Sukses

KRI dr Soeharso Siap Siaga Suplai Oksigen untuk Rumah Sakit di Jateng

Rumah sakit di Jateng mendapatkan bantuan pasokan oksigen dari KRI dr Soeharso-990. Kapal perang rumah sakit terbesar di Indonesia itu bersandar di pelabuhan Tanjung Emas Kota Semarang.

Liputan6.com, Semarang Permintaan oksigen yang melonjak tinggi untuk menangani pasien COVID-19 membuat sejumlah rumah sakit di Jawa Tengah mengalami kendala pasokan oksigen. Pemprov Jateng pun melakukan berbagai cara untuk bisa menyuplai kebutuhan oksigen ke rumah sakit.

Terbaru, rumah sakit di Jateng akan mendapatkan bantuan pasokan oksigen dari KRI dr Soeharso-990. Kapal perang rumah sakit terbesar di Indonesia itu bersandar di pelabuhan Tanjung Emas Kota Semarang untuk membantu suplai oksigen di rumah sakit di Jateng.

KRI dr Soeharso merupakan kapal perang rumah sakit yang memiliki oksigen generator. Kapal itu bisa memproduksi oksigen secara mandiri dengan kapasitas sekitar 150.000 liter perhari atau setara dengan 20-25 tabung kapasitas 6000 liter.

"KRI dr Soeharso ini merupakan kapal perang rumah sakit yang diperintahkan sanggar di Semarang hari ini. Tujuannya adalah membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan oksigen khususnya bagi rumah sakit," kata Komandan Lanal Semarang, Kolonel Laut (P) Nazarudin, Rabu (28/7).

Nazarudin menerangkan, kapal tersebut akan bersandar di pelabuhan Tanjung Emas Semarang dengan batas waktu yang tidak ditentukan.

"Kapal ini akan stand by sampai terpenuhinya kebutuhan oksigen di Jateng. Jadi tidak ada batas waktu," jelasnya.

Di Indonesia lanjut Nazarudin, ada dua kapal perang rumah sakit yang bisa memproduksi oksigen. Yakni KRI dr Soeharso yang standby di Semarang saat ini dan KRI Semarang yang sedang sanggar di Surabaya untuk membantu pemenuhan oksigen di Jatim dan sekitarnya.

"Untuk mempermudah pelayanan, kami telah berkoordinasi dengan Dinkes agar rumah sakit yang membutuhkan pengisian oksigen bisa dikoordinir. Sebab kemampuan pengisian kami sehari hanya 20-25 tabung, jadi memang butuh waktu. Hari ini sudah mulai ada pengisian tabung untuk rumah sakit," pungkasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ganjar Kunjungi KRI dr Soeharso-990

 

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyepatkan menengok KRI dr Soeharso. Didampingi Wali Kota Semarang dan Kepala Dinkes Jateng, Ganjar melihat proses KRI memproduksi oksigen sampai proses pengisian tabung.

"Saya terima kasih sekali atas bantuan ini. KRI dr Soeharso ini kapal perang rumah sakit terbesar di Indonesia yang diperintahkan berada di Semarang untuk membackup oksigen di Jawa Tengah. Karena kapal ini punya oksigen generator yang bisa memenuhi kebutuhan kapal, tapi karena sekarang tidak menjalankan tugas, maka fungsinya untuk sosial dan kemasyarakatan," katanya.

Keberadaan kapal tersebut lanjut Ganjar sangat dibutuhkan khususnya dalam kondisi darurat. Dan berita yang menggembirakan, kapal ini akan di standby kan sampai kebutuhan oksigen di Jateng terpenuhi.

"Oksigen kita memang masih butuh. Kebutuhan oksigen Jateng kemarin-kemarin masih minus 30 persen. Maka kita mencari cara lain termasuk substitusinya, menggunakan oksigen concentrator, membuat oksigen generator dan lain-lain," jelasnya.

3 dari 3 halaman

Suplai Oksigen dari Daerah Lain

Pihaknya juga telah mencari suplai oksigen dari daerah lain. Beberapa waktu lalu, Jateng mendapat bantuan oksigen dari Palembang, Kendari, Jatim dan daerah lainnya.

"Kita coba dari Kalimantan dan Sulawesi. Dari Sulawesi itu kita dapat bantuan, tapi isotanknya tidak ada. Maka kita sedang beli isotank mudah-mudahan dalam minggu ini bisa datang," ucapnya.

Ganjar mengatakan, bantuan oksigen dari KRI dr Soeharso akan diprioritaskan untuk pemenuhan kebutuhan rumah sakit di Semarang Raya. Harapannya, kalau Semarang Raya tercover, maka suplai lainnya bisa memenuhi daerah lainnya.

"Kita prioritaskan untuk rumah sakit di Semarang Raya. Karena yang lebih dekat. Sumber lain bisa digunakan untuk pemenuhan berbagai daerah di Jawa Tengah," pungkasnya.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini