Sukses

Lewat Medsos, Nakes Keluhkan Padatnya Antrean di Stasiun KRL

Pekan pertama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM darurat diwarnai kerumunan penumpang kereta rel listrik (KRL) Commuter Line di berbagai stasiun arah Jakarta, salah satunya Statiun Bojong Gede.

Liputan6.com, Jakarta - Pekan pertama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM darurat diwarnai kerumunan penumpang kereta rel listrik (KRL) Commuter Line di berbagai stasiun arah Jakarta, salah satunya Statiun Bojong Gede.

Kepadatan jni dikeluhkan oleh sejumlah masyarakat melalui media sosialnya, termasuk tenaga kesehatan.

Seperti yang disampaikan dari akun Twitter Akun @chocomoufflet yang meminta agar ada jalur khusus nakes yang akan bekerja. Sebab, ia menyebut nakes tidak boleh terlambat bekerja karena merupakan pekerjaan di sektor kritis.

“Bikin jalur khusus nakes, @CommuterLine . Nakes paling utama sekarang. Panggil satgas covid buat periksa pekerja yang mau ke Jakarta punya Surat Tanda Registrasi Pekerja atau tidak. Tidak punya jangan kasih naik,” cuitnya.

Sementara akun @nurulwidya_p mengeluhkan antrean sangat panjang sementara dirinya dibutuhkan untuk merawat pasien Covid-19.

“Bye min @CommuterLine , nakesnya juga suruh antreeeee, dah tau di tempat kerja pasien covid bejubel,” tulisnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penjelasan KCI

PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) menjawab keluhan dengan menjelaskan bahwa antrean yang mengular disebabkan adanya pembatasan jumlah penumpang di masa PPKM darurat. Sesuai aturan, jumlah penumpang dalam satu gerbong maksimal 52 orang.

“Selamat pagi, kami mohon maaf atas kondisi tersebut, silakan tetap mengikuti arahan dari petugas di stasiun dan disarankan agar menyesuaikan kembali waktu perjalanannya dengan melakukan pemberangkatan lebih awal, guna menghindari kepadatan di stasiun,” tulis @commuterline.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.