Sukses

4 Pernyataan Megawati saat Orasi Usai Raih Gekar Profesor Kehormatan Unhan RI

Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri menyebut, masyarakat Indonesia memang susah untuk diminta disiplin, khususnya di masa pandemi Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri menyebut, masyarakat Indonesia memang susah untuk diminta disiplin, khususnya di masa pandemi Covid-19.

Namun, menurut Ketua Umum PDI Perjuangan itu, untuk gotong royong, masyarakat Indonesia sangat luar biasa.

"Kita ini boleh dipikir masih bisa bertahan loh kalau urusan itu karena penyakitnya. Saya bilang ke Pak Jokowi, orang Indonesia itu sekarang memang tidak bisa disiplin Pak karena mereka dari ilmu psikologi sedang merasakan kemerdekaannya," kata Megawati saat berpidato usai menerima gelar Profesor Kehormatan dari Universitas Pertahanan RI, Jumat 11 Juni 2021.

Selain itu, dalam kesempatan tersebut, Megawati juga sempat menyinggung masalah Papua. Namun, dia tidak spesifik apakah masalah Papua yang dimaksud terkait Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.

"Saya bilang disini kan ada Pak BIN ya, Pak Budi Gunawan, saya bilang piye toh yo yang namanya urusan Papua itu," kata Megawati.

Menurut Putri Bung Karno ini, orang Papua menguasai teritori di wilayahnya. Mereka sudah memahami jalur-jalur tikus.

Berikut sejumlah pernyataan Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri saat berpidato usai menerima gelar Profesor Kehormatan dari Universitas Pertahanan RI dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Sebut Pancasila Jadi Landasan Menyeimbangkan Perkembangan Teknologi

Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri meyakini, Pancasila dapat menjawab disrupsi akibat perkembangan teknologi.

"Disrupsi bisa diatasi dengan kepemimpinan strategik yang melekat dengan ideologi bangsa, yakni Pancasila. Pancasila menjadi dasar dan tujuan di dalam menghadapi turbulensi peradaban," kata Megawati saat menyampaikan orasi ilmiah pengukuhan gelar profesor kehormatan (Guru Besar Tidak Tetap) Ilmu Pertahanan bidang Kepemimpinan Strategik dari Universitas Pertahanan (Unhan) RI, Jumat 11 Juni 2021.

Megawati melanjutkan, kepemimpinan strategik dalam perspektif ideologi bangsa Pancasila mengajarkan tiga hal. Pertama adalah filsafat, kedua adalah dasar haluan negara, dan ketiga sekaligus cara pandang bangsa Indonesia terhadap dunia.

"Pancasila menjadi landasan yang menyeimbangkan atau bahkan mengoreksi, agar teknologi tetap menempatkan supremasi nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal," urai Megawati.

Dengan Pancasila, sambung Megawati, ketika teknologi dicermati dalam perspektif Ketuhanan, maka teknologi tersebut harus mendorong persaudaraan seluruh umat manusia yang bertanggung jawab sebagai makhluk ciptaan Tuhan.

"Teknologi dengan nilai Ketuhanan ini, menjadikan bumi seisinya untuk dijaga kelestariannya, keharmonisannya, dan menjadi rumah bagi seluruh makhluk hidup agar selalu berada dalam kesimbangan ekosistem kehidupan seluruh alam semesta," beber Megawati.

Megawati menegaskan, kepemimpinan strategik melekat dan tidak bisa dipisahkan dengan pemahaman terhadap ideologi Pancasila.

Dia percaya, sehebat-hebatnya disrupsi dan krisis yang terjadi, selama bangsa Indonesia punya pegangan Pancasila, maka akan bisa melewati berbagai ujian sejarah.

"Kepemimpinan strategik menempatkan penguasaan negara Indonesia atas bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, untuk dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat," terang dia.

 

3 dari 6 halaman

Akui Orang Indonesia Tak Bisa Disiplin

Megawati lalu menyebut, masyarakat Indonesia memang susah untuk diminta disiplin, khususnya di masa pandemi Covid-19. Namun, untuk gotong royong masyarakat Indonesia sangat luar biasa.

Megawati mengatakan, Indonesia salah satu negara yang bisa bertahan menghadapi pandemi Covid-19 yang sudah melanda hampir satu setengah tahun.

Kondisi Indonesia dinilai lebih baik dibandingkan negara lain seperti, India yang kasus virus Corona nya tinggi.

