Sukses

Mobilitas Warga ke Pusat Perbelanjaan Jelang Lebaran 2021 Meningkat 111 Persen

Mobilitas warga ke pusat perbelanjaan jelang Lebaran 2021 tertinggi ditemukan di Provinsi Sumatera Barat.

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan adanya mobilitas masyarakat yang tinggi di pusat perbelanjaan jelang Lebaran Idul Fitri 1442 H atau pada periode 21 April-12 Mei 2021.

Kata dia, peningkatan mobilitas warga ke pusat perbelanjaan jelang lebaran terjadi di empat pulau yakni Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.

"Dapat dilihat bahwa tren perkembangan mobilitas penduduknya (ke pusat perbelanjaan) mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Di mana mobilitas yang mencapai hingga 61 sampai 111 persen," kata Wiku dalam video YouTube BNPB, Selasa (18/5/2021).

Untuk Pulau Jawa, kenaikan mobilitas ke pusat perbelanjaan paling tinggi berada di Jawa Tengah yaitu mencapai 80 persen. Lalu, di Jawa Barat sebesar 68 persen, dan Jawa Timur sebesar 61 persen.

Sedangkan, Pulau Sumatera, mobilitas tertinggi terjadi di Sumatera Barat yaitu mencapai 111 persen, Bengkulu 93 persen, dan Aceh sebanyak 83 persen.

Kemudian untuk Pulau Kalimantan kenaikan tertinggi terjadi di Kalimantan Utara yakni 95 persen, Kalimantan Timur mencapai 67 persen, dan Kalimantan Tengah sebesar 59 persen.

Selanjutnya yaitu Pulau Sulawesi, di mana kenaikan tertinggi terjadi di Sulawesi Barat mencapai 107 persen. Lalu ada Gorontalo mencapai 105 persen dan Sulawesi Tengah serta Sulawesi Tenggara masing-masing 84 persen.

"Ini terjadi bertepatan dengan tradisi membeli baju lebaran pada akhir-akhir hari menjelang Idul Fitri yaitu diantaranya Tanggal 9 sampai 13 Mei 2021," ucapnya.

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Seharusnya Berjalan dengan Penerapan Prokes

Sementara itu, Wiku menyatakan kegiatan sosial ekonomi seharusnya dapat berjalan dengan penerapan protokol kesehatan yang telah ditetapkan. Sebab hal tersebut dapat berdampak pada kenaikan kasus Covid-19.

"Apabila penyelenggara dan pelaku sosial-ekonomi tidak menerapkan prokes, kegiatan ekonomi ini pasti akan berimbas pada kenaikan kasus Covid-19 dan pembatasan kegiatan sosial-ekonomi," jelas dia.

3 dari 3 halaman

Geger Kerumunan Pasar Tanah Abang

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.