Sukses

HEADLINE: Kereta LRT Jabodebek Tabrakan Saat Uji Coba, Murni Human Error?

Rangkaian kereta LRT Jabodebek tabrakan saat uji coba di lintasan layang antara Stasiun Ciracas-Stasiun Harjamukti, Jakarta Timur, Senin siang. Tim KNKT diterjunkan untuk menginvestigasi penyebab kecelakaan tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Dua kereta Light Rail Transit (LRT) Jabodebek tabrakan di kawasan Cibubur, Jakarta Timur, Senin siang, 25 Oktober 2021 kemarin. Insiden yang melibatkan rangkaian kereta atau trainset 20 dan trainset 29 LRT Jabodebek itu terjadi di antara Stasiun Ciracas-Stasiun Harjamukti.

Direktur Utama PT Industri Kereta Api atau PT INKA (Persero), Budi Noviantoro mengungkapkan, insiden tabrakan LRT Jabodebek ini terjadi saat uji coba. Sehingga dipastikan tidak ada penumpang dalam peristiwa tersebut.  

Dijelaskan, kecelakaan LRT terjadi saat trainset 20 telah berhenti dekat Stasiun Harjamukti pada pukul 12.25. Kemudian trainset 29 menabrak dari belakang pada pukul 12.45 di KM 12+800 antara Stasiun Harjamukti-Ciracas.

Dugaan awal, kecelakaan tersebut kesalahan manusia atau human error yakni proses langsir yang telalu cepat. Langsir merupakan istilah pergerakan rangkaian kereta untuk berpindah jalur rel.

Meski begitu, kepastian terkait penyebab tabrakan LRT ini masih menunggu hasil investigasi yang dilakukan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

"Ini terindikasi adanya human error, di mana masinis pada saat langsir ini kecepatannya melebihi. Tapi itu nanti akan diketahui oleh hasil investigasi KNKT. Tapi indikasi awal berdasarkan situasi di lapangan seperti itu," kata Budi saat konferensi pers daring, Senin kemarin.

Dirut PT INKA memastikan tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. Masinis dari PT INKA bernama Faisal yang mengoperasikan trainset 29 hanya mengalami luka ringan dan telah dibawa ke Rumah Sakit Melia Cibubur untuk penanganan medis.

"Masinisnya Alhamdulillah tidak apa-apa, luka ringan, masuk RS masih sadar," kata Budi.

Kepala KNKT, Soerjanto Tjahjono mengatakan, pihaknya telah mengirim tim ke lapangan untuk melakukan investigasi kecelakaan LRT Jabodebek. Meski temuan awal PT INKA menunjukkan indikasi adanya human error, KNKT belum bisa menilai ke sana.

"Enggak, kita belum sampai ke situ," kata Soerjanto saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (26/10/2021).

Dia juga belum bisa memprediksi berapa lama investigasi kecelakaan LRT Jabodebek ini rampung. Sebab, alat perekam semacam black box atau kotak hitam pada kereta tersebut belum berhasil diambil.

"Kita belum tahu, karena black box kan bisa kebuka enggak, nanti kalau black box-nya bisa kebuka bisa lebih cepat lah," ujarnya.

Hari ini, tim KNKT bersama pihak PT INKA masih berkoordinasi untuk menyiapkan langkah-langkah berikutnya guna kepentingan investigasi. Paralel dengan itu, tim gabungan juga masih berupaya mengevakuasi black box pada LRT. 

"Itu kan masih tumpuk keretanya. (Proses pengambilan black box) masih diupayakan," kata Soerjanto menandaskan.

Pengamat Transportasi, Djoko Setijowarno menyesalkan insiden kecelakaan LRT Jabodebek saat uji coba di antara Stasiun Ciracas-Stasiun Harjamukti, Jakarta Timur. Menurut dia, seharusnya PT INKA tidak melakukan uji coba di jalur yang disiapkan untuk operasional.

"Itu mestinya uji ini enggak di situ, ya di parbriknya. Jadi harus punya track (sendiri). Masalahnya PT INKA enggak punya track panjang. Jadi kalau di sini kan track-nya untuk operasional, kalau rusak siapa yang tanggung jawab," ujar Djoko saat dihubungi Liputan6.com, Selasa.

Karena itu, dia mendorong agar perusahaan pelat merah yang berpusat di Madiun, Jawa Timur itu memiliki infrastruktur yang memadai untuk uji coba kereta yang mereka produksi.

"Makanya kita dorong biar INKA punya track sendiri aja. Jadi mau dia guling atau apa enggak apa-apa, iya kan? Kalau rusak ya dibawa lagi," katanya.

Merujuk pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 13 Tahun 2011 tentang Standar, Tata Cara Pengujian, dan Sertifikasi Kelaikan Kereta dengan Penggerak Sendiri, Djoko menyatakan bahwa saat ini LRT Jabodebek masih dalam tahap uji pertama, yang meliputi uji rancang bangun dan rekayasa, uji statis, dan uji dinamis.

Dia percaya rangkaian kereta LRT yang dibuat PT INKA ini memiliki kualitas yang baik. Apalagi BUMN tersebut berpengalaman puluhan tahun dalam memproduksi kereta api, bahkan telah diekspor ke beberapa negara.

"Kalau saya sih lihatnya kan enggak hanya kali ini PT INKA pernah mengoperasikan kereta. Kereta bandara juga PT INKA, itu enggak apa-apa," tuturnya.

Djoko juga menyinggung soal kondisi masinis trainset 29 yang hanya mengalami luka ringan saat tabrakan dengan trainset 20. Dia mengamini pernyataan Dirut PT INKA bahwa kereta yang diproduksi kuat. 

