Sukses

6 Fakta Terkait Pendaki Gunung Bawakaraeng yang Ditemukan Meninggal Dunia

Tiga pendaki yang hilang di Gunung Bawakaraeng, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan ditemukan meninggal dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Tiga pendaki yang hilang di Gunung Bawakaraeng, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan ditemukan meninggal dunia.

Ketiga pendaki tersebut meninggal dunia usai mengikuti upacara bendera 17 Agustus 2021 karena mengalami hipotermia.

Menurut Kepala Basarnas Makassar Djunaidi, usai menerima laporan ada pendaki meninggal dunia, tim penyelamat langsung bergerak menuju lokasi.

"Korban pertama ditemukan di pos tujuh, kedua antara pos lima dan enam. Kedua korban mengalami hipotermia," ujar Djunaidi, Rabu 18 Agustus 2021.

Kedua korban diketahui laki-laki bernama Stiven dan Zainal. Tak hanya dua korban, tim Basarnas kembali menemukan pendaki meninggal dunia bernama Rian.

Hasil penelusuran aparat kepolisian, jenazah Rian ditinggalkan rekan sependakiannya di sekitar Pos 5 untuk mecari bantuan.

Berikut deretan fakta pendaki meninggal dunia di Gunung Bawakaraeng usai upacara bendera 17 Agustus 2021 dihimpun Liputan6.com:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

Total Pendaki Ada 812

Kapolres Gowa AKBP Tri Goffaruddin saat dikonfirmasi membenarkan, dua korban yang meninggal dunia di Gunung Bawakaraeng itu merupakan warga Kabupaten Gowa.

"Saya selaku Kapolres Gowa bersama seluruh jajaran turut berbelasungkawa semoga keluarga yang ditinggalkan tabah menghadapi ujian ini," kata Tri.

Dari data yang diperoleh Tim Siaga Merah Putih, peserta mengikuti pengibaran bendera Merah Putih memperingati HUT ke-76 Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 2021 di puncak Gunung Bawakaraeng berjumlah 812 orang berasal dari kelompok pencinta alam, dan organisasi pencinta alam dari berbagai kampus lainnya.

Sebelumnya, jumlah peserta upacara bendera memperingati hari kemerdekaan di puncak gunung setempat pada 2020 tercatat sebanyak 19 ribuan orang, dan satu orang dinyatakan meninggal dunia.

 

3 dari 7 halaman

2 Pendaki Ditemukan Meninggal Diduga Alami Hipotermia

Dua pendaki Gunung Bawakaraeng ditemukan meninggal dunia usai mengikuti upacara bendara HUT ke-76 RI. Basarnas Makassar telah mengevaskuasi dua orang pendaki tersebut.

Kepala Basarnas Makassar Djunaidi, Rabu 18 Agustus 2021 mengatakan, usai menerima laporan ada pendaki meninggal dunia, tim penyelamat langsung bergerak menuju lokasi.

"Korban pertama ditemukan di pos tujuh, kedua antara pos lima dan enam. Kedua korban mengalami hipotermia," kata Djunaidi.

Basarnas telah berusaha penuh mencegat para pendaki naik dari berbagai titik jalur masuk ke puncak Gunung Bawakaraeng, namun tetap saja ada lolos.

Bahkan, Tim Siaga Merah Putih telah bersiaga sejak 16-18 Agustus, masih ada yang lolos hingga jatuh korban jiwa.

Korban diduga mengalami hipotermia atau penurunan suhu tubuh secara drastis diakibatkan berada di lingkungan bersuhu dingin dengan waktu yang lama.

Gunung Bawakaraeng memiliki ketinggian 2.830 Mdpl dan merupakan gunung tertinggi ke lima di wilayah Sulsel.

Dikonfirmasi terpisah, Kapolsek Tinggimoncong Iptu Hasan Fadly menyebut, dua korban jiwa tersebut diketahui laki-laki bernama Steven, warga Palantikan, Gowa ditemukan di pos tujuh.

Sedangkan korban lain, Rian beralamat di dekat BTN Samata, Gowa, ditemukan di pos lima.

 

4 dari 7 halaman

Kronologi Kejadian, Total 3 Korban Meninggal Dunia

Tim SAR gabungan melakukan pencarian terhadap satu pendaki yang dikabarkan meninggal dunia di Pos 7 Gunung Bawakaraeng usai merayakan HUT ke-76 RI.

