Sukses

Angka Kematian Covid-19 di DKI Tinggi, Kapasitas Makam Masih Cukup?

Edi Sumantri mengatakan, data dari Rabu 23 Juni 2021 Pukul 18.00 WIB, angka kematian akan Covid-19 mencapai 146 orang.

Liputan6.com, Jakarta Pemprov DKI melalui Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) DKI Jakarta Edi Sumantri mengatakan, data dari Rabu 23 Juni 2021 Pukul 18.00 WIB, angka kematian akan Covid-19 mencapai 146 orang.

Bahkan, dia menyiapkan truk untuk mengangkut peti berisi jenazah pasien terpapar Covid-19 menuju tempat pemakaman umum (TPU), lantaran tak mencukupi ambulans untuk mengangkut jenazah.

"Gelombang satu tertinggi 75 orang, tertinggi di gelombang pertama pada tahun ini," kata Edi merinci.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria alias Ariza juga menyatakan ambulans DKI masih terus beroperasi untuk membawa jenazah warga DKI yang terkena Covid-19.

Namun, dia menyebut apabila jumlah meninggal dunia sangat banyak akibat Covid-19, selain ambulans maka akan digunakan kendaraan alternatif lain.

Hal tersebut disampaikannya melalui akun Instagram miliknya @arizapatria, Kamis (24/6/2021).

"Namun jika mobil ambulans sudah tidak mampu, kita akan menggunakan alternatif yang terbaik. Mari terus kita jadikan 3M sebagai kebutuhan," kata Ariza.

Di sisi lain, dia meminta warga tetap berada di rumah, dan membeli kebutuhan pokok lewat online atau membeli UMKM di sekitar guna menekan penyebaran Covid-19.

"Tetap di rumah, banyak produk UMKM dan jualan tetangga yang bisa dipesan dari rumah. Pemprov DKI Jakarta terus melakukan 3T (testing, tracing, treatment), vaksinasi, disiplin prokes," kata Ariza.

Kepala Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Administrasi Jakarta Utara, Elly Sugestianingsih mengatakan, proses pematangan lahan TPU Rorotan sudah mencapai tiga hektar dan bisa menampung sekitar 7,200 petak makam, yang bisa digunakan untuk jenazah Covid-19.

Meski demikian, dirinya berharap tidak akan ada lagi penambahan jenazah Covid-19.

"Dari tiga hektar lahan yang sudah dimatangkan akan menampung sekitar 7.200 petak makam. Hingga saat ini makam yang sudah terpakai sekitar 900-an. Kita semua berharap tidak akan ada lagi penambahan jumlah jenazah Covid-19 yang dimakamkan disini," kata Elly saat dikonfirmasi, Kamis (24/6/2021).

Untuk memaksimalkan pelayanan pemakaman di TPU Rorotan, pihaknya mensiagakan 30 tugas.

"Awalnya, kita siagakan 18 petugas dikarenakan adanya peningkatan jumlah jenazah Covid-19 maka tim yang bertugas di TPU Rorotan ditambah menjadi 30 orang," jelas Elly.

Dalam waktu dekat, petugas akan merapikan badan makam agar tertata.

"Secara bertahap akan kita lakukan biar lebih rapi. Sedangkan proses pembangunan sejumlah fasilitas di TPU Rorotan masih terus berjalan," kata Elly.

Berjibaku

Sementara, Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, Ivan Nurcahyo menuturkan, jumlah petugas gali kubur di TPU khusus Covid-19 Rorotan, Jakarta Utara hanya berjumlah 6 regu. Tiap regu terdiri dari 5 tukang gali.

"Petugas gali untuk Rorotan 6 regu, 30 orang," kata Ivan saat dikonfirmasi, Kamis (24/6/2021).

Ivan mengakui, angka pemakaman harian di TPU khusus Covid-19 terus bertambah. “Rorotan Rabu 23 Juni 180 jenazah, di TPU tegal Alur 78 jenazah,” ujar dia membeberkan.

Kini TPU Tegal Alur yang menjadi rujukan untuk pemakaman jenazah Covid-19 di Jakarta sudah hampir penuh.

Lantaran jumlah petak yang kian terbatas, Pemprov DKI pun mengizinkan TPU lain untuk dipakai pemakaman Covid-19 dengan sistem tumpang atau tumpuk dari makam keluarga.

"Selain lokasi 2 TPU rujukan protokol Covid-19, TPU lain milik Pemprov bisa dipakai dengan model tumpang atau tumpuk menggunakan makam keluarganya," ucapnya.

Saat ini, sisa petak di TPU khusus Covid-19 terus berkurang, di TPU Tegal Alur misalnya, hanya tersisa 280 petak saja.

"TPU rorotan sisa 6.236 petak, TPU Tegal Alur sisa 280," kata dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perlu Dievaluasi

Anggota Komisi IX DPR Fraksi PDIP Rahmad Handoyo menyoroti pengangkutan jenazah Covid-19 pakai truk hingga faskes terancam kolaps karena tingginya pasien corona di DKI. Menurutnya, situasi sekarang ini menjadi evaluasi bersama bagi seluruh pihak.

"Ini menjadi pelajaran seluruh warga DKI dan sekitarnya, menjadi evaluasi kita bersama, menjadi evaluasi seluruh pihak, jangankan untuk mengangkut jenazah untuk dikebumikan sesuai cara yang sebenarnya, atau dengan mekanisme protokoler ya artinya dengan menggunakan ambulans," katanya lewat pesan suara, Kamis (24/6/2021).

"Kondisi ini sekarang sudah mengancam rumah sakit kita, tidak hanya sebatas mengangkut jenazah, kenapa? sumber dayanya sangat terbatas, ambulans terbatas, supir ambulans terbatas demikian halnya rumah sakit ketersediaan BOR sudah terancam, nakes kita juga terbatas ini justru menjadi pelajaran kita bersama, introspeksi kita bersama," sambungnya.

Menurutnya, hal ini tak akan terjadi bila semua masyarakat dan elemen menegakkan aturan yang ditetapkan pemerintah pusat yaitu PPKM skala mikro. Dia bilang, jika semua konsisten menegakkan aturan dan disiplin prokes maka semua ini tidak akan terjadi.

"Kalau kita menganggap ini hal sepele, banyak mengabaikan, masih banyak kerumunan di banyak tempat, masih keluar rumah jika tidak perlu, tempat tempat ekonomi tidak mematuhi aturan PPKM skala mikro ya semua akan mengalami hal yang lebih berat dari pada ini, tidak sekadar ngangkut jenazahBahkan nanti bisa terancam lebih tinggi kalau itu tidak kita indahkan," ujarnya.

Rahmad mengajak masyarakat untuk berempati kepada tenaga kesehatan dan sumber daya faskes yang ada. Dia mengajak warga DKI patuh 5 M yaitu mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas di penerapan PPKM mikro.

"Kita percaya, kalau kita taat, mematuhi aturan, kita bisa mengendalikan pandemi Covid-19 dengan bergotong royong dengan baik, namun berapapun yang kita siapkan untuk angkutan jenazah, maupun nakes kita, maupun rumah sakit kita tidak akan mampu memenuhi bila gelombang ini akan terus bertambah karena kecerobohan kita, karena ketidakdisiplinan kita," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.