Sukses

7 Fakta Gempa Gunung Kidul Terkini, Bikin Pasien Covid-19 Panik hingga Dampak Kerusakan

Gempa berkekuatan magnitudo 5,3 yang mengguncang Gunung Kidul, Yogyakarta sempat membuat warga panik dan segera berhamburan ke luar rumah.

Liputan6.com, Jakarta - Gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,3 di wilayah Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta telah dimutakhirkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjadi magnitudo 5,1.

Saat gempa terjadi, banyak warga yang dibuat panik dan langsung berhamburan keluar rumah, Senin (28/6/2021) pagi, sekitar pukul 5.15 WIB. 

Tak terkecuali sejumlah pasien positif Covid-19 yang tengah dirawat di shelter Universitas Islam Indonesia (UII), Sleman. 

Meski begitu Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono menegaskan gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.

"Hingga pukul 05.50 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) di selatan Yogyakarta," kata Daryono, Senin.

Kuatnya getaran turut dirasakan sejumlah wilayah dengan skala bervariasi. Di antaranya Purworejo, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Nganjuk dalam skala intensitas III MMI. Sedangkan Bantul dan Gunung Kidul III-IV MMI.

Berikut deretan fakta gempa terkini di Wilayah Gunung Kidul dihimpun dari berbagai sumber:

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 8 halaman

1. Bukan Gempa Megathrust

Hasil analisa BMKG menyebutkan, gempa tersebut bukan merupakan gempa megathrust.

"Gempa yang terjadi bukan merupakan gempa megathrust, karena tidak bersumber di bidang kontak antar-Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia, tetapi hiposenter gempa ini agak dalam memasuki Zona Benioff," kata Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Senin (28/6/2021).

Daryono menjelaskan, zona megathrust adalah zona sumber gempa pada subduksi/penunjaman lempeng landai dan masih dangkal, sedangkan Zona Benioff adalah zona sumber gempa pada slab lempeng yang tersubduksi lebih dalam dan sudah mulai menukik.

Analisis BMKG menunjukkan episenter gempa terletak pada koordinat 8,56 lintang selatan (LS) dan 110,58 bujur timut (BT). Tepatnya di laut pada jarak 66 km arah selatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta pada kedalaman 61 km.

3 dari 8 halaman

2. Jenis Gempa Menengah

Lanjut Daryono, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalamannya, gempa selatan Yogyakarta yang magnitudonya diperbarui menjadi 5,1 merupakan jenis gempa menengah akibat adanya deformasi atau patahan dalam Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi ke bawah Pulau Jawa dengan mekanisme sumber pergerakan naik-mendatar (oblique thrust fault).

Dampak gempa berupa guncangan dirasakan di Bantul, Gunungkidul dalam skala intensitas III-IV Modified Mercalli Intensity (MMI), Purworejo, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Nganjuk dalam skala intensitas III MMI, Sleman, Yogyakarta dalam skala intensitas II-III MMI, Klaten, Cilacap, Kebumen, Banjarnegara, Malang, dan Solo dalam skala intensitas II MMI.

4 dari 8 halaman

3. Disebut Mirip dengan Gempa Malang

Melihat guncangan (ground motion) yang sangat kuat padahal magnitudo gempanya relatif kecil, dengan spektrum guncangan yang luas, gempa selatan Yogyakarta tersebut tampaknya berpusat di dalam lempeng (intraslab) pada kedalaman menengah, mirip dengan “gempa intraslab” selatan Malang pada 10 April dan 21 Mei 2021.

5 dari 8 halaman

4. Tidak Berpotensi Tsunami

Sebelum dimjatkhirkan menjadi 5,1, gempa dengan magnitudo 5,3 menggoyang wilayah Gunung Kidul, DIY pada Senin (28/6/2021) pagi. 

Dikutip dari laman BMKG, gempa berpusat di 8.49 Lintang Selatan dan 110.59 Bujur Timur atau tepatnya 55 KM Barat Daya Gunung Kidul.

BKMG juga menegaskan, gempa pada kedalaman 48 KM itu tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

6 dari 8 halaman

5. 3 Rumah Rusak Ringan di Bantul

Meski dilaporkan BMKG tak berpotensi tsunami, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul mengatakan ada tiga bangunan rusak ringan di wilayah Kabupaten Bantul.

"Rusak ringan pada bagian atap atau genteng," kata Manajer Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Aka Luk Luk Firmansyah saat dihubungi di Bantul, Senin (28/6/2021) dilansir Antara

Menurut dia, bangunan yang rusak akibat gempa terdiri atas masjid, gedung pemerintah kelurahan, dan rumah toko di Desa Srihardono, Kecamatan Pundong dan Desa Selopamioro di Kecamatan Imogiri.

​​​​​​Aka juga menuturkan bahwa gempa membuat warga kaget dan berhamburan keluar rumah namun tidak sampai menimbulkan korban jiwa.

"Alhamdulillah tidak ada laporan (korban jiwa)," katanya.

7 dari 8 halaman

6. 14 Rumah Rusak Ringan di Gunung Kidul

Sebanyak 14 rumah di Desa Girisekar, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta juga mengalami rusak ringan akibat gempa bermagnitudo 5,1, pada Senin pagi, sekitar pukul 05.15 WIB.

Kepala Desa Girisekar Sutarpan di Gunung Kidul, Senin mengatakan berdasarkan hasil pendataan petugas pasca gempa tercatat ada 14 rumah milik rumah warga yang rusak ringan.

"Kerusakan masih riangan, seperti genting jatuh dan dinding rumah retak. Saat ini, sudah dalam pengkondisian tim reaksi cepat (TRC) desa dan kabupaten," kata Sutarpan dilansir Antara

Dampak kerusakan paling parah terjadi di Dusun Bali, Desa Girisekar ada 10 rumah dan satu masjid yang rusak ringan, yakni genting rumah yang berjatuhan.

"Kami juga sudah melakukan komunikasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunung Kidul untuk tindakan selanjutnya atas dampak gempa tadi pagi," katanya.

 

8 dari 8 halaman

7. Pasien Covid-19 di Shelter UII Panik

Shelter Universitas Islam Indonesia (UII) Jalan Kaliurang, Kabupaten Sleman menjadi salah satu lokasi bagi warga setempat yang terpapar Covid-19. 

Saat terjadi gempa puluhan pasien Covid-19 panik dan berhamburan sampai teras kamar. Sebagian mengenakan masker dan sebagian lainnya belum sempat memakainya.

Namun demikian, sesaat setelah guncangan gempa berakhir, mereka segera kembali ke kamar masing-masing yang berada di bangunan empat lantai tersebut.

"Seram. Tapi kan enggak boleh turun," kata Ayu, salah seorang penghuni shelter di lantai empat .

Gempa tersebut juga juga membuat warga Sidoagung, Godean, Sleman panik sehingga mereka berlarian ke luar rumah.

Salah seorang warga Sidoagung, Purnomo Edi menyebut guncangan gempa yang dirasakan amat kencang. Saat masih beristirahat, tempat tidurnya terasa bergoyang-goyang sehingga memaksanya segera beranjak.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.