Sukses

Dukung Food Estate, Kementan Mantapkan Kolaborasi Siapkan Kapasitas SDM Pertanian

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan Food Estate adalah jawaban untuk menyediakan pangan bagi 273 juta jiwa penduduk Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Kolaborasi antara Pemerintah Pusat, Daerah dan pelaku usaha sangat dibutuhkan dalam mendukung pengembangan kawasan pangan berbasis korporasi petani atau lebih dikenal Food Estate. Salah satu wilayah Food Estate yang fokus pada komoditas padi dan jagung adalah Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur.

Pada tahun 2020 luasan pengembangan mencapai 5.000 ha (padi 3.000 ha dan jagung 2.000 ha). Tahun 2021 akan diperluas menjadi 10.000 hektar (Padi 5.620 ha, Jagung 4.380 ha). Untuk mendukung hal ini Kementerian Pertanian terus berupaya menggerakkan semua komponen, termasuk SDM Pertanian yang akan disiapkan untuk pengawalan dan pendampingan.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan Food Estate adalah jawaban untuk menyediakan pangan bagi 273 juta jiwa penduduk Indonesia. Stabilitas negara dipengaruhi oleh stabilitas pangan suatu daerah.

"Tujuan Kementan bersama pihak terkait dalam mengembangkan Food Estate adalah untuk membuat masyarakat menjadi lebih baik dan semakin sejahtera," tegas Mentan SYL.

Menurutnya, pemerintah bersama petani akan menjamin harga, sehingga ada kepastian, termasuk ketika panen tidak jatuh.

"Pemerintah akan kawal pengembangan Food Estate hingga dua tahun. Apabila program ini berhasil, maka akan dilakukan pembangunan di daerah lain," tambahnya.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi menambahkan bahwa FE merupakan program luar biasa yaitu pemilihan benih, budidaya, panen, dan pasca panen dilakukan melalui pendampingan dan pengawasan yang melibatkan banyak pihak.

"Food estate yang menjadi program strategis nasional merupakan konsep pengembangan sentra produksi kawasan pangan yang berbasis korporasi dengan badan usaha tingkat petani yang mengelola usaha tani pangan mulai dari hulu hingga hilir secara berkelanjutan dan terintegrasi", ujar Dedi.

Hal tersebut ditindaklanjuti oleh Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Bustanul Arifin Caya dengan mendatangi langsung lokasi FE Kabupaten Sumba Tengah, NTT (4/6/2021) bersamaan dengan rangkaian kunjungan kerja Menteri PPN/Bappenas ke Pulau Sumba dalam rangka pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) dan Food Estate.

Nampak hadir dalam kunker tersebut di antaranya Bupati Sumba Tengah, Direktur Akabi Ditjen Tanaman Pangan, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sumba Tengah.

Dalam kesempatan tersebut, Bustanul mengungkapkan pentingnya membangun FE dari segi sumber daya manusianya, bagaimana melakukan pengawalan serta mendorong agar Kelembagaan Petani sesuai searah dengan tujuan program Food Estate.

"Selain itu, dukungan dari penyuluh dan pejabat daerah Kabupaten Sumba Tengah sangat diperlukan untuk mengawal pelaksanaan program FE dan program utama Kementan dengan mensinergikan program di kabupaten," terang Bustanul.

Dia juga berharap agar petani bisa langsung sebagai pemain bukan sebagai penonton, untuk itu penyuluh diharapkan dapat membantu petani supaya memiliki nilai tawar yang tinggi, melalui kontinuitas peningkatan produksi dan kualitas padi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pelatihan Kelembagaan Korporasi

Petani harus diberi contoh kemampuan memberi muatan baru program food estate dengan membangun kelembagaan korprasi dan agar dekat dengan off taker untuk menjamin penjualan hasil produksinya.

"Bagaimana kelompok tani yang ada tidak hanya terfokus pada on farm atau budidayanya saja tetapi harus juga fokus pada off farm agar dapat meningkatkan nilai tambah dengan memperbaiki penanganan pasca panen, pengolahan hasil, pengemasan, termasuk memperbaiki atau memperluasnya," ujarnya.

Untuk meyamakan persepsi kepada penyuluh dan petani mengenai korporasi di lokasi FE, Bustanul memandang perlunya pelatihan tentang kelembagaan korporasi yang lengkap sehingga tidak lagi adanya persepsi yang berbeda-beda dalam memahami apa itu korporasi dengan mendatangkan narasumber yang kompeten.

"Pemerintah Daerah sangat berharap dukungan dari Pemerintah Pusat melalui kegiatan FE terus dilanjutkan dari hulu sampai hilir. Saat ini dukungan masih dalam tahap pembangunan di tingkat hulu melalui bantuan saprodi, alat mesin pertanian, dan sarana prasaran lainnya dan masih sangat diharapkan pendampingan yang terus menerus pada bagian hilir termasuk pembentukan kelembagaan korporasi yang nantinya menjadi bagian penting dalam pengelolan pasca panen dan pemasaran hasil," Bustanul menandaskan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.