Sukses

Kemenkes: 80 Persen Masyarakat Bersedia Divaksin Covid-19

Oscar menjelaskan, dari total orang dewasa yang masih ragu terhadap Covid-19, 49,2 persen khawatir terhadap efek samping vaksin. Sementara 34,9 persen ingin menunggu dan melihat situasi terlebih dahulu.

Liputan6.com, Jakarta Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, Oscar Primadi mengatakan sebanyak 80,8 persen masyarakat Indonesia bersedia menerima vaksin Covid-19. Data ini berdasarkan hasil survei University of Maryland bekerja sama dengan Facebook.

"Survei yang dilakukan pada 10 Januari hingga 31 Maret 2021 ini menunjukkan kabar yang menggembirakan. Sebanyak 80,8 persen bersedia menerima vaksin Covid-19," katanya, Kamis (13/5/2021).

Oscar menyebut, survei University of Maryland juga menunjukkan keraguan masyarakat untuk mendapatkan vaksin Covid-19 menurun. Data sebelumnya mencapai 28,6 persen kini turun menjadi 19,2 persen pada periode Januari hingga Maret 2021

Dia mengklaim menurunnya keraguan masyarakat untuk mendapatkan vaksin Covid-19 merupakan hasil kerja keras pemerintah. Pemerintah, kata dia, telah menjalankan program meningkatkan kedasaran masyarakat mengenai pentingnya vaksin untuk mengakhiri pandemi Covid-19.

"Hal ini menunjukkan bahwa program kami untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksin ini berjalan dengan baik dan semakin tinggi pula motivasi masyarakat untuk bersama-sama memutus rantai penularan Covid-19," ujarnya.

Oscar menjelaskan, dari total orang dewasa yang masih ragu terhadap Covid-19, 49,2 persen khawatir terhadap efek samping vaksin. Sementara 34,9 persen ingin menunggu dan melihat situasi terlebih dahulu.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Banten Terendah

Jika dilihat dari kelompok demografis utama, keraguan masyarakat menerima vaksin Covid-19 di Indonesia bervariatif antar kelompok umur. Untuk kelompok umur 18 sampai 24 tahun sebesar 20,9 persen, sedangkan umur 25 sampai 34 tahun sebesar 21,4 persen.

"Jika dibandingkan antar provinsi, Riau dan Sumatera Selatan memiliki keragu-raguan vaksin tertinggi di antara kelompok usia 18 sampai 24 tahun masing-masing sebesar 32,1 persen dan 31,7 persen, sedangkan Banten dan Bali memiliki keragu-raguan vaksin yang paling rendah di antara kelompok usia ini masing-masing sebesar 14,8 persen dan 13,3 persen," paparnya.

Sementara itu, Kepala Kebijakan Publik untuk Facebook di Indonesia, Ruben Hattari mengatakan pengumpulan data survei yang dilakukan University of Maryland mengedepankan dan menjaga privasi semua responden.

Selain responden dari Indonesia, orang-orang dari 200 negara dan negara bagian juga turut berpartisipasi dalam survei ini.

"Saya juga berharap agar kami dapat terus bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, tidak hanya di tahun ini, namun seterusnya,'' ujar dia. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.