Sukses

Cerita Bisnis Laris Manis Gara-Gara Ikutan Lapak Ganjar

UMKM Keripik Ikan Nila Banyumas dan Kerajinan Kincir Bambu Cilacap bercerita tentang peningkatan bisnisnya setelah ikut Lapak Ganjar.

Liputan6.com, Banyumas Program Lapak Ganjar telah memberikan banyak manfaat bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Khususnya di daerah Jawa Tengah dan para pelaku UMKM yang berada di daerah jauh dari ibu kota provinsi. Pelaku UMKM dari Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Cilacap berbagi cerita.

Pertama ada Sri Narsih pemilik UMKM Nila Crispy ‘Sarmila’ Kabupaten Banyumas. Lewat akun Instagram usahanya, @nilacrispy, usaha Narsih berbuah cerah pasca di-repost di Lapak Ganjar.

Narsih menceritakan UMKM-nya yang pernah terdampak Covid-19, kemudian bangkit usai ikut Lapak Ganjar.

Usahanya berdiri sejak 2012. Saat itu, dia masih bekerja jadi kurang fokus mengurus usaha keripik ikan nila. Kemudian di tahun 2019, perempuan ini memilih keluar dari pekerjaan untuk fokus mengurus usaha keripiknya, Nila Crispy Sarmila. Namun Covid-19 yang mendera membuatnya usahanya jatuh. Dalam waktu sebulan, Narsih hanya bisa memperoduksi keripik 17 kg.

“Kami sebagai UMKM merasa sangat jatuh. Kemudian, Alhamdulillah kemarin itu ada Lapak Ganjar. Saya mendengar informasi dan saya mencoba ikut untuk ikut Lapak Ganjar. Alhamdulillah, berkat ikut kegiatan Lapak Ganjar itu pendapatan saya, penjualan saya meningkat. Sampai sekarang per bulannya sudah mencapai 250 kg untuk produksi,” ungkap Narsih saat ditemui di rumahnya wilayah Bobosan, Kecamatan Puwokerto Utara, Kabupaten Banyuwamas beberapa waktu lalu.

Keikutsertaannya di Lapak Ganjar juga berbuah manis. Sebab, penjualannya semakin meluas hingga luar kota dan luar provinsi. Seperti Kalimantan, Sulawesi, Bali, Semarang, Bandung, Bogor, Jawa Timur, Yogyakarta, Jakarta.”Itu hampir rutin,” tuturnya bangga.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pencarian di Google Meningkat

Tidak hanya itu, sebanyak 35 reseller turut membantu peningkatan penjualan keripik ikan nila. Selain itu pula, di Google pencarian, untuk pencarian Nila Crispy Sarmila juga meningkat sampai 300 persen.

Dia mengenalkan sekilas produknya. Yaitu keripik ikan nila yang dibuat dari ikan segar nila usia bayi (baby fish). Produk ini bisa tahan hingga sampai tiga bulan. Selain rasanya sangat lezat juga sehat.

“Insya Allah. Karena ini terbuat dari baby fish ikan nila. Jadi ikan nila ukuran kecil. Baik kepala, maupun duri bisa dimakan. Baik sekali untuk anak maupun orang tua. Karena ini merupakan salah satu sumber protein hewani. Nila crispy ini sangat kres dan kriyuk. Sudah melalu spinner” imbuhnya.

Spinner adalah alat yang digunakan untuk mengurangi kadar minyak suatu makanan dengan proses penirisan minyak dengan cara diputar pada kecepatan tertentu.

"Minyaknya itu tidak turun jadi memperlama daya simpan,” kata dia.

Tidak hanya itu, produknya juga telah mengantongi perizinan, baik sertifikat Produk Industri Rumah Tangga atau PIRT. Yaitu sertifikasi perizinan bagi industri yang memproduksi makanan dan minuman dengan skala rumahan PIRT, dan sertifikat halal dari MUI.

Narsih mengungkapkan bahwa Lapak Ganjar amat membantu pelaku UMKM. Karena itu, dia berharap Lapak Ganajr tetap ada dan bisa ditingkatkan.

“Kami sebagai UMKM kecil sangat membutuhkan promosi seperti ini. Apalagi dengan Gubernur Pak Ganjar mau, kerso, mengangkat kami yang kecil ini untuk menjadi lebih dikenal lagi,” pungkasnya.

3 dari 3 halaman

Kerajinan Kincir Air Bambu

Sementara di kabupaten yang berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat, Cilacap, juga terdapat UMKM yang kecipratan manfaat Lapak Ganjar. Yakni Misbah Chalimuzain, warga Jalan Toba, Desa Mujur Lor, Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap. Dengan produknya berupa kerajinan kincir air bambu.

“Dulu sempat lihat postingan pak Ganjar (edisi) kerajinan tangan. Saya mencoba ikut (Lapak Ganjar). Alhamdulilah, sudah ada orderan 10 unit dari Jakarta dan Bandung,” kata Misbah di rumah sekaligus tempat pembuatan kerajinannya, beberapa waktu lalu.

“Sampai saat ini omzet Rp 2 juta per bulan. Maksimal Rp 5 juta per bulan. Setelah ikut Lapak Ganjar yang sebelumnya awal nyetok 15 unit. Setelah (ikut) Lapak Ganjar, Alhamdulilah habis semua,” ungkap pemuda 24 tahun.

Kini, usahanya semakin berkembang usai direpost Lapak Ganjar. Dia yang semula merupakan korban PHK akibat Covid-19, sekarang telah menjadi perajin kerajinan kincir air bambu yang prospektif.

“Dulu sebelum ke Lapak Ganjar, awal awal Cilacap saja. Sekarang, Kebumen, Tegal. Jakarta, Pontianak, Amerika,” ujarnya.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.