Sukses

3 Obrolan dalam Silaturahmi Politik PKS di Markas Golkar, Bahas Koalisi?

PKS membantah gencarnya silaturahmi politik yang dilakukannya terkait koalisi menuju Pemilu 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Safari politik kian dimasifkan oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan lawatan ke Partai Demokrat, PKB, PDIP dan PPP. Kini, PKS kembali melanjutkan safarinya dengan menyambangi Partai Golkar.

PKS sendiri membantah gencarnya silaturahmi politik yang dilakukannya terkait koalisi menuju Pemilu 2024. Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi menjelaskan maksud silaturahmi politiknya tersebut untuk memperkenalkan pengurus baru PKS.

"Belum sampai ke tingkat itu (Pemilu 2024) kita masih bicara di titik temu," kata Aboe usai bertemu dengan PKB, Rabu, 28 April malam. 

Ada sejumlah isu hangat yang dibahas kedua partai besar ini, salah satunya terkait politik identitas. Dalam lawatannya, Presiden PKS Ahmad Syaikhu juga mengungkapkan harapannya agar Pemilu 2024 dijadikan ajang untuk menghadirkan politik gagasan dan bukan saling membelah.

"Kualitas demokrasi Indonesia harus dipastikan naik kelas menjadi demokrasi substansial, bukan sekadar demokrasi prosedural," kata Syaikhu.

Berikut sejumlah hal yang dibahas PKS dan Golkar dalam silaturahmi politik dihimpun dari Liputan6.com:

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Bahas Regenerasi Pemimpin Nasional 2024

Presiden PKS Ahmad Syaikhu mengatakan, tugas partai politik adalah salah satunya melahirkan regenerasi kepemimpinan nasional. Adapun hal ini disinggung saat dirinya bersama jajaran bertandang ke kantor DPP Golkar dalam silahturahim kebangsaan.

Ketua Umum Partai Gokar Airlangga Hartarto bersama jajarannya langsung menyambutnya.

"Kami mengajak untuk sama-sama menjaga prinsip-prinsip negara demokrasi yang sehat. Salah satunya memastikan regenerasi kepemimpinan nasional harus tetap berjalan sesuai amanat konstitusi UUD Tahun 1945," kata Syaikhu di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Kamis, 29 April kemarin.

Dia menuturkan, sampai saat ini Indonesia tak pernah kekurangan stok kepemimpinan nasional. Salah satunya muncul dari Golkar maupun PKS.

"Kita meyakini negeri ini banyak stok pemimpin yang memiliki kredibilitas, kapasitas, dan akseptabilitas untuk memimpin bangsa ke depan, tidak terkecuali hadir dari kader-kader terbaik Golkar dan PKS," kata Syaikhu.

3 dari 4 halaman

2. Sepakat Tinggalkan Politik Identitas

Isu lainnya yang dibahas terkait politik identitas. Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menuturkan, bersama PKS keduanya sepakat politik identitas ditinggalkan dan lebih mendahulukan politik kebangsaan yang lebih kondusif.

"Selanjutnya juga dibahas tentang politik kebangsaan di mana ke depan kita akan mendahulukan politik kebangsaan dan juga diharapkan politik identitas itu akan ditinggalkan sehingga kita akan membangun kebhinekaan dan juga NKRI dan politik yang lebih kondusif, agar kita bisa sama-sama menyejahterakan masyarakat," ujar Airlangga usai pertemuan dengan PKS di kantor DPP Golkar.

4 dari 4 halaman

3. Bahas Indeks Demokrasi Indonesia dalam Economist Intelligence Unit

Ahmad Syaikhu pada pertemuan tersebut juga membahas index demokrasi Indonesia dalam Economist Intelligence Unit yang buruk. Dia berharap dengan ada silahturahmi politik ini, demokrasi di Indonesia akan terus ditingkatkan.

"Sehingga ini akan meningkat dari pada kondisi yang hari ini di mana dikatakan oleh Economist Intelligence Unit sebagai apa nama demokrasi yang cacat mudah-mudahan ke depannya akan terus ditingkatkan dan tentu itu perlu ada peran dan kebersamaan dari seluruh partai partai negeri kita tercinta," kata Syaikhu.

Sementara itu, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menuturkan menghargai posisi politik PKS di luar pemerintahan. Ia menyebut, kedua pihak saling menghargai perbedaan dan mengutamakan persamaan.

"Selanjutnya terkait dengan posisi posisi per hari ini kami saling menghargai Partai Golkar di pemerintahan, Partai Keadilan Sejahtera itu berada di luar pemerintah, sehingga kita kedepannya adalah menghargai perbedaan namun mengutamakan persamaan sehingga ini yang menjadi basis partai-partai politik kedepan demikian," ujarnya.

 

Syauyiid Alamsyah

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.