Sukses

Imbauan Puan Wujudkan Indonesia Jadi Poros Maritim Dunia Direspons Positif

Varhan menyatakan, dengan potensi itu saja, optimisme Ketua DPR RI Puan Maharani bukanlah mimpi di siang bolong.

Liputan6.com, Jakarta Visi Ketua DPR RI Puan Maharani untuk membangun dan mengembangkan kekuatan maritim agar pada saatnya Indonesia menjadi poros maritim dunia bersambut dukungan kalangan pemuda.

Visi Puan, yang antara lain menekankan sisi krusial untuk segera bersungguh-sungguh mewujudkan potensi maritim Indonesia menjadi kekuatan dan keberdayaan aktual tersebut dianggap sebuah momentum penyadaran untuk sesegera mungkin merealisasikan potensi tersebut.

Dukungan itu dikemukakan Ketua Dewan Pimpinan Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPP KNPI), Varhan Abdul Azis, Jumat (21/5/2021). Menurut penyandang Magister Sains Jurusan Ketahanan Nasional, Pasca-Sarjana Universitas Indonesia tersebut, visi yang dikemukakan Ketua DPR RI Puan Maharani itu benar-benar mencerminkan pemahaman akan besarnya potensi ekonomi biru atau blue economy yang dimiliki Indonesia.

"Indonesia adalah negara yang dilimpahi kekayaan laut yang sangat besar, baik di atas, di dalam laut, maupun di dasar lautan," kata Varhan.

Menurut dia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas mencapai 3,25 juta kilometer persegi, dengan 70 persen wilayahnya adalah lautan, Indonesia memiliki beragam potensi sumber daya kelautan.

Varhan menunjuk Data Estimasi Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun lalu, tentang keberadaan setidaknya sebelas sektor ekonomi kelautan, yang jika dijalankan dengan baik akan mendongkrak perekonomian nasional.

"Data menyatakan, total potensi ekonomi 11 sektor kelautan Indonesia itu mencapai 1,338 triliun dolar AS per tahun," kata Varhan.

Ia merinci kesebelas sektor kelautan tersebut yakni perikanan tangkap, budi daya, industri pengolahan, bioteknologi kelautan, energi dan sumber daya mineral, wisata bahari, transportasi, jasa maritim, dan coastal forestry.

Varhan menyatakan, dengan potensi itu saja, optimisme Ketua DPR RI Puan Maharani bukanlah mimpi di siang bolong.

"Potensi itu nyata, real," kata dia.

Varhan juga sepakat dengan uraian Puan soal prioritas pengembangan kemaritiman yang harus dilakukan untuk meraih tujuan keberadaan sebagai poros maritim tersebut.

Karena negara maritim sebagaimana disepakati adalah negara yang menggunakan dan menguasai semua kekuatan strategis di lautan sebagai kuasa laut yang meliputi aspek politik, ekonomi, dan pertahanan-keamanan, maka rincian Ketua DPR RI agar Indonesia segera memperkuat kekuatan TNI AL adalah conditio sine qua non alias syarat mutlak.

"Armada TNI AL pernah memiliki kekuatan penggentar yang tinggi pada tahun 1960 an, dengan potensi yang kita miliki saat ini sudah saatnya TNI AL kembali dilengkapi dengan alutsista yang mumpuni hingga disegani. Kebutuhan Minimum Essential Force harus terpenuhi, itulah mengapa ingatan Ketua DPR RI Puan Maharani agar TNI AL diperkuat menjadi sangat strategis," tegas Varhan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tidak Boleh Terlambat

Sebelumnya, Ketua DPR RI Puan Maharani menyatakan desakan akan perlunya Indonesia membangun dan mengembangkan kekuatan maritim agar pada saatnya Indonesia menjadi poros maritim dunia. Untuk itu, kata Puan, Indonesia tidak boleh terlambat untuk membangun armada militer laut yang tangguh, seiring pembangunan armada perdagangan, penangkapan ikan, pelabuhan dan aneka fasilitas kelautan lainnya.

"Untuk itu, penguatan TNI AL sebagai komponen utama kekuatan maritim Indonesia harus dilakukan," kata Puan, usai menerima kunjungan Komandan Sekolah Staf Komando TNI AL (Seskoal) Laksamana Muda Tunggul Suropati di kompleks DPR RI, Jakarta, Rabu (19/5/2021) lalu.

Puan menilai pembangunan kekuatan TNI AL sebagai komponen utama pertahanan negara di laut sekaligus sebagai salah satu komponen kekuatan maritim, bukan lagi sekadar keinginan, melainkan sudah merupakan kebutuhan yang tidak dapat dihindari untuk diwujudkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.