Sukses

Ini Sejumlah Kendala Vaksinasi terhadap Lansia yang Diungkap Kemendagri

Kendalanya, para lansia tidak bisa datang ke tepat penyuntikan vaksin yang terlalu jauh dari rumahnya.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mendorong Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk menambah jumlah vaksinator guna mempercepat pelaksanaan program vaksinasi terhadap lansia.

Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Safrizal ZA mengungkapkan beberapa kendala yang dihadapi selama proses vaksinasi lansia.

Kendalanya, para lansia tidak bisa datang ke tepat penyuntikan vaksin yang terlalu jauh dari rumahnya. Selain itu, para lansia juga enggan menunggu antrean vaksinasi.

"Sulit mengajak manula antre di tempat massal, sulit juga meminta mereka menunggu antrean. Jadinya dalam rangka mengejar vaksinasi lansia, para vaksinator harus melakukan vaksinasi sampai ke desa-desa atau ke kelurahan, didatangi satu per satu lansianya," kata Safrizal dalam webinar Upaya Pencapaian Target Vaksinasi yang diselenggarakan oleh PB IDI, Minggu (18/4/2021).

Dia mengungkapkan, cara tersebut terbukti cukup ampuh untuk mengejar target vaksinasi lansia. Untuk itu, dia pun mendorong Kemenkes untuk menambah jumlah vaksinator.

"Orangtua maunya ke kelurahan atau ke (tempat vaksinasi) yang dekat rumahnya. Maka ini jadi tantangan kita untuk menambah jumlah vakisnator yang cukup," kata dia.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI per tanggal 17 April 2021 pukul 18.00 WIB, baru 10,20 persen lansia yang sudah mendapatkan suntikan dosis pertama dari total target vaksinasi lansia. Tepatnya, dari 21.553.118 sasaran vaksinasi lansia, baru 2.199.049 lansia yang disuntik vaksin dosis pertama. Sementara itu, baru 4,31 persen atau 929.573 lansia yang disuntik dosis kedua.

Dalam kesempatan yang sama, Juru Bicara Vaksinasi Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, pemerintah sudah mengeluarkan beberapa kebijakan untuk mempercepat vaksinasi lansia. Salah satunya dengan meningkatkan edukasi bersama komunitas atau organasisasi sosial mengenai manfaat dan keamanan vaksin. Selain itu, lanjut Nadia, strategi yang saat ini sedang digencarkan yakni strategi 1:2.

"1:2 maksudnya yaitu 1 orang non lansia dapat divaksin jika membawa 2 lansia atau lebih untuk divaksinasi," kata Nadia dalam webinar tersebut.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Memperbanyak Sentra Vaksinasi

Selain itu, Nadia mengaku bahwa pihaknya sebenarnya sudah memperbanyak sentra vaksinasi yang dekat dengan perumahan penduduk. Bahkan, kata dia, Kemenkes juga menggelar mobile vaccination dengan bekerja sama dengan beberapa pihak swasta seperti Grab atau Blue Bird.

"Kita sudah mendekatkan akses vaksinasi melalui mobile vaccination, sudah mengatur transportasi dan mobilisasi lansia juga," ujarnya.

"Di Bali misalnya, sopir Grab itu divaksinasi semua. Nah sopir Grab itu boleh membawa orang lain atau lansia untuk divaksinaso juga, jadi sekalian mempercepat vaksinasi lansia," lanjutnya.

 

Reporter: Rifa Yusya Adilah/Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.