Sukses

Soal Kritikan BEM UI soal Jokowi The King of Lip Service, Menko PMK: Tak Cerminkan Insan Akademis

Muhadjir menyampaikan perguruan tinggi memang harus menjamin dua hak, yakni kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyayangkan kritika Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) yang menyebut Jokowi The King of Lip Service.

Muhadjir menyebut tindakan BEM UI tidak sesuai dengan karakter akademisi. "Apa yang dilakukan tidak mencerminkan karakternya sebagai insan akademis,” kata Muhadjir pada wartawan, Senin (28/6/2021).

Muhadjir menyampaikan perguruan tinggi memang harus menjamin dua hak, yakni kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik.

"Kebebasan akademik diperlukan dalam relasi antar sesama dosen dan sesama mahasiswa, atau antara dosen dan mahasiswa. kebebasan mimbar akademik digunakan dalam relasi warga kampus, khususnya guru besar dengan pihak luar,” bebernya.

Namun, untuk dapat menggunakan hak tersebut, menurutnya harus berpegang pada prinsip-prinsip akademik. Sayangnya, Muhadjir menilai hal itu tidak tidak diterapkan oleh BEM UI.

Sebagai insan akademis, untuk menggunakan hak-hak itu mereka harus berpegang pada prinsip-prinsip akademik, di samping fatsun sebagai alat timbang tentang bagaimana kebebasan itu harus diekspresikan dengan elegan dan berkepatutan,” pungkasnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Anggap Jokowi hanya Sebar Janji Manis

Sebelumnya Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) mengkritik Presiden Joko Widodo atau Jokowi lewat media sosial. Lewat poster bergambar Presiden Jokowi, BEM menulis "Jokowi: The King of Lip Service"

BEM UI mengungah poster Presiden di akun instagramnya yaitu bemui_official dengan keterangan tulisan,

"Jokowi: The King of Lip Service". 

Halo, UI dan Indonesia!

Jokowi kerap kali mengobral janji manisnya, tetapi realitanya sering kali juga tak selaras. Katanya begini, faktanya begitu. Mulai dari rindu didemo, revisi UU ITE, penguatan KPK, dan rentetan janji lainnya. Semua mengindikasikan bahwa perkataan yang dilontarkan tidak lebih dari sekadar bentuk "lip service" semata.

Berhenti membual, rakyat sudah mual!

Brigade UI 2021#BergerakProgresif

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.