Sukses

Para Pejuang Pencari Darah di Masa Pandemi Covid-19

Kisah dua orang yang mengandalkan PMI untuk mencari darah bagi yang membutuhkan, terlebih di masa pandemi Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta Teriknya Jakarta Rabu 12 Agustus 2021 tak membuat Ahmad Faiz bersama istrinya mengurungkan niat untuk beranjak menuju ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) di Jakarta Pusat.

Hal ini semata-mata dilakukan demi putri tercintanya, Bandrina Nidaan Khofiyya yang harus mentransfusi darahnya.

Bandrina yang berusia dua tahun divonis menderita thalasemia mayor, yang mengharuskannya bergantung dengan transfusi darah dari orang lain. Faiz pun selalu setia menemani putrinya dua pekan sekali ke RSCM. Hal ini sudah dilakoninya sejak setahun yang lalu.

Usai bertemu dokter, Faiz acap kali harus menunggu sampai sore untuk memastikan anaknya mendapatkan darah atau tidak. Rasa cemas selalu menghantui pria yang bekerja di perusahaan media ini.

Bagaimana tidak, tak jarang dia mendapatkan surat dari Bank Darah RSCM yang menyatakan tidak adanya ketersediaan darah untuk anaknya.

"Kalau ternyata darah lagi ada, Alhamdulillah. Tapi kalau lagi kosong maka pasien thalasemia bakal dapat surat cinta, istilah di sini, dari Bank Darah di RSCM. Intinya kita disuruh cari darah di PMI," kata Faiz kepada Liputan6.com.

Keadaan Indonesia terlebih di Jakarta yang sedang dilanda pandemi Covid-19, tak menyurutkan Faiz untuk mendatangi PMI. Namun, bukan hal perkara mudah untuk mendapatkan darah.

"Di PMI pun gitu, harap-harap cemas juga, ada apa enggak darahnya. Kalau ada, alhamdulillah, kalau enggak ada maka harus cari orang buat jadi pendonor," ungkap Faiz.

Dengan keadaan seperti ini, dia tak goyah untuk bolak-balik ke PMI sebagai salah satu sumber terpercaya untuk mencari darah. Walaupun terkadang, pria asli Betawi ini harus pontang panting mencari stok.

Pernah suatu hari di bulan Januari 2021, Faiz menyebarkan pesan singkat ke grup WhatsApp miliknya lantaran stok darah kosong. Sekalinya dapat, ternyata juga tak membuahkan hasil.

"Dulu ada teman yang udah mau jadi pendonor, begitu sampai PMI ternyata enggak lolos karena tensinya rendah. Jadinya mau enggak mau harus cari orang lagi," cerita ayah dua anak ini.

Dia berkeyakinan bahwa PMI bisa menjadi pilihan utama para pencari darah. Meskipun masih ada yang perlu dipermudah alurnya. "Gue sih berharap donor darah langsung bisa dilakukan di UDD PMI Kota. Apalagi sekarang UDD PMI Kota se Jakarta udah buka 24 jam," kata Faiz.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bergotong Royong

Kisah lain dialami oleh Nur Azizah warga Cipadu, Kota Tangerang, yang menjadi pendonor darah tetap saat pandemi Covid-19.

Cemas melihat stok darah di PMI yang kian menipis, dan tak membayangkan apa yang bisa terjadi oleh orang yang membutuhkan, membuatnya tergugah untuk menyulap rumahnya untuk bisa dipakai lokasi donor darah.

Dia pun menghubungi orang PMI, yang kemudian datang lengkap membawa alat dengan sejumlah velbed. Awalnya, hanya lingkup keluarga yang ikut serta kegiatan tersebut, namun banyak yang tak lolos cek kesehatan.

"Mama itu enggak boleh donor karena tensi rendah jadi enggak boleh. Terus ajak teman-teman sekitar rumah akhirnya dapat belasan orang," cerita Azizah kepada Liputan6.com.

Total sejak awal pandemi Covid-19 hingga saat ini, kegiatan itu sudah dilakukannya sudah hampir 11 kali, bahkan jumlah pendonor yang ikut serta terus bertambah.

Rencananya akhir Agustus 2021 pun kegiatan rutin di rumahnya akan kembali digelar. Selain demi kesehatan, Azizah berharap donor darah tersebut dapat bermanfaat untuk masyarakat yang membutuhkan.

"Kekurangan darah kan fatal banget ya, seperti orang abis operasi, orang thalasemia, orang kecelakaan itu kan bener-bener butuh transfusi darah. Enggak ada itu akibatnya meninggal, gue pengen membantu dan bisa bermanfaat untuk orang lain," kata Azizah.

Dua pencari darah ini memang diamini oleh Ketua Bidang Unit Donor Darah PMI pusat, Linda Lukitari Waseso, yang menyadari masih ada kekurangan stok darah secara nasional. Kondisi ini tak lain, lantaran pandemi Covid-19 yang masih menghantui Indonesia.

"Stok darah saat ini di PMI ketersediannya masih ada kekurangan secara nasional 20 persen. Ini disebabkan karena pemerintah masih memberlakukan PPKM, komunitas-komunitas yang biasanya melakukan donor darah belum banyak melaksanakan kegiatan," ungkap Linda kepada Liputan6.com, Senin 16 Agustus 2021.

Namun, dia menegaskan, TNI, Polri maupun donor pengganti keluarga cukup membantu kinerja PMI saat ini dalam memenuhi stok darah.

"Begitu juga seperti di DKI Jakarta, layanan darah ada di 5 wilayah PMI dan buka 24 jam," kata Linda.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.