"Kita ini boleh dipikir masih bisa bertahan loh kalau urusan itu karena penyakitnya. Saya bilang ke Pak Jokowi, orang Indonesia itu sekarang memang tidak bisa disiplin Pak karena mereka dari ilmu psikologi sedang merasakan kemerdekaannya," kata Megawati saat berpidato usai menerima gelar Profesor Kehormatan dari Universitas Pertahanan RI, Jumat 11 Juni 2021.

"Tapi kalau dilihat kegotongroyongan, kita luar biasa loh, sangat tercerminkan," sambungnya.

Dia melihat banyak masyarakat dan anak muda yang membuat kelompok kemanusiaan untuk mengumpulkan iuran dan memberikan bantuan kepada masyarakat tidak mampu. Menurut dia, hal ini memang budaya masyarakat Indonesia.

"Saya lihat anak muda seperti bikin grup itu bikin nasi-nasi bungkus, iuran uangnya. Lalu mencari seperti pemulung. Itu saya lihat. Alhamdulillah deh yang namanya budaya gotong royong itu memang budaya kita," jelas Megawati.

Megawati menekankan, Presiden Sukarno sejak awal menyatakan tak pernah membuat Pancasila. Namun, Pancasila terbentuk dari Bumi Pertiwi Indonesia.

"Makanya Bung Karno tidak pernah mengatakan beliau membuat Pancasila. Beliau mengatakan, saya menggali Pancasila dari Bumi Pertiwi. Jadi kalian sendiri tinggal merasakan," tutur Megawati.

 

4 dari 6 halaman

Pertanyakan Benarkah Indonesia Dijajah Selama 350 Tahun

Kemudian, Megawati memunculkan pertanyan, apakah benar Indonesia dijajah selama 350 tahun. Hal itu dilontarkan Megawati saat membacakan pidato ilmiahnya saat disandangkan gelar profesor kehormatan oleh Universitas Pertahanan.

"Saya sering bertemu dengan para ahli sejarah, saya sampai bilang begini, tolong dong diperiksa kembali apakah benar kita dijajah 350 tahun?" kata Megawati.

Megawati merasa janggal sebab tidak ada kelompok masyarakat yang mau dijajah selama itu, termasuk bangsa Indonesia. Karenanya dia meminta kepada para sejarawan untuk dapat memastikan bagaimana menghitung masa penjajahan penjajah terhadap Indonesia.

"Kok orang yang dijajahnya seneng banget ya? 350 tahun saya bilang,memang apa iya? kalau saya lihat masa perjuangan sebelum kemerdekaan kan kita sporadis ya, apakah dihitung tidak runtun, tahun ini umpamanya Pangeran Diponegoro 1825-1830, begitu apa ya? saya kurang tahu bagaimana sampai dengan kesimpulan kita terjajah 350 tahun," heran Megawati.

Megawati pun melontarkan pemikirannya tersebut ke hadirin yang ada di acara tersebut. Salah satunya dia menyebut nama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang diyakininya sependapat dengan dirinya

"Tentu Pak Prabowo juga setuju, kok enak temen? enak amat ya? Saya kalau mungkin sudah lahir di sana, saya ikut berontak," papar dia.

 

5 dari 6 halaman

Singgung Soal Papua

Terakhir, Megawati menyinggung masalah Papua. Namun, Mega tidak spesifik apakah masalah Papua yang dimaksud terkait Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.

Megawati awalnya menanyakan soal Papua kepada Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan yang hadir dalam acara itu.

"Saya bilang disini kan ada Pak BIN ya, Pak Budi Gunawan, saya bilang piye toh yo yang namanya urusan Papua itu," kata Megawati saat orasi ilmiah di Unhan, Jumat (11/6).

Menurut Putri Bung Karno ini, orang Papua menguasai teritori di wilayahnya. Mereka sudah memahami jalur-jalur tikus.

"Menurut saya loh Itu kan mereka yang tuan rumah loh, tau jalan jalan tikus itu," kata Presiden RI kelima ini.

Megawati pun menyebut, bahwa aparat perlu menguasai strategi perang gerilya. Mega bilang, orang Papua handal menguasai hutan.

"Yang saya bilang sangat perlu strategi perang gerilya. Mereka (orang Papua) tau kok naik pohon bisa, apalagi yang dipegunungan itu," pungkas Megawati.

6 dari 6 halaman

SBY-Megawati

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.