Sukses

BIN: Target Terorisme Milenial yang Introvert

Wawan Purwanto mengatakan para milenial menjadi target utama terpapar terorisme. Adapun mereka yang menjadi target adalah yang introvert dan tidak kritis.

Liputan6.com, Jakarta Juru Bicara Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan Purwanto mengatakan para milenial menjadi target utama terpapar terorisme. Adapun mereka yang menjadi target adalah yang introvert dan tidak kritis.

"Milenial jadi target utama, biasanya intoleran, introvert, menyendiri, kemudian mereka masuk pada masyarakat yang tidak kritis, menelan mentah begitu saja ajaran apa yang disampaikan," kata Wawan dalam diskusi daring, Sabtu (3/4/2021).

Menurut dia, milenial seperti itu bisa disetir untuk memahami ajaran radikal. Bahkan sampai upaya terorisme seperi merakit bom hingga membenarkan gerakan anti NKRI.

Karena itu, Wawan meminta agar orang tua berperan penting mengawasi anaknya. Karena keluargalah paling terdekat untuk mengatasi terorisme atau lone wolf ini.

"Karena dari orang tualah paling paham. Lone wolf paling bisa ditepis akibat diketahui oleh keluarga terdekat," kata Wawan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Direkrut Sejak SMA

Sementara, mantan narapidana terorisme Haris Amir Falah membenarkan bahwa ada target menyasar generasi milenial. Bahkan dialaminya saat SMA.

"Saya dulu direkrut ketika saya SMA, karena sedang mencari jati diri, ingin menunjukan kehebatan dan kemudian bertemulah apa yang mereka punya. Bertemu dengan dokrin-dokrin bisa menyalurkan apa keinginannya," kata dia.

Sementara itu dia pun enggan membeberkan siapa otak dari perekrutan tersebut. Haris mengatakan saat ini yang memegang kendali adalah orang yang takut mati.

"Yang megang remotnya para pembinanya lah. Ya itulah disayangkannya ya, orang-orang dibikin berani mati tapi dia hanya berani hidup," kata dia.

 

Reporter: Intan Umbari

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.