"Artinya kuat berarti ya keretanya, hahaha. Saya kira nanti aman, enggak pada takut, karena KC KRL pernah kecelakaan, penumpangnya juga tetap banyak toh," katanya menandaskan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Hasil Investigasi KNKT Jadi Bahan Perbaikan LRT

Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad mengaku prihatin dengan kecelakaan LRT Jabodebek saat uji coba di perlintasan layang di kawasan Cibubur, Jakarta Timur, Senin kemarin. Menurutnya, uji coba LRT sangat penting untuk keselamatan penumpang.

"Ya bahwa uji coba LRT itu kan sangat penting untuk keselamatan pemakai nantinya dan bahwa ketika itu terjadi kecelakaan, kita merasa prihatin atas kecelakaan yang terjadi," katanya di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/10/2021).

Dasco mengajak publik untuk tidak berspekulasi terkait penyebab tabrakan tersebut, dan menyerahkan kepada KNKT selaku pihak yang berwenang dalam investigasi kecelakaan transportasi.

"Kita serahkan semua kepada KNKT untuk mengkaji, menyelidiki apakah kesalahannya karena teknis atau human error," ucapnya.

Ketua Harian DPP Partai Gerindra ini berharap, hasil investigasi dan masukan dari KNKT nantinya bisa menjadi bahan perbaikan dan evaluasi LRT agar insiden serupa tidak terulang.

"Ini akan kita tunggu hasil dari KNKT untuk menjadi masukan perbaikan LRT di masa datang," pungkasnya.

Sementara itu, Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi PKS, Sigit Sosiantomo meminta pemerintah melakukan evaluasi komprehensif pascainsiden tabrakan LRT ini. Dia juga meminta agar pemerintah tidak mengeluarkan izin operasional terlebih dulu sebelum syarat teknis dan kelaikan prasarana dan sarana LRT dipenuhi.

"Investigasi teknis secara menyeluruh baik terhadap prasarana dan sarana kereta LRT harus dilakukan untuk mengetahui penyebab kecelakaan ini. Termasuk kemungkinan human error mengingat kereta ini masih dalam tahap uji coba," kata Sigit, dalam keterangan tertulis, Selasa (26/10/2021).

Dia menambahkan, Pasal 175 ayat (1) UU No 23/2007 tentang Perkeretaapian, mengamanatkan untuk dilakukan pemeriksaan dan penelitian penyebab jika terjadi kecelakaan kereta api. Hal tersebut perlu dilakukan oleh pemerintah dengan membentuk atau menugaskan suatu badan.

Adapun berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No 62/2013 tentang Investigasi Kecelakaan Transportasi, pelaksanaan investigasi dilakukan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Terkait dengan insiden ini, Sigit mengingatkan pemerintah untuk menjamin terpenuhinya persyaratan teknis dan kelaikan sarana dan prasarana kereta LRT sebelum mendapatkan izin operasi penuh.

"Persyaratan teknis dan kelaikan harus dipenuhi sarana dan prasarana kereta LRT ini sebelum pemerintah memberikan izin operasi. Jangan karena mengejar tenggat operasional, persyaratan teknis dan kelaikan diabaikan," kata Sigit.

 

3 dari 4 halaman

Mirip Kecelakaan MRT di Malaysia

Tabrakan LRT di Cibubur, Jakarta Timur pada Senin 25 Oktober 2021 kemarin, mengingatkan pada insiden serupa yang terjadi di negeri jiran, Malaysia, beberapa bulan lalu. Beruntung tak ada korban jiwa dari dua kecelakaan LRT tersebut.

Peristiwa LRT tabrakan di Kuala Lumpur terjadi pada 24 Mei 2021. Sebanyak 213 penumpang terluka. Faktor penyebab kecelakaan di Malaysia adalah human error.

Pada Juni 2021, Menteri Transportasi Malaysia, Wee Ka Siong mengumumkan bahwa ada kesalahan SOP yang dilakukan masinis dan pusat operasi kontrol, demikian laporan Channel News Asia, dikutip Selasa (26/10/2021).

Akibatnya, salah satu kereta (Train 40) mengarah ke tujuan yang salah dan menabrak kereta lain (Train 81) yang membawa penumpang yang diberangkatkan secara prematur dari stasiun Kuala Lumpur.

Train 40 harusnya masuk mode Automated Train Operation (ATO) agar pergi ke jalur selatan, tetapi masinis dan operation center LRT melakukan kesalahan dalam SOP sehingga Train 40 malah secara manual dibawa dari Gombak menuju utara, yakni Kuala Lumpur.

"Keadaan-keadaan itu menimbulkan kecelakaan antara Train 40 dan Train 81," ujar Dr Wee.

Setelah kecelakaan terjadi, pemerintah Malaysia meminta agar publik tidak berspekulasi terkait insiden tersebut. Hal itu diungkapkan oleh Menteri Wilayah Federal, Tan Sri Annuar.

"Publik diminta tidak mengambil kesimpulan sendiri terkait penyebab kecelakaan LRT sehingga tidak ikut campur dalam investigasi-investigasi yang dilakukan pihak berwenang, terutama polisi dan Prasarana Bhd," ujarnya melalui Twitter, dilansir The Star.

Korban tabrakan LRT Malaysia dibawa ke RS Kuala Lumpur. Ada juga korban yang sempat kritis.

Kecelakaan LRT di Malaysia ini bukanlah yang pertama. Sebelumnya pernah ada kecelakaan yang terjadi, bahkan pada 2006 ada LRT yang menabrak pembatas jalur, dan bagian kepalanya sudah menggantung di udara. Beruntung bagian badan kereta masih berada di jalur.

Akan tetapi, insiden Mei 2021 adalah yang terparah sejak 23 tahun beroperasinya LRT di Malaysia.

4 dari 4 halaman

Infografis LRT Jabodebek

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.