Sukses

Lewat Festival Pahlawan Desa, PDIP Tak Ingin Medsos Dipenuhi Hoaks

Menurut Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto, kegiatan ini membuktikan betapa pentingnya politik yang membangun kebudayaan bagi PDIP.

Liputan6.com, Jakarta - DPP PDI Perjuangan (PDIP) mendukung inisiatif Badan Kebudayaan Nasional Pusat (BKNP) yang melaksanakan Festival Pahlawan Desa dengan memperebutkan Piala Megawati Kawal Pancasila dari Desa.

Menurut Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto, kegiatan ini membuktikan betapa pentingnya politik yang membangun kebudayaan bagi PDIP.

"Kegiatan Piala Megawati Kawal Pancasila dari Desa ini berakar dari politik kebudayaan kita. Politik kebudayaan nasional kita yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum," kata Hasto dalam keterangannya, Sabtu (10/7/2021).

Hal itu disampaikannya saat launching acara yang dilaksanakan secara virtual di Jakarta hari ini. Turut hadir Ketua Umum Megawati Soekarnoputri bersama jajaran Ketua DPP PDIP. Salah satunya Tri Rismaharini.

Risma mengatakan saat ini Indonesia memang tengah menghadapi pandemi Covid-19. Namun dirinya meyakini bahwa rakyat masih bisa terus menggali nilai-nilai Pancasila yang ada dalam masyarakat.

"Saya ingat, ada yang di balai RT, ada di rumah-rumah kosong, lalu kemudian mereka secara tanggung renteng menyisipkan satu sendok beras dikumpulkan untuk diberikan kepada saudara-saudara di kampung mereka yang saat itu terkena Covid," kata Ketua DPP PDIP bidang Kebudayaan tersebut.

"Jadi sebetulnya budaya ini adalah budaya yang luar biasa. Maka dengan apa yang dilakukan lewat Festival Pahlawan Desa ini akan bisa kita lihat banyak sekali yang sudah dilakukan oleh tokoh masyarakat ataupun anak-anak muda yang menginspirasi lingkungannya," ujar Risma.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ada Tampilan Desa di Medsos

Sementara itu, Ketua BKNP PDIP Aria Bima mengatakan pihaknya ingin ada tampilan desa di ruang publik, khususnya di media sosial.

Sebab saat ini pihaknya melihat betapa dominannya ruang individualisme, apatisme, dan hedonisme, yang sudah masuk ke desa.

"Dengan ini, kita ingin mengajak kembali bagaimana nilai-nilai keragaman berbudaya, bahwa Pancasila dalam praktik sebenarnya terus hidup di masyarakat, khususnya di pedesaan," kata Aria Bima.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.