Sukses

Aplikasi Monitoring Covid-19 Saat PTM Disiapkan, Terintegrasi PeduliLindungi

Pemerintah menyiapkan aplikasi Proaktif Tracing untuk memonitoring kasus Covid-19 di sekolah selama pelaksanaan PTM terbatas. Aplikasi itu akan terintegrasi dengan PeduliLindungi.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah berencana membuat aplikasi baru bernama Proaktif Tracing untuk mengantisipasi dampak dimulainya pembelajaran tatap muka (PTM) terhadap kasus Covid-19. Aplikasi tersebut nantinya akan terintegrasi dengan PeduliLindungi.

Hal itu disampaikan Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat konferensi pers Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang disiarkan secara daring, Senin (1/11/2021).

"Untuk mengantisipasi dampak PTM, Kemenkes kerja sama dengan Kemendikbudristek dan Kemenag, akan membuat aplikasi yaitu proaktif tracing yang akan diterapkan di Indonesia, akan terintegrasi dengan PeduliLindungi," kata Muhadjir.

Menanggapi hal itu, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyatakan, data Kemenkes menunjukkan adanya kasus konfirmasi Covid-19 dari kegiatan PTM di sekolah. Namun jumlahnya relatif sedikit.

"Kasus konfirmasi di atas 5 persen positivty rate by sekolah, kita ada dan datanya sudah kita share ke Kemendikbudristek, dan Satgas Covid-19 Sekolah bisa lihat info dan dapat diketahui siapa saja yang positif," kata Budi menjelaskan.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Terintegrasi ke Pemda

Budi berharap, informasi integrasi yang juga dapat diketahui pemerintah daerah level kota, kabupaten, dan provinsi dapat mengendalikan penyebaran Covid-19 saat gelaran PTM. Pencegahan dengan isolasi ruang kelas atau bangunan sekolah diharapkan dapat dilakukan cepat.

"Kita berikan aksesnya ke kab/kota dinas pendidikannya, sampai ke level provinsi dan nasional dan kalau ada lonjakan dini dari kasus di level kelas tertentu kita bisa tutup kelasnya, kalau sudah nyebar ke level sekolah kita bisa tutup sekolahnya saja selama 14 hari sesudah itu bisa kembali ke PTM," ucap Budi menandasi.

 

3 dari 3 halaman

Infografis Isi Tas Siaga Covid-19 Saat Siswa Ikut PTM Terbatas

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.