Sukses

4 RS di Bogor Terpaksa Menutup IGD Lantaran Krisis Oksigen untuk Pasien Covid-19

Empat rumah sakit yang menutup pelayanan IDG adalah RS UMMI, RS Siloam, RS Azra dan RS Graha Medika.

Liputan6.com, Jakarta Empat rumah sakit di Kota Bogor terpaksa menutup pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD). Hal ini menyusul rumah sakit tersebut mengalami krisis oksigen untuk pasien Covid-19.

Empat rumah sakit yang menutup pelayanan IDG adalah RS UMMI, RS Siloam, RS Azra dan RS Graha Medika.

"Tutup sementara karena keempat rumah sakit itu tengah mengalami krisis pasokan oksigen untuk pasien Covid-19," kata Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim kepada wartawan, Jumat (16/7/2021).

Dia mengatakan, stok oksigen juga mulai menipis di 21 rumah sakit lainnya di Kota Bogor.

Untuk itu, lanjut Dedie, Wali Kota Bogor Bima Arya sedang berupaya mencari ke sejumlah suplier di wilayah Kabupaten Bogor untuk mendapatkan pasokan oksigen, terlebih bagi pasien Covid-19.

"Mudah-mudahan Kang Bima menemukan (pengisian oksigen), supaya kebutuhan oksigen di rumah sakit bisa segera terpenuhi," ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Datangi Tempat Pengisian Oksigen

Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya mengungkapkan seluruh tempat pengisian oksigen yang dia datangi pun kondisinya sedang mengalami krisis pasokan dari pihak produsen.

Ketiga stasiun pengisian oksigen itu antara lain PT Sandara Baswana Gas di Citeureup, PT Rezki Gasindo Jaya, Gunung Putri dan PT Aneka Gas Industri (Samator), yang berlokasi di Citeureup dan Cileungsi, Kabupaten Bogor.

"Tiga titik ini yang memasok oksigen ke semua RS di Kota Bogor. Sementara di stasiun pengisian ulang juga tergantung pasokan dari pabrikan. Di tingkat produsen juga kapasitas produksinya terbatas," ucap Bima.

Karena ketersediaan oksigen di tingkat suplier semakin menipis sehingga terpaksa hanya mendistribusikan ke rumah sakit yang benar-benar membutuhkannya.

Untuk itu, Bima mendesak kepada pemerintah pusat untuk bergerak lebih cepat mengatasi kelangkaan oksigen khususnya di Kota Bogor.

"Karena dampaknya banyak, salah satunya angka kematian bagi yang sedang isolasi mandiri bisa melonjak. Tempat tidur di RS pun tidak bisa digunakan karena oksigennya juga tidak ada. Jadi, rasanya semua harus bergerak cepat," jelas dia.

 

3 dari 3 halaman

Beli Tabung Oksigen

Kota Bogor sendiri saat ini telah membeli 150 tabung oksigen untuk memenuhi kebutuhan di RS yang ada di wilayah tersebut.

Tabung ini dipersiapkan untuk mengisi ulang oksigen bantuan dari Krakatau Steel, Gerakan Anak Negeri dan Relawan Siaga, bantuan Posko Oksigen Provinsi Jawa Barat dan CSR swasta.

"Tapi itu semua masih sangat terbatas. Belum mengatasi persoalan. Jadi, saya mendesak kepada pemerintah pusat untuk bergerak lebih cepat lagi. Kita berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa manusia," kata Bima.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.