Sukses

Mensos Risma Akui Sering Terkendala Data Saat Buat Kebijakan

Menurut Risma, dengan adanya data, bisa dilihat perubahan terkait adanya peningkatan kesejahteraan atau tidak.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengaku kerap terkendala data saat membuat kebijakan. Padahal ia memandang, data sangat penting, sebab terkait pemetaan dan rencana suatu kebijakan akan diterapkan, termasuk dalam upaya peningkatan kesejahteraan sosial.

“Kami tertarik ide data numerik dan presisi, seringkali berbagai kebijakan terkendala memperoleh data yang tepat,” ujar Risma dalam keterangan tulis, Selasa (30/3/2021).

Risma menerangkan, misalnya ada seseorang membangun rumah berukuran 6x6 meter dan berselang waktu menjadi 10x6 meter. Maka dengan adanya data bisa dilihat perubahan itu terkait dengan adanya peningkatan kesejahteraan atau tidak.

“Saya bersyukur dengan data tidak hanya numerik, melainkan data spasial yang begitu penting terlebih jika digabungkan antara keduanya, ” terangnya.

Termasuk, mengetahui dengan data spasial dari seorang petani, apakah mempunyai lahan sendiri atau tidak, seberapa luas tanah yang digarap dan apa yang diolah di atas lahan tersebut.

“Dengan adanya data spasial tersebut bisa mengetahui dengan pasti dan detail petani dari mulai luas dan kepemilikan lahannya,” ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pengalaman di Bojonegoro

Ia juga menyontohkan, di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, saat dicoba ditanami pohon-pohon tetapi tidak bisa tumbuh dengan baik sehingga perlu diketahui apa yang terkandung di dalam tanahnya.

“Saat tugas di Bojonegoro dan saat itu banyak orang tak percaya kenapa pohon-pohon tidak tumbuh. Namun, usai saya teliti dan benar saja di dalam tanah mengandung minyak bumi, ”ungkap Risma.

Mantan Wali Kota Surabaya itu mengusulkan terkait ide data spasial maupun numerik tidak terlalu lama, terlebih jangan sampai empat tahun melainkan bisa lebih cepat lagi.

“Empat tahun kelamaan, kalau dipercepat jadi terobosan luar biasa, seperti di negara-negara lain data spasial dan numerik digabung serta bisa diakses bersama-sama. Ke depan, dilengkapi foto pemetaan drone dan satelit hasilnya menjadi masukan untuk memutuskan kebijakan,” harapnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.