Sukses

Berburu Menu Takjil Legendaris dari Kota Tangerang

Menu takjil atau hidangan pembuka untuk berbuka puasa, biasanya akan disajikan dengan pilihan yang menggugah selera dan juga manis.

Liputan6.com, Tangerang Menu takjil atau hidangan pembuka untuk berbuka puasa, biasanya akan disajikan dengan pilihan yang menggugah selera dan juga manis. Tapi, jangan dulu menyajikan berbagai menu takjil sebelum tahu dan icipi langsung varian makanan khas Kota Tangerang yang ternyata sudah berusia puluhan tahun.

Bila bosan dengan menu takjil yang hanya kolak, gorengan atau yang biasa saja, coba kunjungi tempat-tempat kuliner di Kota Tangerang. Liputan6.com merangkumnya bukan hanya ke tempat yang sekedar menjual makanan dan jajanan enak, melainkan juga legendaris yang sudah ada sejak tahun 1980-an.

Kawasan Kuliner Pasar Lama

Siapa yang tidak tahu tempat ini? Setiap orang yang ke Kota Tangerang, wajib mengunjungi kawasan kuliner terluas ini. Dahulu, Kawasan Kuliner Pasar Lama yang berada di Jalan Kisamaun, Kelurahan Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang ini, adalah perkampungan pertama yang disinggahi orang Tionghoa pada tahun 1407.

Saat itu, budaya Tiong Hoa dibawa oleh Laksamana Cheng Ho bersama anak buahnya yang berlayar menyusuri Sungai Cisadane. Seiring pesatnya perkembangan budaya Cina, kini kawasan tersebut dikenal juga dengan perkampungan Cina Benteng. Sejak tahun 1990, kawasan ini sudah ramai oleh berbagai penjual kuliner khas Kota Benteng ini.

"Saya dari 1990 awal, sama jualannya cingcau juga. Dari dulu bikin sendri, makanya dari pelanggan lama sampai baru, balik lagi," tutur Imron, penjual cingcau.

Ada juga kekhasan kuliner Pasar Lama seperti Toge Goreng yang sudah ada sejak 1995, Es Podeng sejak 1990, hingga Sate Ayam H.Ishak yang selalu jadi primadona pelancong yang berkunjung ke Kota Tangerang.

Warung Asinan Sudi Mampir Hj.Sofy

Bila mampir ke daerah Kecamatan Pinang, tepatnya di Jalan KH Hasyim Ashari, pasti bisa menemukan warung asinan yang sudah ada sejak 1975. Meski sudah berdiri selama 46 tahun, sang pendiri yang kini diteruskan ke anak cucunya, masih bisa mempertahankan cita dan kualitas rasa asinan khas Betawi.

"Rasanya kami jamin masih sama seperti buatan pertama kali warung ini dibuka, seperti racikan ibu saya. Karena kami, benar-benar ketat mempertahankan rasa, cita rasa bumbu kacangnya dan juga semua bahan asinan berkualitas," tutur Hermawati, penerus warung asinan tersebut.

Bukan hanya asinan sayur yang terkenal karena kegurihan bumbu kacangnya, asinan buahnya pun sangat segar dan pedas. Sangat cocok untuk menu pendamping berbuka puasa.

"Harganya masih murah saja, Rp 15 ribu perporsi," katanya.

Selama Ramadan ini datanglah lebih awal, karena sehabis ashar asinan ini sudah mulai diserbu pembeli dan habis lebih cepat.

Es Selendang Mayang Babeh Sapri

Selanjutnya, menu berbuka puasa yang menyegarkan sekaligus mengenyangkan adalah Es Selendang Mayang Babeh Sapri yang terletak di Jalan Honoris Raya, Modernland, Kelurahan Kelapa Indah, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang.

Lapaknya terbilang sederhana, namun sudah berdiri sejak 1980-an. Kini, bukan Babeh Sapri lagi yang berjualan, melainkan anak lelakinya.

 

"Babeh ada di rumah, karena tetap babeh yang membuat selendang mayang dari awal," tutur Iwan.

Seporsi, menu khas Betawi ini dihargai Rp 12 ribu perporsinya. Datanglah pada saat masih sore, bila tidak, sudah harus mengantre dengan pecinta minuman segar Babeh Sapri ini.

Pertahankan Kuliner Khas Kota Tangerang

Sementara, Pemkot Tangerang terus bebenah untuk mempertahankan kuliner khas Kota Tangerang. Hal ini bisa jadi ikonik yang dicari para wisatawan yang hadir di Kota Tangerang.

"Beberapa tempat sudah kita benahi, seperti Pusat Kawasan Kuliner Pasar Lama, Kawasan Kuliner Laksa, dan banyak lagi. Jadi kita mengumpulkan pelaku UMKM kuliner ini agar lebih tertib, bersih, serta layak untuk dikunjungi," tutur Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah.

Terlebih di era pandemi Covid-19 ini, tercatat pelaku UMKM baru melejit tinggi. Dengan begitu, Pemkot Tangerang terus memfasilitasi pelatihan, pemasaran dan juga berbagai perijinannya.

Namun, Arief mengingatkan, agar masyarakat yang keluar rumah untuk sekedar mencari takjil atau menu berbuka puasa, untuk tetap menerapkan dengan ketat protokol kesehatan.

"Gunakan masker, tetap jaga jarak. Bungkus saja, makan di rumah. Jangan lupa, cuci tangan dulu," tuturnya.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.