Sukses

Mendikbud Ristek Nadiem: Semua Rindu untuk Kembali Tatap Muka di Sekolah

Nadiem menegaskan, pelaksanaan belajar tatap muka terbatas bukan berarti semua siswa wajib belajar di sekolah.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, menganggap banyak siswa yang merindukan pembelajaran tatap muka (PTM) di kelas. Nadiem mengingatkan bahwa jika PTM Terbatas sudah dilakukan oleh sekolah, para siswa diminta untuk menjaga penerapan protokol kesehatan di sana.

"Semua rindu untuk kembali tatap muka di sekolah. Walau masih terbatas, beberapa sekolah sudah mulai kembali beraktivitas di sekolah. Kalau sudah bisa kembali tatap muka terbatas di sekolah, jangan lupa untuk tetap jaga protokol kesehatan ya," tulis Nadiem dalam sebuah unggahan di Instagram pribadinya, dikutip pada Rabu (9/6/2021).

Nadiem juga mengajak semua pihak supaya secara bertanggung jawab menjaga sekolah menjadi tempat yang aman dari penularan Covid-19.

"Yuk bersama bertanggung jawab menjadikan sekolah tempat yang aman dan sehat bagi semua," tekannya.

Ia juga menegaskan bahwa pelaksanaan PTM terbatas bukan berarti semua siswa wajib belajar di sekolah. Namun bergantung pada kesediaan orang tua atau wali murid tiap siswa.

"Ingat keputusan akhir seorang siswa boleh kembali tatap muka ada di tangan orang tua atau wali," tegasnya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

PTM Terbatas

Presiden Jokowi sebelumnya menyatakan, PTM Terbatas hanya dilaksanakan maksimal dua jam per pertemuan. Tiap minggunya pertemuan hanya digelar dua kali.

“Yang selama ini kurang tepat, yang benar namanya Sekolah Tatap Muka Terbatas. Artinya apa? Satu kelas hanya diisi 25 persen, maksimal pembelajaran 2 jam dan 1 minggu hanya 2 kali,” kata Jokowi dalam pertemuan dengan pimpinan media di Istana Merdeka, Senin (7/6/2021).

Menurut Jokowi, pelaksanaan Sekolah Tatap Muka Terbatas harus mulai dicoba. Syaratnya, melihat kondisi wilayah tersebut yang sudah terkendali.

“Harus mulai dicoba. Negara lain sudah melakukan Sekolah Tatap Muka. Tapi harus ketat protokol kesehatan,” ujar Presiden yang selalu setia memakai baju putihnya.

Sekolah Tatap Muka Terbatas ini juga, menurut dia, bisa meringankan beban orangtua, murid dan guru. Karena bagaimana pun pembelajaran tatap muka masih tetap diperlukan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.