Sukses

Sentilan Megawati dan Hormat Ganjar untuk Komandan Tempur

Megawati memperingatkan kader yang tak ingin jadi petugas partai untuk hengkang dari PDIP. Pernyataan ini muncul sepekan setelah hubungan Puan dan Ganjar memanas.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri melontarkan peringatan keras kepada para kader partainya. Dalam acara peresmian 25 kantor baru PDIP, dia menyentil kader yang hanya menjual nama partai, namun tidak mau menjalankan tugas-tugasnya.

"Jangan hanya jual nama partai, hanya bisa berpakaian seragam partai, kalau disuruh kerja enggak mau," ujar Megawati, Minggu 30 Mei 2021.

Dia pun meminta kader yang ogah menjadi petugas partai untuk segera mundur atau keluar dari PDIP.

"Makanya lebih baik saya bolak-balik bilang. Kalau ndak mau jadi petugas partai, saya ndak ngomongin lagi anggota partai, petugas partai, artinya jangan diberi tugas oleh partai, out begitu saja, mundur,” tegas Megawati.

Pernyataan Megawati Soekarnoputri ini terungkap sepekan setelah hubungan Ketua DPP PDIP Puan Maharani memanas dengan Ganjar Pranowo. Bara itu mulai muncul saat Puan memberikan pengarahan kepada kader PDIP di Jateng untuk penguatan soliditas partai menuju Pemilu 2024, Sabtu 22 Mei 2021 lalu.

Dalam acara itu, Puan menyindir pemimpin ideal yang menurutnya, harus turun ke lapangan. Bukan asyik bermain media sosial.

"Pemimpin menurut saya, itu adalah pemimpin yang memang ada di lapangan dan bukan di sosmed," kata Puan seperti dilansir dari Antara, Minggu 23 Mei 2021.

Meski tidak menyebutkan nama, pernyataan Puan ditengarai kuat menyasar kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Kala pengarahan itu berlangsung di Jawa Tengah, Ganjar justru tidak hadir lantaran tidak diundang.

Polemik itu kian meruncing setelah Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah Bambang Wuryanto membeberkan 'dosa-dosa' Ganjar di mata partai. Ganjar dinilainya terlalu berambisi maju pada Pilpres 2024 sehingga meninggalkan norma kepartaian.

Menurut Bambang, DPD PDIP Jateng sebenarnya sudah memberikan sinyal jika sikap Ganjar yang terlalu ambisius dengan jabatan presiden tidak baik.

Di satu sisi, belum ada instruksi dari Ketua Umun Megawati Soekarnoputri. Sedangkan sisi lain, hal itu tidak baik bagi keharmonisan partai yang wajib tegak lurus pada perintah ketua umum.

"Hal ini ditengarai dengan tingginya intensitas Ganjar di media sosial dan media massa, bahkan Ganjar sampai rela menjadi 'host' di youtube-nya, padahal hal serupa tak dilakukan oleh kader PDIP lain yang juga berpotensi untuk 'nyapres'" ujarnya.

Menurutnya, kader PDIP lain itu bukannya tak bisa melakukan hal yang sama, namun tak berani karena belum mendapatkan perintah ketua umum.

"'Wis tak kode sik. Kok soyo mblandang, ya tak rodo atos'. Saya di-bully di medsos, ya bully saja, saya tidak perlu jaga image saya," katanya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hormat untuk Komandan Tempur

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkapkan alasan ketidakhadirannya dalam acara yang dihadiri Puan Maharani tersebut. Dia menegaskan bahwa dirinya memang tidak diundang dalam acara tersebut.

"Saya tidak mendapatkan undangan," kata Ganjar Pranowo kepada Liputan6.com, Minggu, 23 Mei 2021.

Namun, Ganjar tak mempersoalkan hal tersebut. Dia mengaku bahwa dirinya dan Puan Maharani tidak pernah berkonflik dan selalu menjaga hubungan baik.

Dalam sebuah kesempatan, politikus PDIP tersebut bahkan sempat menyatakan, bahwa Puan bak komandan tempur saat dirinya maju sebagai calon gubernur Jateng pada 2013 lalu.

"Mbak Puan-lah sebenarnya komandan tempur, saya juga tidak punya modal saat itu, maka partai (PDI Perjuangan) yang bergerak sehingga saya menang. Saya tidak pernah lupa itu," ujar Ganjar Pranowo, Jumat,28 Mei kemarin.

Ganjar mengaku sakit hati ketika banyak pihak yang membenturkan dirinya dengan Puan. Padahal menurutnya, Ia begitu menaruh hormat dengan Puan.

"Saya sangat hormat dengan Mbak Puan, sangat-sangat hormat," tuturnya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto menyebut isu konflik antara Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani dengan Ganjar Pranowo hanya bagian dari dinamika politik biasa.

Lantas, siapa yang diperingatkan Megawati agar kader 'out' bila tak mau jadi petugas partai? Apakah yang dimaksud adalah Ganjar Pranowo?

“Enggak ada, enggak. Ganjar itu kader yang Ibu Mega gadang-gadang, untuk menjadi kader terbaik bersama Azwar Anas, Bu Risma, Mbak Puan, termasuk saya," ujar Politikus PDI Perjuangan Aria Bima pada wartawan, Senin (31/5/2021).

Aria Bima menyebut Megawati biasa menegur langsung kader-kadernya. Hal itu menurutnya wajar.

“Kalau Ibu (Mega) marah, Ario Bimo semua dimarahi. Saya juga sering didiamkan Ibu,” katanya.

Selain itu, Aria Bima menyatakan bahwa yang dimaksud petugas partai bukan berarti pegawai Megawati. Melainkan kader yang menjalankan amanat dan ideologi partai untuk masyarakat.

“Petugas partai itu bukan petugas ibu Megawati bukan karyawan Ibu Mega tapi petugas ibu Mega sebagai ketua umum yang memegang dan harus melaksanakan mandat dari keputusan Kongres. Petugas partai bukan pegawai partai pegawai partai itu karyawan, bukan. Plogi sadar politik dan sadar organisasi,” pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.