Satu pendaki yang masih dicari tersebut merupakan kelompok delapan orang yang melakukan pendakian di Gunung Bawakaraeng.

Kapolsek Tinggimoncong Iptu Hasan Fadly mengatakan satu orang dikabarkan meninggal dunia dan masih dicari SAR gabungan bernama Rian. Ia meralat data sebelumnya yang menyebut korban meninggal yang ditemukan sebelumnya bukan bernama Rian, tetapi Zainal.

"Jadi jenazah pendaki yang sudah dievakuasi itu bernama Steven dan Zainal. Korban bernama Rian masih dalam pencarian oleh tim SAR gabungan," ucapnya melalui pesan WhatsApp, Rabu 18 Agustus 2021.

Hasan mengatakan pendaki yang masih dicari merupakan kelompok pemuda yang diduga berjumlah 8 orang dan berasal dari Kabupaten Gowa.

Delapan orang pendaki tersebut yakni Steven (21), Zainal (21), Muh Rian (20), Lel Fadly (20), Andi Fauzan Muktahari, (21), Wahyudi ( 21), Febrian Alfiandi (17) dan Suardi (21).

"Mereka menghindari penyekatan yang kami lakukan. Mereka lewat jalur Lembanna yang memang tidak ada penyekatan di sana," kata dia.

Sementara Kepala Basarnas Sulsel Djunaidi mengatakan pihaknya untuk sementara waktu menghentikan pencarian terhadap Rian. Pasalnya, lokasi pencarian dalam kondisi cuaca ekstrem.

"Pencarian terhadap satu orang pendaki yang dikabarkan meninggal atas nama Rian kami hentikan untuk sementara waktu. Cuaca dititik pencarian tidak memungkinkan karena cuaca buruk," kata dia.

Ia mengaku tim SAR gabungan akan melanjutkan pencarian terhadap Rian yang diperkirakan hilang di pos 7 akan dilakukan pukul 06.00 Wita, Kamis (19/8/2021).

"Kami bersama TNI dan Polri akan melakukan pencarian lagi besok pukul 06.00 Wita," ucapnya.

 

5 dari 7 halaman

Korban Steven Tiba di Rumah Duka

Suasana haru menyelimuti kediaman Steven William Frits Lamangku (21) di Jalan Melati Nomor 25, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa.

Puluhan rekannya berjibaku mendirikan tenda untuk menyambut kedatangan jenazah korban. Kerabat pun mulai berdatangan untuk menguatkan keluarga.

Saat jenazah korban tiba di rumah duka menggunakan ambulans dari Puskesmas Tinggimoncong Gowa, tempat awal disemayamkan, langsung disambut tangis histeris keluarga dan kerabatnya.

Ibu kandung korban, Vivi Desi Yulianita sontak histeris dan tak kuasa melihat jasad anaknya terbungkus kantong mayat milik Basarnas saat diturunkan dari ambulans. Selanjutnya dibawa ke dalam ruang tamu rumah.

Saat jenazah mahasiswa Politeknik Negeri Ujungpandang ini dikeluarkan dalam kantong mayat, Vivi kembali histeris dikerumuni kerabatnya saat melihat tubuh buah hatinya sudah terbujur kaku dan pucat memutih pada sekujur tubuh korban.

Selanjutnya, jenazah dibersihkan serta dirapikan untuk proses persemayaman. Tangis haru pun membuat suasana semakin larut dalam kesedihan atas kejadian ini.

"Sempat dia pamit untuk pergi ke rumah temannya di kaki Gunung Bawakaraeng. Saya sudah ingatkan jangan mendaki, karena cuaca tidak baik. Sempat dia cium dan peluk saya sebelum berangkat," ujar Vivi.

Di mata keluarga, sosok Steven merupakan anak ketiga dari lima bersaudara itu dikenal baik, ceria dan suka bergaul dan disenangi rekan-rekannya. Padahal, bulan depan adalah hari kebahagiaannya karena akan diwisuda.

"Steven mau diwisuda bulan depan di kampusnya, sudah selesai kuliahnya, tapi takdir berkata lain," kata Vivi.

Rencananya, Steven akan dikebumikan di Tempat Pekuburan Umum Bolangi, Kabupaten Gowa pada hari ini Kamis (19/8/2021).

