Sukses

PKS: Masih Ada Celah Berkoalisi dengan PDIP

Nasir menyebut masih ada celah bagi PKS dan PDIP berkoalisi di Pilpres, mengingat pada Pilkada di beberapa daerah, kedua partai juga sempat berkoalisi.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Nasir Djamil menyatakan pernyataan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto terkait sulit membangun koalisi dengan PKS, bukan berarti pintu koalisi Pilpres tertutup sepenuhnya. 

"Saya nyimak pernyataan Hasto itu, dia tidak full mengatakan tidak bisa bekerjasama atau berkoalisi dengan PKS, dia bilang ada perbedaan di internal PDI Perjuangan menyikapi teman koalisi yang akan datang,” ujar Nasir pada wartawan, Kamis (3/6/202).

Nasir menyebut masih ada celah bagi PKS dan PDIP berkoalisi di Pilpres, mengingat pada Pilkada di beberapa daerah, kedua partai juga sempat berkoalisi 

“Tidak langsung forbidden (terlarangan), masih ada celah-celah, ibarat lalu lintas itu masih ada lambang-lambang lain yang kemudian bisa digunakan, tidak kemudian dilarang masuk, saya baca seperti itu pernyataan Pak Hasto,” ucapnya.

Selain itu, ia menilai tak ada perbedaan ideologi dalam perpolitikan Indonesia. Ia meminta semua pihak tidak menggiring opini publik. 

"Sebenarnya di Indonesia tidak ada lagi pertarungan ideologi, yang akan sudah ke tengah, yang kiri juga sudah ke tengah, jadi kami punya harapan agar setiap partai politik bisa membangun kerjasama, hindari pernyataan-pernyataan yang berkonotasi dan dipersepsikan sebagai sebuah pembelahan,” pungkas dia. 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Basis Ideologi Berbeda

Sebelumnya, Hasto Kristiyanto mengatakan sulit bagi PDI Perjuangan berkoalisi dengan PKS dan Demokrat. Pertama, kesulitan koalisi dengan PKS sebab perbedaan ideologi.

"PDIP berbeda dengan PKS karena basis ideologinya berbeda. Sehingga sangat sulit untuk melakukan koalisi dengan PKS. Itu saya tegaskan sejak awal," kata Hasto dalam diskusi daring, Jumat (28 Mei 2021).

Sementara, PDIP dan Demokrat memiliki basis dan DNA partai yang berbeda. Hasto bilang demikian karena tidak ingin dijodohkan dengan Demokrat lantaran karakter kedua partai yang berbeda.

"Dengan Demokrat berbeda, basisnya berbeda. (Demokrat) partai elektoral, kami adalah partai ideologi tapi juga bertumpu pada kekuatan massa. Sehingga kami tegaskan dari DNA-nya kami berbeda dengan Partai Demokrat. Ini tegas-tegas saja, supaya tidak ada juru nikah yang ingin mempertemukan tersebut. Karena beda karakternya, nature-nya," ujar Hasto.

 

3 dari 3 halaman

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.