Sukses

Ganjar-Sandi Bakal Sulit Dapat Tiket Pilpres 2024 Selain dari PDIP dan Gerindra

Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan berbicara peluang pasangan Ganjar Pranowo dan Sandiaga Uno untuk Pilpres 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan berbicara peluang pasangan Ganjar Pranowo dan Sandiaga Uno untuk Pilpres 2024. Menurutnya, kedua pasangan itu sulit mendapatkan tiket Capres kecuali dari partainya masing-masing yakni PDIP dan Gerindra.

"Memang Ganjar dan Sandi cukup berat untuk mendapatkan tiket, kecuali dari partainya masing-masing. Bila PDIP memutuskan berkoalisi dengan Gerindra, dengan asumsi Prabowo yang diusung, maka kemungkinan besar pasangannya Puan, bukan Ganjar," katanya saat dihubungi, Selasa (15/6/2021).

Meski begitu, kata dia, tak berarti peluang Ganjar sudah tertutup untuk di usung PDIP.  Menurutnya, bila elektabilitas Prabowo dalam perkembangannya dikalahkan oleh figur-figur lain termasuk Ganjar, maka mungkin PDIP akhirnya akan berpikir ulang dan mengambil keputusan lain.

"Tapi ini sangat tergantung pada perkembangan elektabilitas Ganjar juga. Kalau Ganjar elektabilitasnya tidak berkembang dan hanya bertahan seperti sekarang di kisaran 10 - 15 persen dalam simulasi banyak nama bakal capres, sementara misalnya Puan bisa bergerak naik, maka Ganjar juga sulit mendapat tiket dari PDIP," jelasnya.

Sedangkan, Djayadi menambahkan, Sandiaga masih terafiliasi cukup kuat dengan Gerindra dan Prabowo. Bila Gerindra tidak berubah tetap memajukan Prabowo, maka tentu tiket dari Gerindra tidak bisa dia dapatkan.

Sementara, jika Prabowo menjadi capres, kemungkinan Sandiaga akan enggan untuk mencalonkan diri. Sekalipun elektabilitasnya meningkat dan ada partai lain yang mau memberikan tiket padanya.

"Peluang Sandi sangat tergantung pada Prabowo dan apakah Sandi bisa meningkatkan elektabilitasnya. Sementara ini Sandi masih selalu kalah dari Prabowo, Anies, dan Ganjar," ucapnya.

Djayadi melanjutkan, partai lain akan tertarik untuk mengusung Ganjar atau Sandi bila elektabilitas keduanya meningkat tajam. Misalnya, punya elektabiitas 30 persenan bila di adu dengan Prabowo dan Anies atau tokoh lainnya.

"Sekalipun demikian, maju dari partai lain juga tergantung pada apakah Ganjar mau berhadapan dengan Prabowo-Puan (bila jadi maju). Demikian juga dengan Sandi, apakah dia mau maju dari partai lain bila dia harus berhadapan dengan Prabowo," pungkasnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ganjar-Sandiaga Pasangan Terkuat

Litbang Kompas punya hasil penelitian. Setidaknya ada satu tokoh kuat yang cocok bersanding dengan Ganjar Pranowo di medan pertarungan 2024. Analisis ini berdasarkan latar belakang dukungan.

Nama paling kuat jatuh pada Sandiaga Salahudin Uno. Dia dinilai bisa melengkapi Ganjar dari berbagai faktor. Pertama, 51,1 persen pemilih Sandiaga adalah wanita. Berbeda dengan Ganjar yang mayoritas didukung laki-laki. Angkanya 59,1 persen.

Sandiaga juga didukung 44,4 persen responden usia di bawah 23 tahun. Ganjar punya kelemahan pada kategori ini. Pemilih Ganjar kebanyakan di usia 40 sampai 60 tahun. Dari sisi domisili, 62,2 persen pemilih Sandiaga berasal dari luar Jawa. Cukup melengkapi Ganjar yang kuat dukungan pemilih dari Pulau Jawa.

Dilihat berdasar kategori kelompok suku, pemilih Sandiaga lebih beragam. Yakni 39,5 persen dari Jawa, 14,0 persen Sunda, 20,9 persen Melayu dan 25,6 persen lainnya. Sementara untuk Ganjar, 85,9 persen pendukung berasal dari suku Jawa.

Dari dukungan partai politik, Sandiaga cenderung melengkapi kekurangan Ganjar Pranowo. Sandi didukung 11,1 persen pemilih PKS, 15,6 persen Demokrat, 17,8 persen Gerindra, 8,9 persen Golkar, 4,4 persen NasDem, dan 2,2 persen PPP serta 8,9 persen PDIP. Terakhir yang juga mencolok, Sandiaga didukung 44,4 persen responden yang merasa tak puas dengan kinerja pemerintah Jokowi.

Reporter : Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.