Sukses

Berbagai Reaksi soal Insiden Pembakaran Mimbar Masjid Raya Makassar

Insiden pembakaran mimbar Masjid Raya Makassar yang diduga dilakukan oleh seorang pria menuai beragam tanggapan dari berbagai pihak.

Liputan6.com, Jakarta - Insiden pembakaran mimbar Masjid Raya Makassar yang diduga dilakukan oleh seorang pria menuai beragam tanggapan dari berbagai pihak.

Diketahui, insiden dibakarnya mimbar Masjid Raya terjadi pada Sabtu dini hari, 25 September 2021. Terduga pelaku pembakaran berinisial K itu sudah berhasil ditangkap di sekitar Makassar.

Salah satunya Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Indonesia Jusuf Kalla (JK) yang mengecam keras tindakan pembakaran mimbar di Masjid Raya Makassar. Dirinya berharap agar masyarakat Indonesia tak mudah terprovokasi atas kejadian tersebut.

"Saya, selaku Ketua Dewan Masjid Indonesia, mengecam keras tindakan pembakaran mimbar Masjid Raya Makassar, yang diperkirakan terjadi pada dini hari tadi," kata JK dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, dilansir Antara.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md pun ikut angkat bicara.

Dirinya menyebut, peristiwa penusukan ulama di Batam dan pembakaran mimbar masjid di Makassar ini bukanlah kriminalisasi ulama. Pasalnya, ustaz dan fasilitas keagamaan yang menjadi korban dari pelaku kejahatan.

"Yang terjadi belakangan ini justru orang yang disebut ustaz atau tokoh, atau tempat ibadah itu menjadi korban dari sebuah kegiatan kriminal yang nyata. Sehingga, tidak bisa dianggap kriminalisasi terhadap tokoh agama," kata Mahfud dalam sebuah video yang diterima, Minggu, 26 September 2021.

Berikut merupakan sederet respons atau tanggapan dari berbagai pihak terkait pembakaran mimbar Masjid Raya Makassar dihimpun Liputan6.com:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Kapolrestabes Makassar

Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Witnu Urip Laksana meminta warga agar tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu yang beredar usai inisiden pembakaran mimbar Masjid Raya Makassar yang terjadi pada Sabtu 25 September 2021 sekitar pukul 01.30 Wita.

"Kami mengimbau kepada masyarakat, khususnya di Kota Makassar untuk tetap tenang dan jangan terpancing serta termakan isu-isu hoaks terkait kasus yang terjadi di Masjid Raya Makassar hari ini," kata Witnu kepada wartawan, Sabtu pagi.

Dia pun memastikan bahwa pihaknya kini telah mengantongi identitas pria misterius yang nekat membakar mimbar Masjid Raya Makassar. Hal itu terungkap setelah pihak kepolisian memeriksa sejumlah saksi dan mengecek rekaman CCTV.

"Dari hasil pemeriksaan awal terhadap saksi-saksi yang berada di masjid hari ini, termasuk juga dari hasil tangkapan CCTV di masjid kita sudah bisa mengindentifikasi diduga pelaku," jelas Witnu.

 

3 dari 6 halaman

2. Sekjen PBB

Sekjen Partai Bulan Bintang (PBB) Afriansyah Noor mengecam pembakaran mimbar Masjid Raya Makassar. Namun, dia meminta masyarakat tenang dan menyerahkan kasus ini kepada aparat penegak hukum.

"Saya mengutuk keras pembakaran mimbar Masjid Raya Makasaar. Saya yakin dan percaya aparat kepolisian segera mengungkap pelaku dan apa motif di balik tindakannya tersebut," ujar Afriansyah dalam keterangannya, Minggu 26 September 2021.

Dia meminta masyarakat untuk tetap menjaga toleransi umat beragama. Selain itu, Afriansyah mengimbau para pengurus masjid lebih berhati-hati dan waspada terhadap kelompok yang mau memperkeruh kerukunan umat beragama di Indonesia.

"Jaga kerukunan umat beragama dan jangan sampai terprovokasi oleh oknum yang tak bertanggung jawab," kata dia.

Afriansyah juga meminta warga agar lebih meningkatkan kewaspadaan dan segera melaporkan kepada pihak berwenang jika melihat hal-hal yang mencurigakan.

