Sukses

7 Pesan Kapolri di Puncak Acara Lomba Mural Festival 2021

Korps Bhayangkara menggelar lomba Mural Festival 2021 berhadiah Piala Kapolri yang digelar seluruh Polda se-Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Korps Bhayangkara menggelar lomba Mural Festival 2021 berhadiah Piala Kapolri yang digelar seluruh Polda se-Indonesia.

Puncak acara mural tersebut berlangsung pada Sabtu 30 Oktober 2021 di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jakarta Selatan.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang hadir langsung dan memberikan sambutan mengatakan, acara yang digelar tepat pada hari ulang tahun ke-70 Humas Polri dan hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 2021 ini tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes) Covid-19 yang ada.

Awal digelarnya lomba mural itu tidak banyak masyarakat yang meminatinya. Karena, saat dimulainya pendaftaran hanya sebanyak 18 saja yang mendaftarkan diri.

"Namun setelah kita berikan imbauan bahwa tidak perlu takut. Jadi ada isu bahwa jadi kalau kita nanti ikut, ini cara polisi untuk tahu identitas kita. Sehingga sewaktu-waktu nanti kita pasti ditangkap, awalnya seperti itu," ujar Sigit dalam sambutannya, Sabtu 30 Oktober 2021.

Kemudian, dia pun meminta para pemural dapat membantu menjadikan institusi Polri menjadi lebih baik.

"Terima kasih peran serta seluruh rekan-rekan dan jaga kami untuk bisa jadi Polri yang lebih baik, Polri yang dekat dengan masyarakat, dan Polri yang dicintai masyarakat," terang Listyo Sigit.

Berikut sederet pesan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat memberikan sambutan di puncak acara lomba Mural Festival 2021 dihimpun Liputan6.com:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 8 halaman

1. Sebut Bukti Polri Hargai Kebebasan Ekspresi

Kapolri Jenderal Polisi Listyo S Prabowo hadir pada acara puncak Bhayangkara Mural Festival 2021 di Lapangan Bhayangkara.

Menurut Listyo, kegiatan lomba mural adalah bukti instansi yang dia pimpin tidak antikritik dan menghormati kebebasan berprekspresi.

"Hari ini adalah bukti kami menghargai kebebasan ekspresi," kata dia di Jakarta, Sabtu 30 Oktober 2021, dilansir Antara.

 

3 dari 8 halaman

2. Tema yang Diangkat

Kegiatan lomba mural tersebut merupakan yang pertama kalinya digelar dan dikuti 803 peserta dari 34 Polda jajaran serta wilayah Jabodetabek.

Usai dilakukan seleksi, 453 karya muralis dinyatakan lolos. Kemudian sketsa itu dikurasi juri hingga terpilih 80 muralis yang diikutikan dalam festival tingkat nasional.

Lomba ini mengangkat tema "Peran Generasi Muda untuk Berkreasi dalam Menyampaikan Informasi yang Positif di Masa Pandemi Covid-19".

Kepolisian Indonesia juga menyediakan 10 slot mural subtema kritik untuk mereka.

 

4 dari 8 halaman

3. Lomba Mural Sejalan dengan Pesan Presiden Jokowi

Pembuatan mural dinilai Kapolri sebagai kebebasan berekspresi. Menurutnya, hal tersebut sejalan dengan yang disampaikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi bahwa Indonesia adalah negara yang demokratis dan menghargai kebebasan berekspresi.

"Oleh karena itu tentunya kami institusi Polri berpegang teguh aturan-aturan yang ada, arahan dari Bapak Presiden terkait kebebasan berekspresi. Hari ini saya tegaskan bahwa Polri sangat menghormati kebebasan berekspresi," ujar Kapolri Listyo Sigit yang pernah menjadi ajudan Presiden.

Dia juga menjamin, siapa saja yang berani melukis mural bernada positif maupun negatif akan menjadi sahabat kepala Kepolisian Indonesia.

 

5 dari 8 halaman

4. Sebut Mural Bermuatan Kritik Jadi Motivasi

Menurut Kapolri, mural bermuatan kritik positif jadi motivasi bagi dia, begitu pula mural negatif juga boleh.

Karena, kata dia, akan menjadi bahan evaluasi bagi Kepolisian Indonesia merefleksikan diri, menginstrospeksi diri untuk berubah agar bisa menjadi lebih baik sesuai harapan masyarakat.