 

6 dari 7 halaman

Korban Zainal Juga Sudah Tiba di Rumah Duka

Sedangkan jenazah Zainal Abidin, mahasiswa UIN Alauddin Makassar juga telah tiba di rumah duka, Jalan Beringin, Kasomberan, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa. Suasana haru juga menyelimuti kediaman korban.

Puluhan rekan kuliah korban serta kerabatnya memadati rumah duka. Sejumlah rekannya tidak menyangka almarhum berpulang di usia muda karena mengalami kedinginan berat saat melakukan pendakian untuk mengikuti upacara bendera di puncak Gunung Bawakaraeng.

Sebelumnya, Steven ditemukan tim SAR gabungan pada jalur Pos 7 tergeletak kaku, sedangkan rekannya, Zainal Abidin ditemukan tidak jauh dari lokasi penemuan Steven antara Pos 6 dan 5. Satu korban tewas lainnya ditemukan di Pos 5 setelah kedua rekannya ditemukan lebih dulu.

Sedangkan lima rekannya dalam keadaan selamat. Mereka berangkat rombongan berjumlah delapan orang, sejak Sabtu 14 Agustus 2021 untuk mengikuti upacara bendera di puncak gunung setempat.

 

7 dari 7 halaman

Korban Ketiga Ditemukan, Cuaca Ekstrem Diduga Jadi Faktor Meninggal Dunia

Tim Search and Rescue (SAR) gabungan akhirnya menemukan jasad pendaki ketiga yakni Muhammad Rian yang tewas akibat mengalami hipotermia (kedinginan).

"Korban ditemukan pukul 20.40 WITA sekitar 500 meter dari Pos 5 dalam keadaan meninggal dunia," ujar Kepala Basarnas Makassar Djunaidi.

Setelah jasad korban ditemukan atas petunjuk rekan korban di lokasi setempat, tim SAR gabungan langsung mengevakuasinya melalui Jalur Bulu Balea.

Selanjutnya, kata dia, korban dibawa ke Puskesmas Tinggimoncong untuk diserahkan ke pihak keluarga dibawa ke rumah duka, Jalan Mustafa Daeng Bunga, Kabupaten Gowa.

Sebelumnya, korban atas nama Rian itu dikabarkan sudah ditemukan pada pukul 14.20 WITA.

Namun belakangan setelah dikonfirmasi ke pihak keluarga, ternyata jenazah korban yang ditemukan itu adalah Zainal, teman rombongan Rian yang juga menjadi korban.

Hasil penelusuran aparat kepolisian, jenazah Rian ditinggalkan rekan sependakiannya di sekitar Pos 5 untuk mecari bantuan.

Berdasarkan kesaksian tersebut, tim SAR kembali menggerakkan SRU untuk menyisir area yang disampaikan rekannya Wahyudi dan Suardi saat menemani korban Rian jelang kematiannya.

"Kami menerima informasi dari pihak polsek bahwa jenazah kedua sebelumnya bukan Rian melainkan Zainal. Dan korban atas nama Rian ditinggalkan di sekitar Pos 5 Gunung Bawakaraeng, karenanya SRU difokuskan untuk mencari di area yang diinformasikan jenazah Rian diletakkan," kata Djunaidi.

Proses pencarian dan evakuasi berlangsung dramatis, karena kondisi sudah gelap dan cuaca di wilayah Gunung Bawakaraeng yang ekstrem.

Sebelumnya, ketiga korban yang merupakan satu rombongan berjumlah delapan orang, tiga orang dinyatakan meninggal dunia dan telah dievakuasi tim SAR gabungan.

Steven William, ditemukan di Pos 7, Zainal Abidin antara Pos 5-6, dan Muh Rian di sekitar Pos 5.

Korban diduga tidak mampu bertahan di tengah perubahan suhu ekstrem saat berada di atas gunung, karena mengalami hipotermia (kedinginan) berat saat mendaki di Gunung Bawakaraeng ketika itu cuacanya sangat ekstrem.

"Cuaca ekstrem dan ketidaksiapan para pendaki baik mental maupun perbekalan menjadi faktor utama penyebab banyak korban meninggal dunia di atas gunung," jelas Djunaidi.

 

(Lesty Subamin)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.