Sukses

Melalui Kostratani, Penyuluh Diminta Optimalkan Transformasi Teknologi Digital

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan bahwa Kostratani bertujuan membangun ekosistem pertanian lewat digital.

Liputan6.com, Jakarta Kostratani atau Komando Strategis Pembangunan Pertanian merupakan salah satu program strategis Kementerian Pertanian tahun 2020 -2024. Kostratani adalah optimalisasi tugas, fungsi dan peran Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yang berbasis teknologi informasi di kecamatan sedangkan BPP merupakan institusi pertanian terdepan di lapangan.

Saat ini terdapat 5.733 unit BPP yang mewakili wilayah/kawasan sentra produksi pertanian. Setiap BPP dibagi ke dalam wilayah-wilayah kerja penyuluh pertanian. Penguatan fungsi dan peran BPP berarti memperkokoh pembangunan pertanian, serta penguatan yang meliputi data, informasi, sumber daya manusia, sarana prasarana dan infrastruktur.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan bahwa Kostratani bertujuan membangun ekosistem pertanian lewat digital.

"Kostratani merupakan program pembangunan pertanian yang berbasis teknologi informasi guna meningkatkan produktivitas dan pendapatan serta kesejahteraan petani. Kostratani juga berfungsi sebagai monitoring perkembangan pertanian di seluruh kecamatan di Indonesia," terang Mentan SYL.

Lebih lanjut Mentan SYL mengungkapkan saat ini agenda utama pertanian era 4.0 yaitu transformasi digital sektor pertanian serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi digital bidang pertanian.

"Tantangan petani dalam merespons pertanian 4.0 yaitu peralatan pertanian analog, keterampilan memanfaatkan media, infrastruktur telekomunikasi di pedesaan, keamanan data pertanian, manajemen big data dan integrasi data aplikasi pertanian. Tantangan tersebut akan menjadi peluang dengan menerapkan teknologi digitalisasi di sektor pertanian," ujar SYL.

Hal senada juga disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi pada acara Mentan Sapa Penyuluh Pertanian (MSPP) secara virtual, Jumat (9/4/2021) bahwa dengan hadirnya Kostratani maka menuntut peningkatan sapras penyuluh, seperti perbaikan kantor BPP, kendaraan operasional penyuluh dan perangkat teknologi informasi.

"Selain itu penyuluh harus tahu ilmu bisnis, bagaimana caranya menghasilkan duit, bukan hanya tahu di on farm saja," ujar Dedi.

Sesuai dengan tema MSPP kali ini yaitu Kostratani membangun fondasi pertanian ke Depan, Winny Dian Wibawa selaku narasumber mengatakan bahwa tantangan dalam pembangunan pertanian di antaranya kurangnya data dan informasi di lapangan serta ketidakakuratan data yang dibutuhkan dalam pembangunan pertanian.

"Tantangan lainnya adalah data yang tersebar di berbagai instansi, data dipegang oleh masing-masing instansi dan tidak adanya rekam jejak upaya yang telah dilakukan baik di lapangan maupun pusat serta koordinasi yang memakan waktu," papar Winny.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tidak Gagap Teknologi

Bahkan menurut Winny, penyuluh tidak boleh gagap teknologi karena kunci utama pertanian era 4.0 yaitu teknologi informasi. Sedangkan untuk alokasi pendanaan diharapkan difokuskan pada teknologi.

"Kunci sukses pembangunan pertanian yaitu fokus, terpadu, sinergi, kolaborasi, data base, transparansi, tertelusur, terakses dan semua itu didukung dengan adanya teknologi informasi yang baik," tutupnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.