Sukses

Ketua MPR: Terjadi Upaya Membenturkan Nasionalisme dengan Islam

Menurut Bamsoet, kekosongan nilai kebangsaan bagi generasi muda tersebut mulai terlihat sejak reformasi, atau setelah dihapusnya P4.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengatakan bahwa hari ini terjadi kekosongan nilai kebangsaan terhadap generasi muda di Indonesia, sehingga dibenturkan nasionalisme dengan agama.

"Ada kekosongan nilai kebangsaan bagi generasi muda kita, sehingga terjadilah upaya membenturkan antara nasionalisme dan Islam," kata Bambang Soesatyo (Bamsoet) di Banda Aceh, Kamis.

Pernyataan tersebut disampaikan Bambang Soesatyo kepada media usai mengisi materi sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh.

Kata Bamsoet, kekosongan nilai kebangsaan bagi generasi muda tersebut mulai terlihat sejak reformasi, atau setelah dihapusnya Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4).

Bamsoet menegaskan, kondisi seperti ini tidak boleh terus berlarut, karena pada dasarnya negara Indonesia didirikan oleh sekumpulan ulama bersama para orang-orang nasionalis.

"Ini yang tidak boleh terjadi karena negara ini didirikan oleh alim ulama yang berjuang bersama bung Karno dari nasionalis, dan terbentuk satu negara," ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Piagam Jakarta

Menurut dia, para tokoh negara ini dulu sangat berjiwa besar dalam melakukan sesuatu, salah satunya mengubah rumusan awal Pancasila di sila pertama dalam Piagam Jakarta.

Dalam Piagam Jakarta, rumusan Pancasila pada sila pertama menyatakan, "Ketuhanan dengan menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya." Setelah melakukan dialog mendalam antar tokoh nasionalis dan ulama, akhirnya disepakati menjadi Ketuhanan yang Maha Esa.

Hal ini, menurut dia menunjukkan jiwa besar para pendiri bangsa guna membangun bangsa yang merdeka.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.