Sukses

KNKT Berhasil Unduh Rekaman CVR Sriwijaya Air SJ 182

CVR black box Sriwijaya Air SJ 182 itu berhasil ditemukan di perairan Kepulauan Seribu pada Kamis 1 April 2021 atau hampir tiga bulan pascakecelakaan.

Liputan6.com, Jakarta - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah berhasil mengunduh data rekaman percakapan pada cockpit voice recorder (CVR) milik Sriwijaya Air SJ-182 yang ditemukan di perairan Kepulauan Seribu pada Kamis 1 April 2021 lalu.

Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono menuturkan bahwa CVR itu berisi rekaman percakapan selama dua jam, termasuk saat penerbangan yang mengalami kecelakaan. Data tersebut sangat penting untuk kebetuhan investigasi.

“KNKT berhasil mengunduh seluruh empat channel dari CVR, akan tetapi empat channel pada CVR mengalami gangguan. Meskipun demikian, berdasarkan rekaman yang ada tersebut telah menambah data penting bagi investigasi yang hasilnya nanti akan disampaikan dalam laporan akhir,” kata Soerjanto dalam keterangannya, Selasa (13/4/2021).

Soerjanto mengatakan, saat ini KNKT masih melakukan proses investigasi guna mengetahui penyebab jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 pada 9 Januari 2021 lalu. Saat itu, pesawat terbang dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng menuju Bandara Internasional Supadio, Pontianak.

“Proses investigasi masih terus dilakukan oleh tim KNKT disertai dengan proses penelitian yang mendetail,” ujar Soerjanto.

Setelah penemuan semua bagian kotak hitam atau black box, termasuk flight data recorder (FDR) yang lebih dulu ditemukan pada 12 Januari 2021, kata Soerjanto, akan menambah titik terang pengusutan penyebab jatunya pesawat Sriwijaya Air.

“Agar kecelakaan dengan penyebab yang sama tidak kembali terulang di kemudian hari,” tegas dia.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Berbagai Upaya Temukan CVR Sriwijaya Air SJ 182

Proses pencarian CVR pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1/2021) lalu memang sempat mengalami kendala. Bahkan proses pencarian sempat berhenti selama kurang lebih satu minggu. Hal ini dilakukan untuk mematangkan operasi pencarian.

"Bahkan tanggal 15 sampai dengan 21 Februari 2021 beberapa penyelam dari Basarnas dan TNI AL, teman-teman dari Kepulauan Seribu, namun setelah satu bulan setengah pencarian dengan menggunakan penyelam dengan segala peralatan yang kita punya, tidak membuahkan hasil,” ujar Soerjanto.

Karena tidak membuahkan hasil, maka KNKT bersama pihak Sriwijaya Air memutuskan untuk menggunakan kapal penghisap lumpur TSHD King Arthur 8 untuk membantu proses pencarian.

“Dengan menggunakan kapal itu (TSHD King Arthur 8), kita sudah tahu area yang kita cari adalah 90×90 meter. Terus karena memang area disitu banyak lumpurnya, dengan kapal TSHD ini kita melakukan pencarian dengan penyedot lumpur, kerjanya seperti vacum cleaner, kita menyedot sampai kedalaman satu meter di area 90×90,” terangnya.

Hingga akhirnya seluruh upaya yang dilakukan membuahkan hasil dan saat ini masih dalam proses investigasi oleh tim KNKT disertai dengan proses penelitian yang mendetail. Karena tanpa adanya CVR, proses investigasi sangat sulit dilakukan.

"Tanpa CVR memang di dalam kasus Sriwijaya 182 ini akan sangat sulit menentukan penyebabnya,” pungkasnya.

Sekedar informasi, pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak dilaporkan hilang kontak pada Sabtu (9/1/2021) sore sekitar pukul 14.40 WIB. Pesawat itu jatuh di kawasan perairan Kepulauan Seribu, antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.

Pasawat yang bertolak dari Bandara Soekarno-Hatta tersebut mengangkut 62 penumpang, terdiri dari 6 awak aktif, 40 orang dewasa, 7 anak-anak, 3 bayi, dan 6 awak sebagai penumpang.

 

Reporter: Bachtiarudin Alam/Merdeka.com 

3 dari 3 halaman

Pesawat Sriwijaya Air Jatuh

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.