Sukses

Melihat Kemesraan Hubungan Indonesia-PEA Lewat Jalan dan Masjid Presiden Joko Widodo

Pemberian nama jalan Presien Joko Widodo tersebut merupakan sebuah pengakuan dan penghargaan tinggi kepada Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meninjau langsung sebuah jalan di Abu Dhabi Persatuan Emirat Arab (PEA), yang diberi nama Jalan Presiden Joko Widodo, Rabu 3 November 2021. Pemberian nama jalan tersebut merupakan sebuah pengakuan dan penghargaan tinggi kepada Indonesia.

Pasalnya, tak banyak orang asing yang dijadikan sebagai nama jalan di Abu Dhabi. Namun, Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed Bin Zayed Al Nahyan (MBZ) menjadikan Presiden Jokowi sebagai nama jalan di negaranya.

"Kita harus bangga dan berterima kasih kepada Mohammed Bin Zayed karena itu pengakuan, penghargaan yang tinggi kepada Indonesia, sebab tidak banyak nama-nama jalan di sini nama orang asing. Seperti ada Raja Saudi, ada Prancis. Dua-tiga saja, yang lain tidak ada. Jadi kita harus bangga hal itu," jelas Duta Besar RI untuk PEA Husin Bagis dikutip dari siaran pers, Kamis (4/11/2021).

Pemberian nama jalan tersebut merupakan inisiatif langsung dari Putra Mahkota Abu Dhabi dan Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata PEA, Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan. Sebelumnya, nama jalan ini adalah Al Ma'arid Street yang menghubungkan Jalan Rabdan dengan Jalan Tunb Al Kubra.

Jalan Presiden Joko Widodo telah diresmikan pada 19 Oktober 2020 oleh Chairman Abu Dhabi Executive Office, Sheikh Khalid Bin Mohammed Bin Zayed Al Nahyan. Jalan sepanjang lebih kurang 2,5 kilometer terletak itu di salah satu ruas jalan utama, yang membelah Abu Dhabi National Exhibition Center (ADNEC) dengan area kedutaan.

Kawasan itu merupakan area strategis yang ditempati sejumlah kantor perwakilan diplomatik. Mulai dari, Kedutaan Besar Amerika Serikat, Turki, Arab Saudi, dan sebagainya.

Sebaliknya, pemerintah Indonesia mengganti nama Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek atau Tol Jakarta-Cikampek II Elevated menjadi Jalan Layang Sheikh Mohammed bin Zayed (MBZ). Penggantian nama tersebut diresmikan oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno, pada Senin, 12 April 2021 lalu.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Masjid Presiden Joko Widodo

Saling memberi nama jalan kedua pemimpin tersebut juga merefleksikan hubungan antara Indonesia dengan Persatuan Emirat Arab yang sangat harmonis dalam beberapa tahun terakhir. Hubungan kedua negara sendiri telah terjalin selama lebih dari 45 tahun, tepatnya sejak tahun 1976.

"Hubungan itu kalau saya pikir insyaallah dengan UAE sekarang, hubungan Jakarta itu yang paling enak, paling mesra di dunia dengan UAE," kata Dubes Husin.

Kemesraan Presiden Jokowi dan Pangeran MBZ juga ditunjukkan dengan seringnya kedua pemimpin negara berkomunikasi melalui telepon dan saling berbalas kunjungan. Mohammed Bin Zayed tercatat pernah datang ke Istana Bogor, Jawa Barat, pada 24 Juli 2019. Jokowi pun pernah berkunjung ke Abu Dhabi dan bertemu Mohammed Bin Zayed pada 12 Januari 2020.

"Kedekatan itu bisa ditunjukkan tidak saja dengan hasil-hasil yang ada tetapi sering telepon, sebulan-dua bulan. Apakah Pak Jokowi yang telepon atau His Highness. Sering sekali komunikasi. Bahkan nanti saya rencana kalau bisa tiap tahun Pak Jokowi datang kemari sebab orang Arab itu kan punya kebiasaan sering dikunjungi," tuturnya.

Selain memberi nama jalan, Pangeran MBZ juga membangun sebuah masjid yang diberi nama Masjid Presiden Joko Widodo. Letak masjid tersebut di Jalan Presiden Joko Widodo yang juga dilintasi Presiden Joko Widodo pada sore itu.

Husin menyampaikan awalnya masjid tersebut merupakan sebuah masjid kecil yang kemudian dibongkar lalu dibuat bangunan Masjid Presiden Joko Widodo. Dalam rencana awalnya, masjid tersebut akan dibangun dengan kapasitas 1.000-1.200 orang jemaah.

"Tapi diubah lagi oleh Sheikh Mohammed Bin Zayed menjadi sekitar 2.500-3.000 orang. Jadi lebih besar lagi masjidnya dan mewah," ujar dia.

Masjid tersebut akan berdiri di atas tanah seluas lebih kurang 3.766 meter persegi dan akan dibangun dengan pendanaan dari pihak PEA. Pembangunan masjid tersebut akan dimulai November 2021 dan ditargetkan selesai pada Februari 2023.

Di Jalan Presiden Joko Widodo juga tengah dibangun gedung Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) yang baru. Menurut Husin, saat ini pembangunannya sudah mencapai hampir 35 persen dan ditargetkan selesai pada akhir Agustus tahun 2022.

"Setelah selesai di proyeknya, diisi dalamnya, nanti target kita Oktober lah sudah bisa pindah ke sana," ucapnya.

Gedung KBRI baru tersebut nantinya akan terbagi menjadi tiga tempat, di sebelah kiri untuk pelayanan (pengurusan visa, paspor, dan sebagainya), di tengah kantor KBRI, dan di sebelah kanannya rumah Duta Besar.

Husin berharap hubungan mesra Indonesia dengan PEA yang terjalin saat ini dapat dimanfaatkan dan diimplementasikan dengan baik oleh seluruh pelaku usaha Tanah Air. Dia juga berharap kerja sama antara kedua negara tidak hanya di bidang ekonomi, tetapi juga di bidang lain seperti pendidikan dengan pemberian beasiswa, pengiriman imam, dan sebagainya.

"Misalnya nanti kita kirim imam, kita akan kirim nanti beasiswa, tidak di bidang ekonomi saja. Nah, ini kalau bisa lebih banyak lagi, bagus," tutur Husin.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.