kedua, Nasdem, Golkar, dan PKS. Sedangkan poros ketiga akan diisi oleh partai-partai menengah, seperti PKB, PPP, PAN, dan Demokrat. Gun Gun mengatakan poros pertama akan mencalonkan pasangan capres Prabowo Subianto dan cawapres Puan Maharani.

"Secara chemistry tidak ada masalah Prabowo dan Mega. Kedua, akan diinisiasi oleh Golkar dan NasDem. Golkar akan menjadikan Airlangga sebagai kandidat yang didorong. Entah itu RI 1 atau RI 2," ucap Gun Gun saat dikonfirmasi, Rabu (3/11/2021).

Gun Gun menilik Airlangga bisa dipasangkan dengan sejumlah kepala daerah yang memiliki tingkat keterpilihan cukup tinggi. Seperti Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

"Ini akan jadi pertimbangan poros kedua, yang dimotori Golkar dan NasDem. Karena masih butuh 1 partai lagi, kemungkinan ada di PKS. Makanya kalau kita lihat beberapa komunikasi intens. Tapi masih dinamis," tutur Gun Gun.

Sedangkan, poros ketiga akan dimotori oleh partai-partai tengah. Namun, menurut Gun Gun, butuh sosok atau figur yang bisa diterima oleh semua partai.

"Yang paling penting soal skema masing-masing partai, keuntungan untuk kekuasaan di kemudian hari," ucap Gun Gun.

Pengajar di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) ini juga melihat mulai munculnya nama-nama tokoh politik yang kemungkinan akan maju di Pilpres.

Dia mencontohkan, nama Airlangga dimunculkan ke publik untuk menggerakkan mesin partai berlambang pohon beringin tersebut.

"Partai Golkar memunculkan nama Airlangga untuk menggerakkan mesin partai. Supaya punya soliditas. Dia menjadikan Pilpres terakhir pelajaran berharga, ketika tidak ada sosok nama, kecenderungan mesin partai itu geraknya lambat," kata Gun Gun.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.