Sukses

Polri Gandeng BSSN, Usut Dugaan Kebocoran Data Penduduk Indonesia

Bareskrim Polri menggadeng Badan Siber Sandi Negera (BSSN) untuk mengusut dugaan kebocoran data 279 juta penduduk Indonesia yang diperjualbelikan di forum online.

Liputan6.com, Jakarta Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri menggadeng Badan Siber Sandi Negera (BSSN) untuk mengusut dugaan kebocoran data 279 juta penduduk Indonesia yang diperjualbelikan di forum online.

Polri meminta keterangan Kepala Pusat Operasi Keamanan Badan Siber Sandi Negera (BSSN) Brigjen TNI Ferdinand Mahulette sebagai saksi ahli.

"Tadi kami pertemuan di atas untuk berbicara masalah BPJS Kesehatan, itu aja yang bisa kami sampaikan," kata Ferdinand di Bareskrim Polri, Senin (24/5/2021).

Ferdinand belum bisa berbicara secara detail terkait kasus tersebut kepada awak media. Dia hanya menjelaskan kedatanganya sebagai saksi ahli.

"Kami menyampaikan dari kapasitas ahli," ujar dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pihak BPJS Dipanggil Juga

Sementara itu, Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono menerangkan, ada dua orang yang dimintai keterangan pada hari ini antara lain dari Badan Siber Sandi Negera (BSSN) dan BPJS Kesehatan.

"Ini dalam rangka pendalaman terhadap kasus ini," ujar dia.

Rusdi menerangkan, yang memberikan keterangan bukanlah Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti tapi diwakilkan oleh pejabat lain.

"Bukan (Dirut yang datang), tapi salah satu pejabat yang berwenang betul-betul ia bertanggung jawab terhadap operasional teknologi informasi di BPJS Kesehatan," ujar dia

Rusdi menuturkan, perwakilan BPJS menjalani pemeriksaan sejak pukul 10.30 WIB. Rusdi menyebut sampai saat masih berlangsung.

"Mudah-mudahan dari klarifikasi ini, Polri banyak mendapatkan informasi yang tentunya akan sangat berguna dalam rangka menuntaskan kasus dugaan kebocoran data peserta BPJS Kesehatan," ujar dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.