Sukses

IESR Beber Dahsyatnya Bahaya dari Kebocoran Reaktor Nuklir Chernobyl 35 Tahun Lalu

Karena kalau orang masuk ke lokasi bekas kebocoran reaktor nuklir, dalam beberapa jam bisa meninggal akibat radiasi yang masih tinggi.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reforms (IESR), Fabby Tumiwa membeberkan dampak kebocoran Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Chernobyl. Menurutnya hingga kini dampak ledakan nuklir di Chernobyl, Ukraina yang terjadi pada 26 April 1986 masih terasa.

Saat ledakan itu terjadi, Fabby menuturkan bahwa lebih dari 350 ribu orang dievakuasi. Serta sekitar 4.700 kilometer persegi wilayah sekitar kejadian ditetapkan sebagai zona eksklusif.

"Artinya tidak boleh ditempati dan dilakukan aktivitas oleh manusia hingga hari ini. Karena kalau orang masuk ke sana, mungkin dalam beberapa jam orang itu bisa meninggal karena tingkat radiasinya masih cukup tinggi untuk bisa ditolelir oleh manusia," ucapnya dalam webinar Menolak Lupa: 35 Tahun Tragedi Chernobyl, Senin (26/4/2021).

Fabby menerangkan debu radiasi imbas ledakan reaktor nuklir Chernobyl mengontaminasi sejumlah tempat ribuan kilometer jauhnya. Termasuk ke negara lain, yakni Swedia dan Inggris.

"Dan sekitar 150 ribu kilometer persegi area di Ukraina dan Belarusia itu terkontaminasi bahan radioaktif. Dan bahan radioaktif yang dilepaskan ke atmosfer dan lingkungan di sekitar reaktor itu terdiri dari Iodite," paparnya.

Menurut Fabby, bahan-bahan ini kendati usianya tak panjang, yakni hanya kurang lebih sepekan, namun ini begitu mudah terserap ke dalam kelenjar tiroid.

"Sampai hari ini sebenarnya masih tanda tanya sebarapa besar dampak atau korban sesungguhnya dari bencana Chernobyl. Pernyataan resmi pemerintah Uni Soviet itu menyatakan korban meninggal langsung itu sebanyak 31 orang," tuturnya.

Sedangkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di awal menyebut bahwa korban meninggal secara langsung imbas ledakan reaktor tersebut berjumlah 50 orang. Namun pada 2005, PBB merilis laporan baru yang menyatakan bahwa setidaknya 4 ribu orang meninggal karena paparan radiasi Chernobyl.

"Tapi sampai hari ini masih ada perdebatan di antara para ahli angka yang sebenarnya," katanya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tingkat Kematian Meningkat

Fabby juga menerangkan bahwa dampak ledakan reaktor nuklir Chernobyl pun menyasar pengungsi bencana tersebut. Menurutnya tingkat kematian pengungsi Chernobyl terus meningkat. Angkanya bahkan mencapai 18 kematian per seribu pengungsi.

"Yang terjadi pada kurun 2008-2018. Angka distabilitas juga mengalami peningkatan ya. Dan anak-anak di Ukraina yang lahir setelah bencana Chernobyl menunjukkan kerusakan gen dan ketidaksempurnaan saat lahir, dan dampak kesehatan lainnya," ucap Fabby.

Selain dampak terhadap kesehatan penduduk, menurut Fabby, tragedi Chernobyl juga berdampak pada sosial ekonomi di sana. Kerugian atas tragedi Chernobyl ini diperkirakan mencapai 235 miliar dolar.

"Sementara ada kajian yang lebih baru yang dilakukan oleh USC Institute of Global Helath memperkirakan dampak radiasi menciptakan kerugian hingga mencapai 700 miliar dolar," ucapnya.

Pasca 35 tahun tragedi mematikan itu, Ukraina masih mengalokasikan anggarannya untuk mengatasi dampak bencana tersebut. Termasuk untuk memberikan santunan bagi para keluarga yang dievakuasi dan yang terdampak langsung.

"Ini untuk memberikan gambaran bahwa bencana nuklir ini enggak bisa diabaikan," tandasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.