Sukses

Ketua Umum PBNU: Alam Kita Kaya Raya, Tetapi Kemiskinan Sangat Banyak

Said Aqil Siradj menyinggung soal kemiskinan di Indonesia yang masih sangat banyak meski alam rayanya yang bisa dikeola sungguh sangat kaya.

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj menyinggung soal kemiskinan di Indonesia yang masih sangat banyak meski alam rayanya yang bisa dikeola sungguh sangat kaya.

Hal ini disampaikannya dalam acara Pembukaan Rakernas LP Ma'arif NU lewat daring, Sabtu (18/9/2021).

"Sebenarnya alam kita sangat kaya, alam kita sangat kaya raya akan tetapi kemiskinan masih sangat banyak karena ada salah kelola entah disengaja atau tak disengaja sehingga kekayaan kita tidak dinikmati oleh semuanya," kata KH Said Aqil.

Dia menuturkan, kekayaan di negeri ini hanya dinikmati oleh segelintir orang saja. Sementara mayoritas rakyatnya masih terpuruk di jurang kemiskinan. KH Said Aqil pun menyinggung warga NU yang masih banyak terpuruk di tengah kemiskinan.

Ia memaknai hal itu sebagai belum diraihnya kebanggan bagi mereka menjadi penduduk Indonesia.

Padahal menurutnya dengan kekayaan alam sebegitu besar, maka mestinya tak pantas penduduk di negeri ini berkecimpung dengan kemiskinan.

"Tidak masuk akal kalau penduduk Indonesia sampai tidak makan, beda dengan misalkan alamnya gersang seperti di Afrika atau Banglades dan negara miskin memang alamnya miskin. Nah kita ini negaranya kaya, alamnya kaya, tapi masyarakatnya miskin ini gak pantas!" tutur KH Said Aqil.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kantung Kemiskinan

Lebih ironis lagi, menurut KH Said Aqil kuntung-kantung kemiskinan justru didapati pada daerah-daerah yang menjadi sumber kekayaan. Misalnya di daerah tepi tambang, dan daerah pesisir.

"Padahal laut isinya kekayaan luar biasa," katanya.

Untuk itu dirinya menekan pemerintah agar dapat merealisasikan pemerataan di masyarakat. "Bukan hanya pertumbuhan tapi harus ada pemerataan," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.