Sukses

PDIP: Vaksinasi Berbayar Bentuk Gotong Royong yang Mampu Ringankan Beban Pemerintah

Hasto meluruskan, adanya vaksinasi berbayar bukan untuk meniadakan vaksinasi gratis yang terus digencarkan oleh pemerintah.

Liputan6.com, Jakarta - Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menilai, vaksin gotong royong adalah bentuk partisipasi sebagian komponen bangsa yang ingin membantu pemerintah dalam mempercepat target pemerintah mencapai kekebalan komunal. Diketahui, Vaksin Gotong Royong atau vaksin berbayar rencananya akan dijual Kimia Farma dengan banderol hampir Rp 900 ribu

"Muncul aspirasi sebagai upaya percepatan vaksin, khususnya di kalangan korporasi, swasta dan individu yang mampu secara ekonomi, dibuka ruang bergotong royong vaksin sendiri, dengan biaya sendiri, sekaligus sebagai bentuk gotong royong guna meringkankan beban pemerintah," kata Hasto dalam keterangan pers diterima, Senin (12/7/2021).

Namun Hasto meluruskan, adanya ruang gotong royong tersebut bukan untuk meniadakan vaksinasi gratis yang terus digencarkan oleh pemerintah dan dipantau langsung Presiden Joko Widodo.

"Vaksin gratis kan tetap terus diberikan bahkan semakin masif. Bentuk partisipasi tersebut harus diapresiasi. Sebab dalam situasi pandemi, kecepatan pemberian vaksin secara masif akan mengerem laju penularan Covid-19, bahkan langsung dipantau oleh presiden," jelas Hasto.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sosialisasi Vaksinasi Gotong Royong

Hasto percaya, vaksin gotong royong dapat memberikan kecepatan pemberian vaksin untuk masyarakat Indonesia yang mampu. Ia juga bersepakat untuk terus membantu sosialisasi vaksinasi Gotong Royong seluruh elemen agar bisa terus dikedepankan.

"Percepatan vaksinasi adalah salah satu kebijakan, yang menyatu dengan kebijakan lainnya. PDI Perjuangan mengajak seluruh korporasi baik swasta maupun BUMN untuk menggunakan alokasi dana CSR untuk membantu," dia menandasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.