Sukses

Menkes Pastikan Azitromisin, Oseltamivir, dan Favipiravir Ada di Pasaran Awal Agustus 2021

Budi mengatakan, saat ini Indonesia memiliki 11,4 juta stok obat Azitromisin. Namun, Budi menyampaikan 20 pabrik lokal memproduksi obat tersebut, sehingga kapasitasnya mencukupi.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa pemerintah terus mengupayakan agar obat terapi Covid-19 dapat memenuhi kebutuhan nasional.

Namun, dia menargetkan obat-obatan untuk terapi Covid-19 yakni, Azitromicin, Oseltamivir, dan Favipirapir sudah ada di pasaran pada awal Agustus 2021.

"Mudah-mudahan di awal Agustus nanti beberapa obat-obatan yang sering dicari masyarakat misalnya Azitromisin, Oseltamivir maupun Favipiravir, itu sudah bisa masuk ke pasar secara lebih signifikan," jelas Budi Gunadi dalam konferensi pers, Senin (26/7/2021).

Menurut dia, saat ini Indonesia memiliki 11,4 juta stok obat Azitromisin. Namun, Budi menyampaikan 20 pabrik lokal  memproduksi obat tersebut, sehingga kapasitasnya mencukupi.

"Memang ada sedikit hambatan di distribusi dan kita sudah bicarakan dan sekarang setiap hari kita berkonsultasi dengan teman-teman di GP Farmasi untuk memastikan agar obat Azitromisin ini bisa masuk ke apotek," ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Impor dari Sejumlah Negara pada Agustus

Adapun, stok obat Favipiravir di Indonesia saat ini sekitar 6 juta dan ada beberapa produsen dalam negeri yang akan segera meningkatkan stok Favipiravir, termasuk Kimia Farma. Kemudian, PT Dexa Medica juga akan impor 15 juta di bulan Agustus.

Selain itu, pemerintah juga akan mengimpor 9,2 juta obat Favipiravir dari beberapa negara mulai Agustus. Hal ini lantaran obat Favipirapir ini akan menggantikan Oseltamvir sebagai antivirus untuk pasien Covid-19.

"Dokter-dokter ahli 5 profesi di Indonesia sudah mengkaji dampaknya terhadap mutasi virus delta ini, mereka menganjurkan agar antivirusnya digunakan Favipiravir," tutur Budi.

"Diharapkan nanti di bulan Agustus kita sudah punya kapasitas produksi dalam negeri antara 2 sampai 4 juta tablet per hari yang bisa memenuhi kebutuhan," sambungnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.