"Jadi Polri yang dipercayai publik, Polri yang dicintai masyarakat. Ide ini muncul dari diskusi, karena muncul peristiwa 404 Presiden Jokowi not found. Kemudian ada aksi-aksi di lapangan yang menjadi polemik, ada yang menghapus, ada juga yang membiarkan. Jadi kali ini kita sampaikan bahwa pemerintah, polisi tidak antikritik," papar Listyo Sigit.

"Kita memberikan kebebasan berekspresi dan kebebasan sebagai penyaluran dari aspirasi masyarakat terhadap pemerintah dan Polri dan tentunya itu jadi bagian evaluasi kami untuk jadi lebih baik. Tentunya ini jadi kebanggaan kami bahwa ternyata kawan-kawan tidak takut dam berani tampil. Gambar yang positif, negatif, silakan. Kami akan menghargai betul," sambungnya.

Dengan adanya kritik yang disampaikan atau disalurkan lewat mural akan menjadi masukan positif bagi pihaknya.

 

6 dari 8 halaman

5. Inginkan Mural Bisa Jadikan Polri Lebih Baik

Listyo juga menyatakan selaku kepala Kepolisian Indonesia, dia menginginkan masyarakat bisa memberikan gambaran kepada instansi yang dia pimpin, tentang bagaimana presepsi masyarakat terkait mereka, sehingga mereka setiap hari bisa berbenah memperbaiki institusi dan memperbaiki personel-personelnya.

"Sehingga kami bisa mempersiapkan institusi dan personel menjadi lebih baik, sehingga bisa mempersiapkan perosnel-personel kami jadi lebih baik, dipercayai publik, dan dicintai," kata dia.

Ia menyatakan, selaku kepala Kepolisian Indonesia, dia menginginkan masyarakat bisa memberikan gambaran kepada instansi yang dia pimpin, tetang bagaimana presepsi masyarakat terkait mereka, sehingga mereka setiap hari bisa berbenah memperbaiki institusi dan memperbaiki personel-personelnya.

"Sehingga kami bisa mempersiapkan institusi dan personel menjadi lebih baik, sehingga bisa mempersiapkan perosnel-personel kami jadi lebih baik, dipercayai publik, dan dicintai," kata dia.

 

7 dari 8 halaman

6. Sempat Sepi Peminat, Tegaskan Polri Tak Antikritik

Awal digelarnya lomba mural itu tidak banyak masyarakat yang meminatinya. Karena, saat dimulainya pendaftaran hanya sebanyak 18 saja yang mendaftarkan diri.

"Namun setelah kita berikan imbauan bahwa tidak perlu takut. Jadi ada isu bahwa jadi kalau kita nanti ikut, ini cara polisi untuk tahu identitas kita. Sehingga sewaktu-waktu nanti kita pasti ditangkap, awalnya seperti itu," kata Listyo Sigit.

Mengetahui hal itu, orang nomor satu di Polri ini pun langsung menegaskan bahwa kabar itu tidak benar. Ia pun memastikan jika institusinya bukan organisasi yang antikritik.

"Kemudian ramai, 803. Sekali lagi saya sampaikan dalam kesempatan ini bahwa undang-undang pun mengatur bahwa dalam Pasal 28 bahwa masyarakat atau rakyat diberikan kebebasan berekspresi, jadi tentunya kami dari Polri merujuk undang-undang tersebut," terang dia.

"Lalu kemudian itu dukungan kamu juga terhadap undang-undang nomor 9 tentang kemerdekaan penyampaian pendapat di muka umum," sambungnya.

 

8 dari 8 halaman

7. Gambar Paling Pedas Akan Jadi Sahabat Kapolri

Dengan adanya lomba mural ini, Kapolri mengungkapkan agar Polri mendapatkan feedback atau masukan tentang harapan masyarakat terhadap penanganan Covid-19 atas ekspresi yang disampaikan melalui mural.

"Saya juga sampaikan masukan tema kritikan tentang Polri, masyarakat silakan mau berekspresi, positif boleh. Tentunya jadi motivasi buat kami, negatif juga boleh. Karena itu, jadi bagian untuk kami introspeksi untuk mengubah agar bisa jadi lebih baik sesuai dengan harapan masyarakat," terang dia.

Ia pun memastikan, Polri akan menerima semua mural dari para peserta lomba. Baik yang bersifat positif bahkan pesan atau gambar yang negatif.

"Nanti yang gambarnya bagus tentunya ada dewan juri, khususnya tentang Polri. Kalau itu gambarnya paling pedas, itu juga akan kami terima dan saya jamin yang berani menggambar seperti itu akan jadi sabahatnya Kapolri, jadi temannya Kapolri," jelas Kapolri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.