Sukses

Penularan Covid-19 Tinggi, Ketua DPRD Minta Pemprov DKI Terapkan Lockdown Mikro

Rata-rata pasien kasus aktif Covid-19 itu berasal dari 265 kelurahan di DKI Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) segera melakukan lockdown mikro pada RT dan RW zona merah Covid-19. Langkah ini diyakini bisa mencegah terus terjadinya lonjakan kasus Covid-19.

"Ini harus cepat agar kasus penularan covid-19 bisa segera ditekan. Karena memang kasus aktif di Jakarta sudah memasuki angka yang mengkhawatirkan," katanya melalui keterangan tertulis, Selasa (15/6).

Berdasarkan data corona.jakarta.go.id, total pasien Covid-19 di DKI Jakarta mencapai 17.444 orang per 14 Juni 2021. Dari jumlah tersebut, sebanyak 7.410 pasien dirawat di rumah sakit dan 10.034 menjalani isolasi mandiri.

Politikus PDIP ini mengatakan, rata-rata pasien kasus aktif Covid-19 itu berasal dari 265 kelurahan di DKI Jakarta. Terbanyak dari Kelurahan Kapuk, Jakarta Barat dengan total 285 kasus.

"Kemudian tercatat di Kelurahan Cengkareng Timur 194 kasus, Pademangan Timur 187 kasus, Lubang Buaya 180 kasus covid-19, Kebon Jeruk 162 kasus dan dari kelurahan-kelurahan lainnya," jelasnya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Lakukan Pengawasan Ketat

Selain melakukan lockdown mikro, dia meminta Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melakukan pengawasan ketat, hingga ke tingkat kelurahan. Dia menyebut, lemahnya pengawasan kerap menjadi penyebab lonjakan kasus Covid-19.

"Karena itu kebijakan harus dibarengi dengan pengawasan. Di masalah ini aparatur yang tergabung dalam Satgas harus tegas. RT dan RW yang ditetapkan sebagai mikro lockdown harus diawasi dan dicukupi kebutuhan pangannya oleh kelurahan," tegasnya.

Pria yang akrab disapa Pras ini juga meminta semua pihak, terutama masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan. Menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan dan membatasi mobilisasi juga interaksi.

"Ini penting untuk kesehatan bersama, demi menjaga kita dan keluarga kita bersama," tutupnya.

Reporter: Titin Supriatin

Sumber: Merdeka.com

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.