"Jika ada yang mencurigakan segera laporkan ke pihak kepolisian. Kita harus menjaga kerukunan ini, jangan sampai terbelah oleh kelompok yang ingin memperkeruh keadaan," jelas dia.

 

4 dari 6 halaman

3. Dewan Masjid Indonesia (DMI)

Kasus pembakaran mimbar Masjid Raya Makassar menjadi perhatian Dewan Masjid Indonesia (DMI). Bahkan Wakil Ketua Umum (Waketum) DMI Komisaris Jenderal (Purn) Syafruddin, datang meninjau langsung ke lokasi.

Syafruddin mengatakan, pihaknya sudah mendatangi Masjid Raya Makassar bersama Kapolrestabes dan tim Laboratorium Forensik (Labfor).

Ia mengimbau kepada umat Islam di Makassar untuk tenang dan tidak terprovokasi terkait kejadian tersebut.

"Saya mewakili DMI, sebagai pengurus masjid dan umat Islam untuk tenang menerima apa yang terjadi, secara ikhlas. Sekaligus kita menunggu penanganan yang dilakukan oleh Polda Sulsel akan menangani," ujarnya kepada wartawan di Masjid Raya Makassar.

Dia sudah meminta Kapolda Sulsel dan jajarannya untuk memproses kasus pembakaran mimbar Masjid Raya Makassar.

"Siapa pun pelakunya dapat diproses secara berlanjut," tegas Syafruddin.

 

5 dari 6 halaman

4. Jusuf Kalla

Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Indonesia Jusuf Kalla (JK) pun ikut mengecam keras tindakan pembakaran mimbar Masjid Raya Makassar. JK pun saat ini menjadi Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI).

"Saya, selaku Ketua Dewan Masjid Indonesia, mengecam keras tindakan pembakaran mimbar Masjid Raya Makassar, yang diperkirakan terjadi pada dini hari tadi," kata JK dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu 25 September 2021 dilansir Antara.

JK percaya jajaran Polri dapat segera menangkap pelaku dan mengungkap motif dari tindakan tersebut.

"Saya yakin dan percaya aparat kepolisian segera mengungkap pelaku dan apa motif di balik tindakannya tersebut," tambahnya.

JK juga mengimbau kepada seluruh masyarakat, khususnya umat Islam untuk tidak terprovokasi dan menyerahkan penuh kasus pembakaran mimbar Masjid Raya Makassar tersebut kepada Polri.

"Saya berharap kepada masyarakat, terutama umat Islam di Makassar dan daerah lainnya di Indonesia, agar tidak terprovokasi atas tindakan tersebut," jelasnya.

 

6 dari 6 halaman

5. Menko Polhukam

Menko Polhukam Mahfud Md mengatakan penusukan ustaz di Batam hingga pembakaran mimbar Masjid Raya Makassar bukanlah kriminalisasi ulama.

Pasalnya, ustaz dan fasilitas keagamaan yang menjadi korban dari pelaku kejahatan.

Dia menjelaskan istilah kriminalisasi kepada ulama berarti ustaz atau tokoh agama dituduh melakukan tindakan kriminal. Padahal, mereka tidak melakukan kegiatan apapun.

"Yang terjadi belakangan ini justru orang yang disebut ustaz atau tokoh, atau tempat ibadah itu menjadi korban dari sebuah kegiatan kriminal yang nyata. Sehingga, tidak bisa dianggap kriminalisasi terhadap tokoh agama," kata Mahfud dalam sebuah video yang diterima.

Dia mengingatkan masyarakat untuk tak terprovokasi dengan isu kriminalisasi ulama. Pasalnya, kata Mahfud, ada masyarakat yang menganggap bahwa peristiwa tersebut merupakan gejala meningkatnya kriminalisasi terhadap ulama.

"Kita semua hati-hati, aparat hati-hati, masyarakat juga hati-hati, jangan terprovokasi. Kita ini harus menjaga keutuhan dan kedamaian di negara ini," katanya.

Mahfud sendiri telah meminta aparat keamanan untuk mengusut kasus penusukan ulama dan pembakaran mimbar masjid. Namun, dia menekankan agar aparat tak terburu-buru menetapkan bahwa pelaku merupakan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).

"Saya berharap seperti yang sudah-sudah, maka pemeriksaan ini harus tuntas dan terbuka jangan terburu-buru memutuskan bahwa pelakunya orang gila seperti yang sudah-sudah," jelas Mahfud.

 

(Deni Koesnaedi)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.